Kata maanvis
berasal dari bahasa Belanda yang berarti “Ikan Bulan” karena bentuknya yang
seperti bulan purnama. Didunia internasional, ikan ini dikenal dengan nama
“Angel fish” atau “Ikan Bidadari” karena gerakannya yang lemah gemulai dengan
sirip yang panjang, tipis, dan halus serta dapat bergetar seperti selendang
bidadari. Ikan ini juga sering dijuluki “The Queen of Aquarium” karena
bentuknya yang sangat indah seperti anak panah dan sifatnya yang tenang
sehingga sangat digemari sebagai ikan hias akuarium.
Persiapan Sarana
Pemijahan
Ada beberapa tempat
yang dapat digunakan sebagai tempat pemijahan Ikan Maanvis, diantaranya kolam
atau bak semen, dan akuarium. Jika menggunkan bak semen, ukurannya 100 x 100 x
80 cm. namun bila menggynkan akuarium bisa dipakai ukuran 100 x 75 x 50 cm atau
60 x 40 x 40 cm. Tempat pemijahan sebaiknya diletakkan pada lokasi yang
terhindar dari kebisingan serta diusahakan suasananya agak gelap sesuai dengan
sifat ikan ini yang menyukai suasana sepi dan damai.
Karena Maanvis
mempunyai sifat menempelkan telurnya, maka di dalam tempat pemijahan harus
disediakan benda atau alat sebagai media untuk menempelkan telur. Benda ini
bisa berupa pecahan botol, pipa paralon, atau benda lain yang permukaannya
licin. Bisa pula dari jenis tanaman air yang berdaun panjang dan kuat ( bisa
pula diganti dengan potongan daun pisang yang agak lebar ). Sebelum digunakan,
semua alat ini dicuci ersih terlebih dahulu.
Setelah dibersihkan,
kemudian wadah pemijahan diisi air setinggi 30 cm dengan
suhu air 23 – 26 oC dan pH
6,8 – 7. Air sebagai media
pemijahan maupun pemeliharaan harus selalu bersih dan kualitasnya terjaga.
Pemilihan Induk
Pada pemilihan
induk Ikan Maanvis, perbedaan antara jantan dan betina kurang terlihat jelas.
Oleh karena itu, hal termudah yang dapat dilakukan adalah dengan cara memilih
induk Maanvis yang sudah berpasangan dari sekumpulan induk yang dipelihara yang
kemudian dipisahkan dan ditempatkan pada wadah pemijahan.
Pada umur yang
sama, ukuran ikan jantan lebih besar dengan perutnya yang pipih serta bagian
kepala yang juga besar mempunyai benjolan kecil (kadang tidak tampak jelas)
yang terletak antara ujung mulut dan sirip punggung. Sedangkan Maanvis betian,
sekalipun ukurannya lebih kecil tetapi perutnya agak menonjol dengan bentuk
kepala yang relative kecil dan umumnya menbentuk garis lurus antara mulut dan
sirip punggung.
Ikan Maanvis mulai
dewasa dan siap kawin bila umurnya telah mencapai 7 – 12 bulan dengan ukuran
tubuh anatar 6 – 8 cm. ikan yang mijah biasanya selalu bersama-sama kemanapun
pergi (berkejar-kejaran).
Proses Pemijahan
Untuk menciptakan
suasana tentram pada saat pemijahan, sebaiknya pada dinding akuarium ditempel
kertas berwarna gelap. Jika menggunakan bak semen, maka pada permukaan air bak
tersebut bisa diberi tanaman air yang mengapung seperti eceng gondok (Echornia
crassipes). Hal ini dilakukan sesuai dengan sifat Ikan Maanvis
yang gemar hidup ditempat gelap. Baru setelah itu induk yang telah berpasangan
dapat dilepaskan ke dalam wadah pemijahan.
Proses pemijahan
biasanya terjadi pada malam hari ketika suasana tenang dan sepi. Induk betina
segera akan meletakkan telur pada media yang telah disediakan sehingga keesokan
harinya tampak telur yang menempel pada media tersebut.
Penetasan Telur
Setelah menetas,
biasanya induk Ikan Mannvis akan menjaga dan merawat telurnya dengan cermat
secara bergantian. Kelompok telur yang melekat pada daun atau benda lain
dibersihkan dengan mulut sambil mengkipas-kipaskan siripnya agar telur-telur
tersebut memperoleh aliran air yang segar. Pada kondisi ini sebaiknya induk
jangan dikagetkan, karena jika itu terjadi bisa jadi induk Maanvis akan memakan
telurnya karena sayangnya induk kepada keturunannya.
Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas, alangkah lebih baiknya telur-telur tersebut
diangkat dan ditetaskan pada tempat tersendiri. Telur akan menetas dalam waktu
2 – 3 hari pada suhu 25 – 28 oC. Larvanya akan menggantung pada
permukaan daun dengan perantaraan seutas benang halus yang dihasilkannya. Dua
atau tuga hari kemudian anak Maanvis terlihat sudah mulai berenang sendiri.
Pendederan
Persediaan kuning
telur pada umur 3 – 4 hari sudah habis dan anakan Maanvis sudah aktif berenang.
Keadaan seperti ini merupakan saat-saat yang rawan dalam usaha budidaya
Maanvis. Oleh karena itu harus segera mendapat perlakuan sebaik-baiknya yang
biasanya dipindah ke wadah pendederan seperti bak semen yang berukuran 2 x 2 m
dengan kepadatan 300 ekor.
Semenjak hari
pertama hingga hari ke tujuh, benih diberi pakan berupa infusorea atau
rotifera. Awal minggu kedua diberi naupli artemia atau kutu air halus hasil
saringan, kemudian cacing sutera atau pakan buatan berbentuk tepung halus.
Pemberian pakan ini dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terdapat sisa
pakan di dasar wadah yang dapat menyebabkan perubahan kualitas air pada wadah
budidaya. Pemeliharaan tahap pertama ini biasanya diakhiri
dengan kegiatan seleksi.
Pembesaran
Pembesaran Maanvis
dapat dilakukan di kolam atau bak semen ukuran 2 x 2 m dengan kepadatan
tergantung pada ukuran ikan. Biasanya kepadatan setelah pendederan dikurangi
menjadi 100 – 150 ekor. Benih untuk pembesaran ini biasanya sudah berumur 3 – 4
minggu. Tandanya ialah sirip-siripnya sudah lengkap. Pakan yang diberikan
berupa kutu air besar, cacing sutera, ataupun cacing darah.
Biasanya pada usia
2 bulan dan dewasa, ikan ini sudah tahan terhadap perubahan kualitas air.
Namun demikian, pergantian air sebaiknya dilakukan secara rutin. Ini disebabkan
sirip dadanya yang panjang seperti dasi sangat mudah rusak bila terserang
penyakit. Jika sudah rusak maka nilai jualnya pun hilang (menurun). Pada ukuran
3,5 cm atau berumur sekitar 3 bulan, Maanvis sudah dapat dijual.
Referensi :
Daelami Deden A.S. Usaha
Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta : Penebar Swadaya, 2001.
Sukadi Fatuchri. Ikan Hias Air Tawar dan
Prospeknya. Dirjen Perikanan Budidaya, 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar