Definisi
Gill net sering diterjemahkan dengan
“jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain sebagainya. Istilah “gill net”
didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap “gilled-terjerat”
pada sekitar operculum nya pada mata jaring. Sedangkan “gill net dasar” atau
“bottom gill net” adalah jaring insang, jaring rahang yang cara operasinya
ataupun kedudukan jaring pada fishing ground direntangkan pada dasar laut, yang
demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan
dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal, dengan bahan jaring terbuat
dari multi fibre.
Konstruksi
Alat Tangkap (Bottom Gill Net)
a. Konstruksi Umum
Pada umumnya
yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jaring dengan bentuk empat persegi
panjang, mempunyai mata jaring yang sama
ukurannya
pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan
panjangnya, dengan perkataan lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika
dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring.
Pada lembaran-lembaran jaring, pada
bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan
peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu
bouyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker
ditambah dengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju kebawah, maka
jaring akan terentang.
b. Detail Konstruksi
Pada kedua ujung jaring diikatkan
jangkar, yang dengan demikian letak jaring akan telah tertentu. Karena jaring
ini direntang pada dasar laut, maka dinamakan bottom gill net, yang demikian
berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar
(bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada
float berbendera atau bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung
jaring, tetapi tidaklah dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaring
itu sendiri.
c. Karakteristik
Set bottom
gill net direntang pada dasar laut, sehingga yang menjadi tujuan penangkapan
adalah ikan-ikan damersal.
Bottom
gill net berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung,
pemberat, ris atas dan ris bawah serta dilengkapi dengan jangkar.
Besarnya
mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan ditangkap baik udang maupun
ikan.
Jaring gill net direntangkan pada
float berbendera yang diletakkan pada kedua belah pihak ujung jaring tetapi
tidak dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan itu sendiri.
d. Bahan Dan
Spesifikasinya
Pengenalan
bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah merangsang perkembangan
pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efisiensi penangkapan yang jauh lebih
baik yakni 2-13 kali lebih tinggi pada PA monofillament yang transparant
(jernih) dibanding dengan bahan serat alami (kapas, rami, rami halus).
1. Persyaratan
Persyaratan
efisiensi penangkapan yang baik memerlukan rendahnya daya rangsang alat untuk
organ penglihatan atau organ lateral line sebelum ikan terkait atau terjerat
dalam jaring gill net harus disesuaikan dengan kebiasaan hidup ikan melebihi trawl
dan purse seine.
Bahan dari
gill net harus mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam air, terutama sekali
untuk penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring juga harus
sehalus dan selunak mungkin untuk mengurangi daya penginderaan dengan organ
side line. Serat jaring yang lebih tipis juga kurang terlihat. Sebaliknya bahan
harus cukup kuat untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap dan dalam upayanya
untuk membebaskan diri. Lebih lanjut diperlukan kemuluran dan elastisitas yang
tepat untuk menahan ikan yang terjerat atau terpuntal sewaktu alat dalam air
atau sewaktu penarikan keatas kapal tetapi tidak menyulitkan sewaktu ikan itu
diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk beban kecil tidak
sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada insang tergantung
pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan simpul yang stabil dan
ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air.
2. Macam dan
Ukuran benang
PA continous
filament adalah bahan yang paling lunak dari semua bahan sintetis dalam kondisi
basah, warna putih mengkilat yang alami adalah jauh lebih terlihat dalam air
jernih. Warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan warna-warna yang
nampak digunakan paling umum pada perikanan komersial.
Sebab banyaknya
macam dari gill net sesuai dengan ukuran, ukuran mata jaring, jenis ikan, pola
operasi, kondisi penangkapan, dll tidak mungkin memberi rekomendasi yang
menyeluruh untuk seleksi bahan jaring. Semua nilai R tex adalah nominal dan
berkenaan dengan netting yarn yang belum diselup dan belum diolah.
3. Warna Jaring
Warna jaring
yang dimaksudkan disini adalah terutama dari webbing. Warna float, ropes,
sinkers dan lain-lain diabaikan, mengingat bahwa bagian terbesar dari gill net
adalah webbing. Pada synthetic fibres, net preservation dalam bentuk pencelupan
telah tidak diperlukan, kemudian pula warna dari twine dapat dibuat sekehendak
hati, yang dengan demikian kemungkinan mengusahakan warna jaring untuk
memperbesar fishing ability ataupun catch akan dapat lebih diusahakan. Dengan
perkataan lain, warna jaring yang sesuai untuk tujuan menangkap jenis-jenis
ikan yang menjadi tujuan dapat diusahakan. Warna jaring dalam air akan
dipengaruhi oleh faktor-faktor depth dari perairan, transparancy, sinar
matahari, sinar bulan dan lain-lain faktor, dan pula sesuatu warna akan
mempunyai perbedaan derajat “terlihat” oleh ikan –ikan yang berbeda-beda.
Karena tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ini ialah dengan cara gilled dan
entangled, yang kedua-duanya ini barulah akan terjadi jika ikan tersebut
menubruk atau menerobos jaring, maka hendaklah diusahakan bahwa efek jaring
sebagai penghadang, sekecil mungkin.