Dalam memproduksikan rumput laut petani sering mengalami
kegagalan-kegagalan. Untuk menanggulangi permasalahan dan kegagalan yang
dihadapi petani, perlu
diperhatikan beberapa factor diantaranya: lokasi budidaya,
teknik budidaya, manajemen, bibit, musim dan letak. Karena faktor-faktor ini
akan sangat berpengaruh terhadap produksi rumput laut yang dibudidayakan.
Dalam perkembangan teknik budidaya rumput laut Cottonii
dimasing-masing daerah-daerah masyarakat disesuaikan dengan kebiasaan dan
kondisi lokasi tersebut. Secara umum teknik budidaya rumput laut Cottonii
terdiri dari tiga sistim yaitu sistim dasar. Sistim lepas dasar dan sistim
apung. Dan dalam perkembangannya ketiga sistim ini berkembang menjadi beberapa
metode.
1. Sistem Dasar
Sistem ini terdiri dari dua metode yaitu metode tebar dan
metode berkemun. Metode tebar adalah metode yang sangat tradisional. Metode ini
dilakukan dengan cara bibit dipotong sesuai ukuran (100 g) lalu ditebar ke
dasar perairan yang telah ditentukan. Metode ini umumnya dilakukan di daerah
yang perbedaan pasang surutnya kecil. Kelemahan dari sistim ini adalah banyak
bibit yang hilang terbawa arus, pengontrolannya susah dan banyak hama. Metode berkebun yaitu
metode yang sama dengan metode tebar dimana bibit ditebarkan pada dasar
perairan, hanya saja pada metode ini bibit diikat pada batu dan disusun secara
teratur didasar perairan.
2. Sistem Lepas Dasar
Metode ini merupakan perbaikan dari metode sebelumnya.
Dimana pada daerah yang telah ditetapkan (Lokasi Budidaya) dipasang patok-patok
secara teratur berjarak. Pada sisi yang berlawanan juga diberi patok dengan
tali yang telah berisi rumput laut tersebut. Pada jarak 3 meter diberi
pelampung kecil yang berfungsi untuk menggerakan tali tersebut setiap saat agar
tanaman bebas dari Lumpur (adanya sadimentasi).
3. Sistem Apung
a. Metode Rakit
Metode ini sering disebut metode rakit kotak dibentuk
dari empat buah bambu yang dirakit
sehingga berbentuk persegi panjang dengan ukuran 2,5 – 4 x 5 – 7 m. pada rakit
tersebut dipasang tali pengikat rumput laut secara membujur dengan jarak 30 cm
kemudian rumput laut (bibit) diikat pada tali tersebut. Berat bibit yang
digunakan berkisar antara 50 – 100 gram. Setelah rumput laut diikat maka rakit
tersebut ditarik dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan dengan menggunakan
dua buah jangkar pada kedua ujung rakit tersebut dengan kedalaman perairan
berkisar antara 0,5 – 10 m.
b. Metode Long Line
Sesuai dengan namanya, metode ini dibuat dari tali
panjang yang dibentangkan. Umumnya tali yang digunakan adalah tali PE 0,5 – 0,6
cm dengan panjang tali berkisar antara 50 – 100 m. setiap 25 meter diberi
pelampung utama (besar) pelampung ini dapat terbuat dari drum plastic,
styrofoam. Setiap 5 meter diberi pelampung pembantu yang berfungsi untuk
menggerakan tanaman setiap saat. Pelampung ini dapat terbuat dari potongan
Styrofoam atau dari botol aqua. Untuk metode ini penanaman dapat dilakukan
secara horizontal maupun secara vertical. Cara penanaman secara horizontal
maupun secara vertical. Cara penanaman secara horizontal yaitu pada tali
panjang tersebut diikat rumput laut dengan jarak minimal 40 cm, dan antara
jarak tersebut cepat digantung tali PE 0,3 – 0,4 cm yang telah diikat bibit
rumput laut dan digantungkan secara vertical. Jumlah bibit yang diikat dan
digantungkan tersebut sebanyak 3 tingkat (hingga kedalaman 60 cm). Agar tanaman
yang digantung tersebut tetap pada pesisirnya maka pada bagian bawahnya diberi
pemberat. Penanaman secara vertical ini akan lebih baik dilakukan pada perairan
yang lebih jernih (lebih cocok di Indonesia bagian tengah dan timur).
c. Metode Jalur (kombinasi)
Metode ini merupakan kombinasi antara metode rakit dan
metode long line. Kerangka metode ini terbuat dari bambu yang disusun sejajar,
pada kedua ujung setiap bambo dihubungkan dengan tali PE 0,6 cm sehingga
membentuk persegi panjang dengan ukuran 5 x 7 m. perpetak. Satu unit metode ini
terdiri dari 7 – 10 petak dan pada kedua ujung setiap unit diberi jangkar.
Kegiatan penanaman diawali dengan mengikat bibit rumput laut ke tali jalur yang
telah dilengkapi tali PE 0,1 cm. setelah bibit diikat pada tali jalur maka tali
jalur tersebut dipasang pada kerangka yang telah tersedia dengan jarak tanam
yang digunakan minimal 25 cm x 30 cm.
Kegiatan pengontrolan dilakukan setelah tanaman
ditempatkan dilokasi yang telah ditentukan. Kegiatan ini meliputi penyulaman
bibit yang lepas, perbaikan tali yang kendor dan membersihkan sampah yang
menempel.
Sumber Bacaan:
Aji, N. 1991. Budidaya rumput laut. Departemen Pertanian. Direktorak Jenderal
Perikanan Balai Budidaya Laut Lampung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar