Pages - Menu

Selasa, 26 Maret 2013

PERANAN IKAN DALAM POLA GIZI SEIMBANG


Kemajuan teknologi pengolahan pangan, serbuan supermarket, informasi pemasaran beragam produk pangan, urbanisasi, dan kemajuan ekonomi terutama bagi golongan menengah ke atas, serta dampak globalisasai, mendorong perubahan pola makan yang tidak sehat yaitu tidak seimbang : padat energi, tinggi lemak, tinggi gula, tinggi garam dan rendah serat. Pola makan semacam ini berdampak pada maraknya masalah kegemukan, penyakit diabetes, penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya. Tidak saja di negara maju tetapi juga negara berkembang seperti China, Thailand, Brazil dan lain-lain termasuk Indonesia. Anak balita, anak usia sekolah, remaja dan orang dewasa di Indonesia masih banyak yang kurus, tetapi sekaligus mulai banyak yang gemuk. Kekurangan dan kelebihan gizi muncul karena pola makan bergizi tak seimbang. Kekurangan dan kelebihan gizi sama-sama berdampak negatif.
Orang yang kekurangan gizi cenderung mempunyai daya tahan tubuh yang lemah sehingga mudah sakit, kurangnya kecerdasan dan produktivitas rendah. Sedangkan orang yang kelebihan gizi cenderung mengalami kelebihan berat badan dan beresiko terkena berbagai penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain. Salah satu upaya pencegahan yang dianggap efektif adalah melalui program pendidikan gizi tentang Gizi Seimbang.

Pengertian Gizi Seimbang
Gizi Seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung unsur-unsur zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.
Gizi seimbang dapat dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan tiap hari. Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat-zat gizi yang dikandungnya.

Pesan Dasar Gizi Seimbang
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) memuat 13 pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan masyarakat sebagai pedoman untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal. Pesan dasar tersebut antara lain :
(1)   Makanlah aneka ragam makanan;
(2)   Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi;
(3)   Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi;
(4)   Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi;
(5)   Gunakan garam beryodium;
(6)   Makanlah makanan sumber zat besi;
(7)   Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur empat bulan;
(8)   Biasakan makan pagi;
(9)   Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya;
(10)  Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur;
(11)  Hindari minum minuman beralkohol;
(12)  Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan;
(13)  Bacalah label makanan yang dikemas.
Secara keselurhan, konsep gizi seimbang mencakup prinsip-prinsip tidak hanya mengenai makanannya, tetapi juga aspek pola hidup sehat lainnya seperti kebersihan, olahraga dan berat badan ideal untuk berbagai kelompok umur.
Prinsip Gizi Seimbang tidaklah sama dengan 4 sehat 5 sempurna (4S5S), pada “Pedoman Gizi Seimbang”(TGS) penerapan pola makan tidak dapat diberlakukan sama pada setiap orang. Tiap golongan usia, status kesehatan, dan aktivitas fisik, memerlukan TGS yang berbeda-beda, sesuai dengan kondisi masing-masing kelompok tersebut, yang mana hal ini berbeda dengan prinsip 4S5S yang berlaku bagi semua diatas dua tahun.
Terdapat tiga alasan kenapa pedoman 4S5S sejak awal 1990-an secara internasional telah tergantikan oleh pedoman yang lebih rinci yang disebut TGS. Beberapa alasan penting tentang hal tersebut, pertama, karena susunan makanan yang terdiri atas 4 kelompok ini, belum tentu sehat, bergantung pada apakah porsi dan jenis zat gizinya sesuai dengan kebutuhan. Kedua, karena susu bukan “makanan sempurna” seperti anggapan selama ini, sebenarnya susu adalah sumber protein hewani yang juga terdapat pada telur, ikan dan daging. Oleh karena itu didalam TGS, susu ditempatkan dalam satu kelompok dengan sumber protein hewani lain. Ketiga, slogan 4S5S yang dipopulerkan oleh Prof. Poerwo Soedarmo, Bapak Gizi Indonesia, ditahun 1950-an dan dianggap relevan pada zamannya, sejak tahun 1990-an dianggap tak lagi sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan tentang gizi.

Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)
Dalam konsep gizi seimbang, pengelompokan bahan makanan disederhanakan, yaitu didasarkan pada tiga fungsi utama zat-zat gizi, yaitu sebagai: (1) sumber energi/tenaga; (2) sumber zat pembangun; dan (3) sumber zat pengatur. Sumber energi diperlukan tubuh dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan kebutuhan zat pembangun dan zat pengatur, sedang kebutuhan zat pengatur diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari pada kebutuhan zat pembangun (diambil dari Almatsier, 2002).
Sumber energi diperoleh dari beras, jagung, sereal/gandum, ubi kayu, kentang dan yang semisal dengannya. Zat pengatur diperoleh dari sayur dan buah-buahan, sedang zat pembangun diperoleh dari ikan, telur, ayam, daging, susu, kacang-kacangan dan sebagainya. Ketiga golongan bahan makanan dalam konsep dasar gizi seimbang tersebut digambarkan dalam bentuk kerucut/ tumpeng dengan urutanurutan menurut banyaknya bahan makanan tersebut yang dibutuhkan oleh tubuh dan dikenal sebagai
Tumpeng Gizi Seimbang (TGS). TGS terdiri dari beberapa potongan tumpeng yaitu satu potongan besar, dua potosngan segar dan dua potongan kecil dan di puncak terdapat potongan terkecil. Dasar tumpeng menggambarkan sumber energi/ tenaga, yaitu golongan bahan pangan yang paling banyak dimakan, bagian tengah menggambarkan sumber zat pegatur, sedangkan bagian atas menggambarkan sumber zat pembangun yang secara relative paling sedikit dimakan tiap harinya.


Dari gambar TGS tersebut dapat dikatakan bahwa ikan mengambil peranan yang cukup penting, khususnya untuk makanan yang mengandung protein tinggi. Namun porsi tetaplah lebih sedikit dibandingkan makanan berkarbohidrat atau yang berada didasar tumpeng.

Ikan dalam Gizi Seimbang
Dalam TGS, makanan sumber protein hewani dan nabati diletakkan berdekatan pada level yang sama di bawah puncak tumpeng. Konsumsi kedua jenis protein ini juga dianjurkan dengan porsi yang sama yaitu 2-3 porsi. Sebagai salah satu sumber protein hewani, kelompok ikan merupakan sumber protein hewani dengan kandungan lemak yang rendah. Berdasarkan pengelompokan kandungan lemaknya, sumber protein hewani dibagi menjadi 3 kelompok yaitu rendah lemak (dalam 7 gram protein mengandung 2 gram lemak), lemak sedang (dalam 7 gram protein mengandung 5 gram lemak) dan tinggi lemak (dalam 7 gram protein mengandung 13 gram lemak).
Berdasarkan pengelompokan kandungan lemaknya tersebut, kelompok ikan masuk ke dalam kelompok rendah lemak. Ikan segar dengan ukuran 1 potong sedang atau setara 40 gram, hanya mengandung 2 gram lemak. Demikian pula 5 ekor udang ukuran sedang atau setara 35 gram juga hanya mengandung 2 gram lemak.
Kandungan protein ikan jauh lebih tinggi disbanding protein hewani lainnya. Hampir semua asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh manusia terkandung dalam daging ikan. Umumnya daging ikan terdiri dari 15-24% protein. Protein daging ikan memiliki kemampuan cerna dan nilai biologis yang sangat baik. Selain kaya akan protein hewani, ikan juga kaya akan asam lemak omega 3.
Asam lemak ini baik untuk kesehatan jantung dan perkembangan otak anak. Kandungan asam lemak omega 3 yang dominan di dalam ikan adalah asam linoleat, asam eikosapenanoat (EPA) dan asam dokosaheksanoat (DHA). Kandungan lainnya pada ikan adalah nutrisi esensial seperti kalsium, forsor, besi dan retinol.
Nutrisi esensial ini sangat penting bagi tubuh, terutama anak dan remaja di masa pertumbuhan. Vitamin dan mineral juga banyak terdapat di dalam daging ikan. Golongan vitamin yang banyak terkandung di dalam ikan adalah golongan vitamin yang larut di dalam lemak seperti vitamin A dan D. Sedangkan mineral yang dominan adalah fosfor, besi, kalsium, selenium dan iodium. Bagi ibu hamil dan menyusui, adanya mitos bahwa ibu hamil dan menyusui pantang makan ikan, tidak lah benar. Justru ikan merupakan salah satu sumber protein dan mineral penting bagi ibu hamil dan menyusui.
Nilai cerna protein ikan yang sangat tinggi juga menjadikan daging ikan cukup aman dikonsumsi bagi anak balita dan usia lanjut. Ini penting, mengingat kelompok balita dan usia lanjut merupakan usia yang rentan karena balita memiliki sistem pencernaan yang belum sesempurna orang dewasa dan fungsi organ pencernaan usia lanjut sudah mulai menurun. Oleh karenanya sangat disarankan mengkonsumsi ikan untuk mencukupi kebutuhan protein tubuh.

Dari uraian diatas, terlihat jelas peranan ikan dalam pemenuhan gizi seimbang dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut) dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui, aktivitas fisik dan sakit). Dalam implementasi gizi seimbang, program diversifikasi pangan perlu dibarengi dengan pola hidup bersih, aktif dan berolahraga serta menjaga berat badan ideal.

Selasa, 26 Maret 2013

PERANAN IKAN DALAM POLA GIZI SEIMBANG


Kemajuan teknologi pengolahan pangan, serbuan supermarket, informasi pemasaran beragam produk pangan, urbanisasi, dan kemajuan ekonomi terutama bagi golongan menengah ke atas, serta dampak globalisasai, mendorong perubahan pola makan yang tidak sehat yaitu tidak seimbang : padat energi, tinggi lemak, tinggi gula, tinggi garam dan rendah serat. Pola makan semacam ini berdampak pada maraknya masalah kegemukan, penyakit diabetes, penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya. Tidak saja di negara maju tetapi juga negara berkembang seperti China, Thailand, Brazil dan lain-lain termasuk Indonesia. Anak balita, anak usia sekolah, remaja dan orang dewasa di Indonesia masih banyak yang kurus, tetapi sekaligus mulai banyak yang gemuk. Kekurangan dan kelebihan gizi muncul karena pola makan bergizi tak seimbang. Kekurangan dan kelebihan gizi sama-sama berdampak negatif.
Orang yang kekurangan gizi cenderung mempunyai daya tahan tubuh yang lemah sehingga mudah sakit, kurangnya kecerdasan dan produktivitas rendah. Sedangkan orang yang kelebihan gizi cenderung mengalami kelebihan berat badan dan beresiko terkena berbagai penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain. Salah satu upaya pencegahan yang dianggap efektif adalah melalui program pendidikan gizi tentang Gizi Seimbang.

Pengertian Gizi Seimbang
Gizi Seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung unsur-unsur zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.
Gizi seimbang dapat dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan tiap hari. Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat-zat gizi yang dikandungnya.

Pesan Dasar Gizi Seimbang
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) memuat 13 pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan masyarakat sebagai pedoman untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal. Pesan dasar tersebut antara lain :
(1)   Makanlah aneka ragam makanan;
(2)   Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi;
(3)   Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi;
(4)   Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi;
(5)   Gunakan garam beryodium;
(6)   Makanlah makanan sumber zat besi;
(7)   Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur empat bulan;
(8)   Biasakan makan pagi;
(9)   Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya;
(10)  Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur;
(11)  Hindari minum minuman beralkohol;
(12)  Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan;
(13)  Bacalah label makanan yang dikemas.
Secara keselurhan, konsep gizi seimbang mencakup prinsip-prinsip tidak hanya mengenai makanannya, tetapi juga aspek pola hidup sehat lainnya seperti kebersihan, olahraga dan berat badan ideal untuk berbagai kelompok umur.
Prinsip Gizi Seimbang tidaklah sama dengan 4 sehat 5 sempurna (4S5S), pada “Pedoman Gizi Seimbang”(TGS) penerapan pola makan tidak dapat diberlakukan sama pada setiap orang. Tiap golongan usia, status kesehatan, dan aktivitas fisik, memerlukan TGS yang berbeda-beda, sesuai dengan kondisi masing-masing kelompok tersebut, yang mana hal ini berbeda dengan prinsip 4S5S yang berlaku bagi semua diatas dua tahun.
Terdapat tiga alasan kenapa pedoman 4S5S sejak awal 1990-an secara internasional telah tergantikan oleh pedoman yang lebih rinci yang disebut TGS. Beberapa alasan penting tentang hal tersebut, pertama, karena susunan makanan yang terdiri atas 4 kelompok ini, belum tentu sehat, bergantung pada apakah porsi dan jenis zat gizinya sesuai dengan kebutuhan. Kedua, karena susu bukan “makanan sempurna” seperti anggapan selama ini, sebenarnya susu adalah sumber protein hewani yang juga terdapat pada telur, ikan dan daging. Oleh karena itu didalam TGS, susu ditempatkan dalam satu kelompok dengan sumber protein hewani lain. Ketiga, slogan 4S5S yang dipopulerkan oleh Prof. Poerwo Soedarmo, Bapak Gizi Indonesia, ditahun 1950-an dan dianggap relevan pada zamannya, sejak tahun 1990-an dianggap tak lagi sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan tentang gizi.

Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)
Dalam konsep gizi seimbang, pengelompokan bahan makanan disederhanakan, yaitu didasarkan pada tiga fungsi utama zat-zat gizi, yaitu sebagai: (1) sumber energi/tenaga; (2) sumber zat pembangun; dan (3) sumber zat pengatur. Sumber energi diperlukan tubuh dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan kebutuhan zat pembangun dan zat pengatur, sedang kebutuhan zat pengatur diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari pada kebutuhan zat pembangun (diambil dari Almatsier, 2002).
Sumber energi diperoleh dari beras, jagung, sereal/gandum, ubi kayu, kentang dan yang semisal dengannya. Zat pengatur diperoleh dari sayur dan buah-buahan, sedang zat pembangun diperoleh dari ikan, telur, ayam, daging, susu, kacang-kacangan dan sebagainya. Ketiga golongan bahan makanan dalam konsep dasar gizi seimbang tersebut digambarkan dalam bentuk kerucut/ tumpeng dengan urutanurutan menurut banyaknya bahan makanan tersebut yang dibutuhkan oleh tubuh dan dikenal sebagai
Tumpeng Gizi Seimbang (TGS). TGS terdiri dari beberapa potongan tumpeng yaitu satu potongan besar, dua potosngan segar dan dua potongan kecil dan di puncak terdapat potongan terkecil. Dasar tumpeng menggambarkan sumber energi/ tenaga, yaitu golongan bahan pangan yang paling banyak dimakan, bagian tengah menggambarkan sumber zat pegatur, sedangkan bagian atas menggambarkan sumber zat pembangun yang secara relative paling sedikit dimakan tiap harinya.


Dari gambar TGS tersebut dapat dikatakan bahwa ikan mengambil peranan yang cukup penting, khususnya untuk makanan yang mengandung protein tinggi. Namun porsi tetaplah lebih sedikit dibandingkan makanan berkarbohidrat atau yang berada didasar tumpeng.

Ikan dalam Gizi Seimbang
Dalam TGS, makanan sumber protein hewani dan nabati diletakkan berdekatan pada level yang sama di bawah puncak tumpeng. Konsumsi kedua jenis protein ini juga dianjurkan dengan porsi yang sama yaitu 2-3 porsi. Sebagai salah satu sumber protein hewani, kelompok ikan merupakan sumber protein hewani dengan kandungan lemak yang rendah. Berdasarkan pengelompokan kandungan lemaknya, sumber protein hewani dibagi menjadi 3 kelompok yaitu rendah lemak (dalam 7 gram protein mengandung 2 gram lemak), lemak sedang (dalam 7 gram protein mengandung 5 gram lemak) dan tinggi lemak (dalam 7 gram protein mengandung 13 gram lemak).
Berdasarkan pengelompokan kandungan lemaknya tersebut, kelompok ikan masuk ke dalam kelompok rendah lemak. Ikan segar dengan ukuran 1 potong sedang atau setara 40 gram, hanya mengandung 2 gram lemak. Demikian pula 5 ekor udang ukuran sedang atau setara 35 gram juga hanya mengandung 2 gram lemak.
Kandungan protein ikan jauh lebih tinggi disbanding protein hewani lainnya. Hampir semua asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh manusia terkandung dalam daging ikan. Umumnya daging ikan terdiri dari 15-24% protein. Protein daging ikan memiliki kemampuan cerna dan nilai biologis yang sangat baik. Selain kaya akan protein hewani, ikan juga kaya akan asam lemak omega 3.
Asam lemak ini baik untuk kesehatan jantung dan perkembangan otak anak. Kandungan asam lemak omega 3 yang dominan di dalam ikan adalah asam linoleat, asam eikosapenanoat (EPA) dan asam dokosaheksanoat (DHA). Kandungan lainnya pada ikan adalah nutrisi esensial seperti kalsium, forsor, besi dan retinol.
Nutrisi esensial ini sangat penting bagi tubuh, terutama anak dan remaja di masa pertumbuhan. Vitamin dan mineral juga banyak terdapat di dalam daging ikan. Golongan vitamin yang banyak terkandung di dalam ikan adalah golongan vitamin yang larut di dalam lemak seperti vitamin A dan D. Sedangkan mineral yang dominan adalah fosfor, besi, kalsium, selenium dan iodium. Bagi ibu hamil dan menyusui, adanya mitos bahwa ibu hamil dan menyusui pantang makan ikan, tidak lah benar. Justru ikan merupakan salah satu sumber protein dan mineral penting bagi ibu hamil dan menyusui.
Nilai cerna protein ikan yang sangat tinggi juga menjadikan daging ikan cukup aman dikonsumsi bagi anak balita dan usia lanjut. Ini penting, mengingat kelompok balita dan usia lanjut merupakan usia yang rentan karena balita memiliki sistem pencernaan yang belum sesempurna orang dewasa dan fungsi organ pencernaan usia lanjut sudah mulai menurun. Oleh karenanya sangat disarankan mengkonsumsi ikan untuk mencukupi kebutuhan protein tubuh.

Dari uraian diatas, terlihat jelas peranan ikan dalam pemenuhan gizi seimbang dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut) dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui, aktivitas fisik dan sakit). Dalam implementasi gizi seimbang, program diversifikasi pangan perlu dibarengi dengan pola hidup bersih, aktif dan berolahraga serta menjaga berat badan ideal.