Ekosistem
terumbu karang dunia diperkirakan meliputi luas 600.000 km2, dengan
batas sebaran di sekitar perairan dangkal laut tropis, antara 30 °LU dan 30
°LS. Terumbu karang dapat ditemukan di 109 negara di seluruh dunia. Berdasarkan
distribusi geografinya 60% dari terumbu dunia ditemukan di Samudera Hindia dan
Laut Merah, 25% berada di Samudera Pasifik dan sisanya 15% terdapat di Karibia.
Ekosistem terumbu karang merupakan
suatu ekosistem yang dinamis dan kompleks. Berbagai jenis biota laut, hidup di
ekosistem terumbu karang dan saling berinteraksi satu sama lain, baik secara
langsung maupun tidak langsung, membentuk suatu sistem kehidupan. Sistem kehidupan
di terumbu karang dapat bertambah atau berkurang dimensinya akibat interaksi
kompleks antara berbagai kekuatan biologis dan fisik.
Secara
alami, terumbu karang merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk
melakukan pemijahan, peneluran, pembesaran anak, makan dan mencari makan
(feeding & foraging), terutama bagi sejumlah spesies yang memiliki nilai
ekonomis penting. Banyaknya spesies makhluk hidup laut yang dapat ditemukan
diterumbu karang menjadikan ekosistem ini sebagai gudang keanekaragaman hayati
laut. Saat ini, peran terumbu karang sebagai gudang keanekaragaman hayati
menjadikannya sebagai sumber penting bagi berbagai bahan bioaktif yang diperlukan
di bidang medis dan farmasi.
Struktur
masif dan kokoh dari terumbu berfungsi sebagai pelindung gempa dipantai, dan
ekosistem pesisir lain (padang lamun dan hutan mangrove) dari terjangan arus
kuat dan gelombang besar. Ekosistem terumbu karang juga berperan penting dalam
siklus biogeokimia secara global, karena kemampuannya menahan nutrien-nutrien
dalam sistem terumbu dan perannya sebagai kolam untuk menampung segala bahan yang
berasal dari luar sistem terumbu.
Secara
umum, keseluruhan fungsi yang disediakan oleh terumbu karang memiliki manfaat
bagi kehidupan manusia diantaranya sebagai daerah penangkapan ikan (fishing
ground) nelayan tradisional, perlindungan pantai dan pulau kecil, wisata bahari,
Bioteknologi -Perdagangan biota ornamental, dan banyak lagi manfaat lainnya. Namun
diduga pada saat ini sebagian besar dari ekosistem terumbu karang ini telah
mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi disebabkan oleh eksploitasi yang
dilakukan oleh manusia secara berlebihan tanpa memikirkan kelestarian dari
terumbukarang itu sendiri. Dampak
terbesar dan paling merusak yang mungkin terjadi atas ekosistem terumbu karang
adalah pembangunan pesisir yang pesat akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi
dan meningkatnya berbagai kebutuhan manusia (pemukiman, perikanan, industri,
pelabuhan, dan lain-lain). Hal ini akan memicu peningkatan tekanan ekologis
terhadap ekosistem dan sumberdaya hayati yang terkandung di dalamnya.
Perlu
diingat bahwa terumbu karang merupakan ekosistem laut dangkal tropis yang
paling kompleks dan produktif. Terumbu karang juga merupakan ekosistem yang
rentan terhadap perubahan lingkungan, namun tekanan yang dialaminya semakin meningkat
seiring dengan penambahan jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat di wilayah
pesisir. Tingginya tekanan ini diakibatkan oleh banyaknya manfaat dan fungsi
yang disediakan oleh terumbu karang dengan daya dukung yang terbatas, sedangkan
kebutuhan manusia terus bertambah sepanjang waktu.
Oleh karena itu, pengelolaandan
pemanfaatan terumbu karang perlu diatur
karena terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan akan perubahan lingkungan
dan memiliki daya dukung terbatas. Ingat dengan menjaga kelestarian terumbu
karang, berarti kita telah menjaga harta yang akan kita wariskan buat anak cucu
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar