Sejumlah teknologi kelautan dan perikanan
telah diaplikasikan untuk mendukung kegiatan nelayan, pembudidaya perikanan,
dan masyarakat pesisir lainnya. Kawasan pesisir merupakan potensi bagi
perkembangan sector kelautan dan perikanan. Hal tersebut perlu didukung dengan
program nyata dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan baik nelayan, pembudidaya,
pelaku pengolahan, serta stakeholders (pemangku kepentingan) lainnya.
Pusat Pengkajian dan Perekayasaan
Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) merupakan salahsatu satuan kerja di
bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BalitbangKP)
yang bergerak di bidang pengkajian dan perekayasaan teknologi kelautan dan
perikanan. Lembaga ini menghasilkan teknologi kelautan dan perikanan yang telah
diaplikasikan di beberapa daerah pesisir di Indonesia.
Zero Water Discharge
Salahsatu teknologi yang telah
diaplikasikan yaitu Zero Water Discharge (ZWD). Ini merupakan teknologi
pengolahan air yang dimanfaatkan untuk budidaya. Konsep teknologi ZWD mempunyai
keunggulan diantaranya dapat meminimalisasi penggunaan air tawar, optimalisasilahan
sempit, menjaga kondisi sistem yang stabil, produktivitas yang tinggi, dan
mitigasi kerusakan lingkungan hidup.
Teknologi ini sangat cocok untuk daerah
yang mempunyai ketersediaan air tawar yang terbatas. Konsep ZWD dapat
meningkatkan produktivitas panen setiap periode. Dalam penerapannya, teknologi
ini sudah diaplikasikan untuk budidaya udang galah di Pamarican, Ciamis dan
telah dirasakan manfaatnya.
Menurut pembudidaya, hasil panen mempunyai
kualitas yang baik dan warna udang yang dihasilkan cerah. Hal ini dapat
mempengaruhi nilai jual udang galah menjadi lebih menguntungkan. Produktivitas
panen juga meningkat,per periode panen yaitu 25 % pada panen pertama dan panen
selanjutnya meningkat menjadi 37% dan 50%.
Penerapan teknologi ini diaplikasikan pada
6 kolam pendederan udang galah ukuran 3 x 5 meter dan 2 buah kolam ukuran 5 x 6
meter. Padat tebar tiap kolam adalah 150 ekor/m2 dengan lama pendederan sekitar
6 - 8 minggu per periode panen. Komponen teknologi ZWD meliputi penyediaan
bakteri nitrifikasi, penyediaan mikro alga chlorella, pembuatan shelter
loster bata dan karpet, persyaratan benur(tepat ukuran dan jumlah tebar),
persyaratan pakan (tepat jumlah, jenis dan waktu pemberian pakan), serta waktu
pemeliharaan, cara, dan selang waktu penambahan air.
Ice Maker
Lalu ada pula teknologi ice maker yang
merupakan teknologi penyedia es Kristal untuk masyarakat pesisir. Saat ini
teknologi ice maker sudah dimanfaatkan oleh pedagang kuliner di Pantai
Pandansimo Baru Kabupaten Bantul.
Sebelum diterapkannya teknologi ice
maker, pedagang kuliner di Pantai Pandansimo Baru jika ingin membeli es harus
membeli ke rumah penduduk yang berjualan es dengan menempuh jarak sekitar 1,5
Km dengan harga Rp 600/kg. Hal ini dirasakan pedagang kuliner sangat tidak efisien
karena harus bolak-balik membeli es yang tentunya memerlukan tenaga dan biaya
operasional tambahan. Dengan diterapkannya teknologi ice maker dirasakan
sangat membantu hasil dilapangan.
Menurut para pedagang kuliner, lokasi ice
maker sangat mudah untuk dijangkau karena berada di lokasi Pantai Pandansimo
Baru dengan jarak sekitar 75 m dari tempat usaha, sehingga tidak mengeluarkan
biaya tambahan untuk menuju ke lokasi pembeli an es. Harga yang ditawarkan juga
lebih murah yaitu Rp 400/kg dengan bentuk es yang dihasilkan dalam kondisi yang
baik. Spesifikasi teknologi ice maker yang diaplikasikan diantaranya
yaitu produksi es kristal dapat dilakukan per 30 menit dengan hasil
produksi sekitar 10 kg. Produksi es kristal membutuhkan alat seperti
pompa,filter I ( pasir dan mangan), filter II ( karbon aktif), tower
(penampung) air, dan mesin ice maker. Komponen diatas merupakan alat pendukung
untuk mensuplai air bersih menuju ke alat ice maker yang merupakan proses akhir
dari teknologi tersebut sehingga menghasilkan es kristal.
Reverse Osmosis
Kemudian ada teknologi reverse osmosis.
Ini merupakan teknologi yang menggunakan prinsip perbedaan tekanan antar
konsentrasi zat yang berbeda. Penerapan teknologi Reverse Osmosis (RO) di
Indramayu Jawa Barat ditujukan sebagai penyedia air siap minum untuk masyarakat
nelayan disekitar pelabuhan Eretan Kulon Indramayu. Teknologi ini menggunakan
membrane semipermeable sebagai medianya. Dalam reverse osmosis, air dipaksa
melawan sifat alamiahnya sehingga mengalir dari larutan pekatmenuju larutan
encer melalui membrane semipermeable. Tekanan osmosis yang lebih besar daripada
tekanan osmosis biasa diberikan dengan bantuan pompa sehingga air murni akan
mengalir melalui membrane berlawanan arah dengan osmosis (sumber:Tim Iptekmas
P3TKP 2011).
Teknologi reverse osmosis
dioperasikanselama 3 - 4 jam dengan kapasitas produksi500 liter/jam. Dengan
menggunakan teknolog ini dapat memproduksi air siap minum 2.000 liter atau
kurang lebih 105 galon (ukuran 19 liter)
Sumber : BALITBANG KP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar