Pada umumnya kepiting dijual dalam
bentuk daging yang dikemas dalam kaleng atau dijual dalam keadaan hidup. Kepiting
hidup memiliki harga yang tinggi dan dapat menjangkau pasar yang jauh. Beberapa
prinsip penanganan kepiting hasil panen perlu memperhatikan faktor-faktor
waktu, suhu, higienis (kebersihan) sejak kepiting itu dipanen hingga diserahkan
kepada pembeli atau diolah. Panen perlu dilakukan secara cepat dan hati-hati
untuk menghindari stres yang berlebihan.
Faktor suhu dapat mempengaruhi laju
kecepatan metabolisme (pencernaan), kesehatan, kesegaran dan laju dehidrasi
(kehilangan cairan tubuh). Kehilangan berat sekitar 3 - 4% akibat dehidrasi
pada proses penyimpanan kepiting tanpa air dapat menyebabkan kematian. Selain
itu, Penyimpanan kepiting tanpa air pada suhu dingin (< 140 C) atau suhu
panas (> 320 C) dapat menyebabkan kematian kepiting karena lingkungan hidup
kepiting berkisar antara 120 C sampai dengan 320 C.
Penangkapan
Kepiting dialam relative sulit bagi pemula sedangkan bagi para nelayan,
melakukan penangkapan cukup mudah dengan menggunakan alat-alat yang sederhana.
Beberapa hambatan dalam usaha menagkap kepiting dengan tujuan mempertahankannya
tetap hidup adalah antara lain karena mudah lari, menyerang satu sama lainya
yang mengakibatkan cacat fisik, maupun menyerang orang yang menangani sehingga
mengakibatkan kegiatan penanganananya menjadi lambat dan terkadang membanting
hasil tangkapan. Oleh karena itu, panen dan penanganan kepiting perlu dilakukan
oleh tenaga-tenaga terampil untuk menangkap dan segera diikat supaya tidak
lepas dan saling menyerang, serta memudahkan seleksi dan penanganan
selanjutnya. Menurut rangka (2007) Pengikatan dapat dilakukan dengan dua cara
yakni :
1) Pengikatan seluruh kaki
dan capit sehingga kepiting tidak mampu bergerak,
2) Pengikatan pada capit saja sehingga
kepiting masih mampu berjalan tetapi tidak dapat menyerang.
Kepiting yang telah diikat, disortir (dipisahkan
berdasarkan berat dan ukuran), disusun rapi (tidak terbalik) di dalam keranjang
atau semacamnya bersusun 3 - 5 lapis dengan kondisi keranjang cukup memiliki
ventilasi/lubang untuk sirkulasi udara. Dalam keadaan ini dapat disimpan dalam
ruangan lembab bersuhu rendah.
Setelah Kepiting di ikat
dan dikemas maka siap untuk di pasarkan. Biaya transport cukup tinggi sehingga
perlu perencanaan yang baik agar kepiting yang dikirim tetap dalam keadaan
hidup sampai pada konsumen. Bila karena sesuatu hal kepiting yang telah diikat
tadak dapat segera dikirim kepada konsumen/pembeli, maka setiap 12 jam dapat
dicelup dalam air asin selama beberapa menit untuk menghindari dehidrasi. Bila
ada yang lemah sekali atau mati harus segera dipisahkan untuk menghindari kematian
kepiting lainya. Kepiting yang lemah, kurang sehat ditandai dengan gerakan
tangkai mata dan kaki renang yang lamban, serta keluar busa dari mulutnya.
Sumber
:
Kordi, MG. 1997. Budidaya Kepiting dan Ikan Bandeng di tambak
system polikultur. Dahara Prize. Semarang.
Rangka, N.A,
2007. Status Usaha Kepiting Bakau
Ditinjau dari Aspek Peluang dan Prospeknya. Balai Riset Kelautan dan
Perikanan. Jakarta.
Syafiq,
A. 2010. Kepiting, Sumber Zat Gizi
Penting. Universitas Indonesia. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar