Peningkatan produksi
perikanan adalah impian dari setiap pembudidaya. Hal ini juga didukung oleh
pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mencanangkan program
bahwa pada tahun 2015, Indonesia mampu meningkatkan produksi perikanan sebesar
353 %. Program ini dapat diartikan sebagai tekad dari Kementerian Kelautan dan
Perikanan bahwa Indonesia semaksimal mungkin mampu meningkatkan produksinya di
bidang perikanan.
Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana caranya agar
produksi ikan di Indonesia bisa meningkat?” Kementerian Kelautan dan Perikanan
sudah melakukan beberapa hal yang dapat dilakukan agar produksi perikanan dapat
meningkat. Salah satunya yaitu melalui Pengendalian Penyakit Ikan dengan Cara
Vaksinasi. Hal ini diharapkan mampu mengurangi tingkat mortalitas atau kematian
pada ikan-ikan konsumsi yang dibudidayakan oleh para pembudidaya ikan. Ini
merupakan suatu langkah atau upaya yang dilakukan pemerintah agar indonesia
mampu meningkatkan produksi perikanan sebesar 353 % pada tahun 2015.
Vaksin merupakan suatu produk biologi yang terbuat dari
mikroorganisme yang dilemahkan, dimatikan atau direkayasa genetika sehingga
berguna untuk merangsang kekebalan tubuh secara aktif. Dapat diartikan bahwa
fungsi dari vaksinasi itu sendiri yaitu untuk meningkatkan kekebalan atau
sistem imun pada ikan, sehingga apabila suatu saat ikan itu terkena penyakit
atau mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan infeksi pada ikan, ikan
tersebut mampu melawan infeksi tersebut.Vaksinasi ini dilakukan bertujuan untuk
mencegah timbulnya penyakit yang dapat menyerang ikan. Seperti yang kita
ketahui, pencegahan sejak dini merupakan cara yang paling ideal untuk pengendalian
penyakit pada ikan.
Penggunaan vaksinasi
telah terbukti memiliki kontribusi postif pada dunia perikanan. Hal ini
dapat dilihat dari keberhasilan industri salmon dan trout di Eropa yang terus
meningkat. Keberhasilan penggunaan vaksinasi ini diyakini akan memiliki dampak
pada produksi khususnya perikanan budidaya. Dampak yang dapat terjadi pada
keberhasilan vaksinasi ini diantaranya: 1) menurunnya penggunaan zat-zat
antibiotik pada ikan, 2) tingkat Mortalitas atau kematian pada ikan yang
disebabkan oleh infeksi mikroorganisme patogen akan menurun. Kesemua hal diatas
pada akhirnya akan menyebabkan meningkatnya produksi perikanan budidaya.
Jenis-jenis
Vaksin
Secara umum
vaksin dapat digolongkan kedalam 5 jenis yaitu :
1.
Vaksin
In-aktif : vaksin yang mengandung mikroorganisme patogen yang dimatikan. Cara
kerja vaksin ini yaitu dengan menstimulasi sistem kekebalan tubuh spesifik
(respon kekebalan humoral).
2.
Vaksin
Hidup/dilemahkan : vaksin yang mengandung mikroorganisme patogen yang telah
dilemahkan. Vaksisn ini menstimulasi sebagian (sel perantara) atau seluruh
sistem kekebalan tubuh spesifik (respon kekebalan humoral).
3.
Vaksin
toxoid : vaksin yang mengandung unsur toksik (ekstar cellular product) dari
mikroorganisme patogen yang telah diinaktivkan, sehinggatidak akan mampu lagi
menimbulkan penyakit pada ikan.
4.
Vaksin
sub-unit : vaksin yang mengandung sebagian kecil epitop atau locus dari sel
utuh mikroorganisme patogen yang digandakan atau diproduksi secara massal
melalui perantara mikroorganisme lain yang dilemahkan sehingga tidak mampu
menimbulkanpenyakit.
5.
Vaksin
DNA : vaksin yang mengandung sebagian materi genetik dari mikroorganisme
patogen. Vaksin ini dapat menstimulasi kekebalan tubuh spesifik secara terus
menerus.
Vaksin yang
Terdaftar di Indonesia
No |
Nama Vaksin
|
Manfaat
|
No. Registrasi
|
1.
|
Aquavac Garvetil
|
Pencegah bakteri Streptococcus iniae
|
DKP RI. No. I 0703071 VKC
|
2.
|
Aquavac Garvetil Oral
|
Pencegah bakteri Streptococcus iniae
|
DKP RI. No. I 0703070 VKC
|
3.
|
Norvax Strep Si
|
Pencegah bakteri Streptococcus iniae
|
DKP RI. No. I 060641 VKC
|
4.
|
Himmvac Agilban S – Plus
|
Pencegah bakteri Streptococcus iniae
|
KKP RI. No. I 1105165 VKC
|
5.
|
Aquavac Strep Sa
|
Pencegah
bakteri Streptococcus agalactiae
|
KKP RI. No. I 1105166
VKC
|
6.
|
KV3
|
Pencegah bakteri Koi Herpes Virus
|
KKP RI. No. I 1101152 VKC
|
7.
|
Caprivac Aero – L
|
Pencegah bakteri Aeromonas hydropilla
|
KKP RI. No. D 1206201 BKC
|
8.
|
Caprivac Vibrio – L
|
Pencegah bakteri Vibrio sp.
|
KKP RI. No. D 1206202 BKC
|
9.
|
HydroVac
|
Pencegah bakteri Aeromonas hydropilla
|
KKP RI. No. D 1206203 BKC
|
10.
|
Caprivac Vibrio
|
Pencegah bakteri Vibrio sp
|
KKP RI. No. D 1207206 BKC
|
11.
|
Aquavac ® Irido-V
|
Pencegah Iridovirus
|
KKP RI. No. D
1211221 BKC
|
12
|
Caprivac ICTA
|
Pencegah bakteri Edwardsiela
ictaluri
|
KKP RI. No. D
1212222 BKC
|
Sumber : Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2013
Aplikasi vaksin pada ikan
Melalui perendaman
Perendaman
dapat dilakukan di dalam fiberglass, akuarium atau ember. Kepadatan ikan di
dalam bak sekitar 100-200 gr/liter air. Dosis faksin disesuaikan dengan jenis
vaksin. Biasanya tertera didalam kemasan vaksin. Contoh : untuk vaksin KV3
dosisnya yaitu 100 ml vaksin : 1000 liter air (1ml vaksin : 10 liter air).
Selama proses perendaman sebaiknya diberikan aerasi dan dilakukan pemantauan.
Apabila ada ikan yang terlihat aneh, segera pindahkan ke air segar.
Melalui penyuntikan
Cara pemberian
vaksin melalui suntikan lebih tepat untuk ikan-ikan yang berukuran relatif
besar, jumlahnya tidak terlalu banyak, misalnya induk ikan. Keuntungan
pemberian vaksin melalui penyuntikan adalah 100% vaksin dapat masuk ke dalam
tubuh ikan. Cara penyuntikan yang biasa dilakukan, yaitu dimasukkan ke rongga
perut (intra peritoneal) dan dimasukkan ke otot/daging (intra muscular) dengan
sudut kemiringan jarum suntik (needle) kira-kira 30o.
Melalui oral (dicampur dengan pakan)
Teknik ini
lebih sesuai untuk ikan-ikan yang sudah dipelihara dalam kolam pemeliharaan
ataupun sebagai upaya vaksinasi ulang (booster). Dosis vaksin yang digunakan
untuk teknik ini sesuai dengan dosis yang direkomendasikan (sebagai contoh
untuk vaksin HydroVac adalah 3-5 ml/kg bobot tubuh ikan) dan pemberian vaksin
melalui pakan sebaiknya dilakukan selama 5 – 7 hari berturut-turut.