Pada materi sebelumnya telah diuraikan mengenai
kaitannya ekologi dengan ekosistem dimana ekosistem sendiri merupakan salah
satu ilimu yang berada dalam lingkup ilmu ekologi, dengan mempelajari ilmu
ekologi, secara tidak langsung kita akan mengerti tentang apa yang dimaksud
dengan ekosistem. Secara bahasa ekosistem sendiri dapat diartikan dengan suatu
hubungan antara beberapa macam organisme dengan lingkungan sekitar yang
terdapat dalam suatu kawasan. Secara rinci Ekosistem dapat diartikan sebagai suatu
proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.
Jadi kita tahu bahwa ada komponen biotik (hidup)
dan juga komponen abiotik(tidak hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini,
kedua komponen ini tentunya saling mempengaruhi. Interaksi antara makhluk hidup
dan tidak hidup ini akan membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap
komponen yang terlibat memiliki fungsinya masing-masing, dan selama tidak ada fungsi
yang terngganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga. Dalam
ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan
fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik,
sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan
oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis
yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut.
Dalam dunia perikanan ada beberapa macam sistem diantaranya :
1. Ekosistem air
tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi
suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan
cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya
tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Ekosistem air
tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air
tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
2. Ekosistem air
laut
Habitat laut
(oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian
atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.Di daerah
dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah
memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut.
Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin
sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang.
3. Ekosistem
Pantai
Pantai adalah
wilayah yang menjadi batas antara daratan dan lautan. Bentuk-bentuk pantai
berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan proses yang ada di wilayah
tersebut seperti pengikisan, pengangkutan dan pengendapan yang disebabkan karena
adanya gelombang, arus dan angin yang berlangsung secara terus menerus sehingga
membentuk daerah pantai. Bagi kehidupan, terutama di daerah tropis pantai dapat
dimanfaatkan sebagai :
1. Areal tambak garam
2. Daerah pertanian pasang surut
3. Wilayah perkebunan kelapa dan
pisang
4. Objek pariwisata
5. Daerah pengembangan industri
kerajinan rakyat bercorak khas daerah pantai, dan lain-lain.
Ekosistem
pantai dipengaruhi oleh daur harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di
pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat
keras. Daerah pantai paling atas hanya terendam saat pasang naik tertinggi.
Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi
makanan bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah pantai bagian tengah terendam saat pasang
tertinggi dan pasang terrendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera,
anemon laut, remis dan kerang, siput, kepiting, landak laut, bintang laut, dan
ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut.
Daerah ini dihuni oleh beragam Invertebrata, ikan, dan rumput laut.
4. Ekosistem
Muara
Estuari
(muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari
oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.Salinitas air
berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga
dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai
memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara
lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara
lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa
invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin
atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat
mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
5. Ekosistem
terumbu karang
Terumbu karang
merupakan Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut
penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur,
bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska,
crustasea, echinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota
lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan
jenis-jenis nekton. Fungsi dari terumbu karang sendiri adalah untuk berteduh,
mencari makan, dan memijahnya ikan.
Hewan-hewan yang hidup di terumbu karang memakan
organisme mikroskopis dan sisa bahan organik. Berbagai Invertebrata,
mikroorganisme, dan ikan hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti
siput, landak laut, dan ikan menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan
karnivora.