a.
Ketinggian dan kemiringan tempat
lokasi pembenihan ikan
Ketinggian tempat sedapat
mungkin tidak lebih dari 700 m di atas permukaan
laut. Untuk kemiringan tanah yang ideal berkisar antara 3%-5% (Sutisna, 1995).
b.
Tanah
Tanah yang baik untuk unit
usaha pembenihan adalah tanah dengan struktur yang kuat, dapat menahan air (tidak
porous), subur, dan tidak berbatu-batu.
c. Sifat
fisika dan kimia dasar
Sifat fisika air yang harus diperhatikan adalah:
1) Suhu air optimum
berkisar antara 25o-30o derajat Celcius.
2)
Kekeruhan 25-100 JTU.
3)
Muatan suspensi 250-100.
4) Kecerahan lebih besar dari 10%, penetrasi
matahari sampai dasar perairan.
Sifat kimia air yang harus diperhatikan adalah:
1) pH
air berkisar antara 4-9, optimum
6,7-8,6.
2)
Kandungan O2 minimum 2 ppm, optimum 5-6 ppm.
3)
Kandungan CO2 terlarut maksimum 25 ppm.
4)
Kandungan N dan NH3 kurang dari 1,5 ppm.
5)
Phosphat lebih kecil dari 0,01 ppm.
6)
Tembaga ( Cu ) lebih kecil dari 0,02 ppm.
7)
Cadmium ( Cd ) lebih kecil dari 0,02 ppm.
8)
Plumbum ( Pb ) lebih kecil dari 0,02 ppm.
d. Sumber
air
Untuk
kebutuhan pembenihan ikan, diutamakan air berasal dari sumber air, misalnya:
mata air, sumur artesis, dan sumur bor. Untuk pengairan yang berasal dari sungai
atau saluran irigasi
perlu dilengkapi dengan
bak pengendapan dan filter sebelum dialirkan ke
kolam-kolam pembenihan dan pendederan. Debit air berkisar antara 10-15 liter/detik dan terjamin
sepanjang tahun. Pada waktu musim hujan
areal di lokasi unit usaha pembenihan harus terhindar dari banjir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar