1.
Tinggi Protein
Cumi-cumi
memiliki kandungan gizi yang luar biasa karena kandungan proteinnya cukup
tinggi, yaitu 17,9 g/100 g cumi segar. Daging cumi-cumi memiliki kelebihan
dibanding dengan hasil laut lain, yaitu tidak ada tulang belakang, mudah
dicerna, memiliki rasa dan aroma yang khas, serta mengandung semua jenis asam
amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Asam amino esensial yang dominan
adalah leusin, lisin, dan fenilalanin. Sementara kadar asam amino nonesensial
yang dominan adalah asam glutamat dan asam aspartat.
Kedua
asam amino tersebut berkontribusi besar terhadap timbulnya rasa sedap dan
gurih. Itu sebabnya, secara alami cumi telah memiliki cita-rasa gurih, sehingga
dalam pengolahannya tak perlu ditambahkan penyedap (seperti monosodium glutamat
= MSG).
Cumi-cumi
juga mengandung beberapa jenis mineral mikro dan makro dalam jumlah yang sangat
tinggi. Kadar mineral yang terkandung pada cumi-cumi sangat bervariasi walaupun
dalam satu spesies yang sama. Variasi ini tergantung pada keadaan lingkungan
tempat hidup, ukuran, dan umur.
Mineral
penting pada cumi-cumi adalah natrium, kalium, fosfor, kalsium, magnesium, dan
selenium. Fosfor dan kalsium berguna untuk pertumbuhan kerangka tulang,
sehingga penting untuk pertumbuhan anak-anak dan mencegah osteoporosis di masa
tua. Selain kaya akan protein, cumi-cumi juga merupakan sumber vitamin yang
baik, seperti vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B12, niasin, asam folat,
serta vitamin larut lemak (A, D, E, K).
Cumi–cumi
juga mengandung TMAO (Trimetil Amin Oksida) yang cukup tinggi. TMAO yang tinggi
ini memberikan rasa yang khas terhadap daging cumi-cumi. Daging cumi-cumi juga
banyak mengandung monoamino nitrogen yang menyebabkan cumi-cumi mempunyai rasa manis.
Kandungan sulfur yang cukup tinggi pada cumi–cumi juga menyebabkan cumi-cumi
berbau amis ketika mengalami perlakuan pemasakan seperti direbus.
2.
Waspada Kolesterol
Kadar
lemak pada daging cumi relatif rendah, yaitu 7,5 g/100 g bahan, masing-masing
terdiri 1,9 g asam lemak jenuh; 2,7 g asam lemak tidak jenuh tunggal; serta 2,1
g asam lemak tidak jenuh ganda. Termasuk ke dalam asam lemak tidak jenuh ganda
adalah omega 3 yang dapat menurunkan kandungan kolesterol dalam darah.
Walaupun
demikian, konsumsi cumi-cumi berlebih harus dihindari karena kadar
kolesterolnya lumayan tinggi, yaitu mencapai 260 mg/100 g bahan. Di dalam
kelompok ikan laut, kadar kolesterol pada cumi, udang, lobster, dan kepiting,
memang tergolong tinggi. Namun, kadar kolesterol pada produk perikanan tersebut
masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan kuning telur, hati, jeroan,
serta otak ternak.
Menurut
panduan yang dikeluarkan oleh National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI),
kadar kolesterol total yang baik bagi tubuh manusia berada di bawah 200 mg/dl,
HDL lebih dari 35 mg/dl, LDL kurang dari 130 mg/dl, dan trigliserida kurang
dari 250 mg/dl. Kadar kolesterol di atas 200 mg/dl dapat menimbulkan ancaman
berbagai penyakit, seperti aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah), stroke,
dan penyakit jantung koroner.
Meskipun
dianggap berbahaya, kolesterol tetap dibutuhkan oleh tubuh. Manusia rata-rata
membutuhkan 1.100 miligram kolesterol per hari untuk memelihara dinding sel dan
fungsi fisiologis lain. Dari jumlah tersebut 25-40 persen (200-300 mg) secara
normal berasal dari makanan dan selebihnya disintesis oleh tubuh.
Karena
itu, konsumsi kolesterol dalam batas wajar, yaitu tidak lebih dari 300 mg per
hari sangat perlu dilakukan. Jadi, Anda tidak perlu khawatir dengan kadar
kolesterol pada cumi. Sebab jika Anda menghindari cumi-cumi, berarti akan
kehilangan zat gizi lain yang khasiatnya sangat besar bagi kesehatan tubuh.
3.
Aktifkan Sel Darah Putih
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Hiroki University Jepang, tinta cumi-cumi dan
sotong mempunyai banyak kegunaan, yaitu dapat mengaktifkan sel darah putih
untuk memerangi tumor. Hal tersebut telah diujicobakan pada 15 ekor tikus yang
mengidap penyakit tumor ganas. Tikus itu diberikan suntikan tiga dosis cairan
tinta sotong, dan hasilnya, hanya tiga tikus yang mati, sisanya tetap hidup.
Sementara
itu, sebagai kontrol, 15 tikus lainnya yang juga mengidap penyakit tumor ganas,
tidak diberikan suntikan serupa, dan semuanya mati dalam jangka waktu tiga
minggu. Belum ada kepastian secara medis tinta cumi-cumi dan sotong dapat
mengobati kanker atau tumor, tetapi tinta cumi-cumi diduga mengandung banyak
vitamin, yaitu vitamin A.
Selama
ini tinta cumi-cumi belum banyak dikenal, terutama dalam industri jasa boga.
Tinta cumi-cumi sering tidak dibuang dan dibiarkan di dalam daging cumi. Namun,
beberapa negara, seperti Italia, telah menggunakan tinta cumi sebagai salah
satu bumbu masakan pasta. Di Jepang, kantong tinta cumi-cumi (sepio melanin)
yang berwarna hitam dipakai sebagai pengawet dan meningkatkan flavor pada cumi
asin.
Bila
Anda menyukainya, tinta tersebut tidak perlu dibuang dari cumi, tetapi dapat
dimakan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang zat tinta yang pekat itu.
Beberapa orang justru menganggap zat tinta tersebut penting untuk peningkat
cita rasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar