Pages - Menu

Senin, 28 Maret 2016

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN MOLA



Ikan mola (Hypophthalmichthys molitrix) berasal dari cina dan di datangkan ke Indonesia pada tahun 1960 an, didatangkan ke pulau jawa dengan tujuan untuk dibudidayakan. Ikan mola atau dikenal juga dengan nama silver carp termaksud jenis ikan plankton feeder atau pemakan plankton, sehingga ikan jenis ini dapat dipakai sebagai ikan pengendali kesuburan perairan umum terutama dari jenis plankton.
Ikan mola dapat mencapai ukuran maksimal panjang 120 cm dengan bobot 20 kg. ciri-ciri fisik ikan ini adalah bentuk badan pipih, sisik kecil dibawah garis horizontal badan. warna putih keperakan.
Habitat ikan ini di permukaan air, dimana terdapat banyak plankton. Hal ini sesuai dengan kebiasaan makan ikan ini yang memanfaatkan plankton sebagai makanan utamanya. Suhu optimal yang dikehendaki antara 25-300C  dan   pH optimal 7,5 – 8,5.
PEMBENIHAN
a.       Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara pada kolam dengan kedalaman + 1,5 m, kepadatan 0,5 - 1 kg/m2. Pemberian pakan diaplikasikan dengan cara pemupukan untuk menghasilkan plankton. Diberikan pula makanan tambahan berupa pelet 1 – 2 % dari bobot biomas dengan kandungan protein 25 %.
b.      Ciri-Ciri Induk Matang Gonad
Induk matang gonad atau siap dipijahkan, biasanya terjadi pada musim penghujan atau dari bulan September sampai bulan maret. Dengan cirri-ciri sebagai berikut:
Betina: Perut bagian bawah membesar, bila ditekan terasa lembek, lubang kelamin      kemerahan dan agak menyembul keluar.
Jantan: Jika dibandingkan dengan dengan betina sirip bagian atas lebih kasar dan bila bagian perut diurut kearah lubang kelamin akan keluar cairan berwarna putih.
c.       Pemijahan
Pemijahan ikan mola dapat dilakukan dengan cara induced breeding yaitu dengan menyuntikan hormon perangsang pada induk jantan dan betina. Selanjutnya dilakukan pembuahan buatan. Langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Ø  Induk betina disuntik dua kali dengan selang waktu 8 - 9 jam, hormone yang digunakan adalah HCG dengan dosis 1000 IU/kg induk betina. Penyuntikan pertama sebanyak 250 IU/kg induk betina dan penyuntikan kedua sebanyak 750 IU/kg induk ditambah 4 mg/kg hypofisa segar ikan mas. Sedangkan untuk jantan jumlah hormon yang diberikan adalah setengah dari dosis betina dengan penyuntikan sekali pada saat penyuntikan kedua induk betina.
Ø  Kedua induk setelah disuntik dimasukan kedalam bak pemijahan.
Ø  Pembuahan buatan dilakukan setelah ikan terlihan melakukan aktivitas pemijahan biasanya dicirikan dengan saling kejar. Setelah tanda tersebut terlihat, induk jantan dan betina diangkat untuk melakukan pengurutan telur dari induk betina ditampung dalam wadah/baskom, dan pada saat bersamaan induk jantan diurut spermanya ditampung pada wadah lain (gelas) kemudian diencerkan dengan larutan fisiologis (NaCI 0.9%) atau cairan infus sodium klorida. Sperma yang telah diencerkan dimasukan dalam wadah yang berisi telur kemudian dilakukan pengadukan secara perlahan dengan bulu ayam hinga merata. Kemudian tambahkan tambahkan air bersih dan aduk secara merata. Setelah itu telur diinkubisikan didalam air yang disimpan dalam baskom atau wadah lain hingga telur mengembang sempurna. Jumlah telur yang dihasilkan setiap kilogram induk betina antara 100.000 s/d 150.000 butir.
d.      Penetasan Telur
Penetasan dilakukan didalam fiber glass berbentuk bulat yang dilengkapi dengan aliran air dan system aerasi sehinga telur bergerak dan tidak menumpuk di dasar. Telur akan menetas setelah 16 - 24 jam. Setelah menetas larva dipelihara selama 3 hari sampai siap untuk ditebarkan kedalam pendederan.
e.      Pemeliharaan benih
Persiapan kolam untuk pemeliharaan benih di kolam adalah sebagai berikut :
Ø  Perbaikan dan pengeringan kolam
Ø  Pengapuran dengan dosis 50-100 gram/m
Ø  Pemukaan pupuk organic sebanyank 500 gr/m
Ø  Pengisian air setingi + 50 cm

Penebaran benih dilakukan sebagai berikut:
Ø  Penebaran larva kekolam dilakukan setelah kolam disi air dan di diamkan selama 5 hari, penebaran sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari.
Ø  Pemeliharaan larva selama 3-4 mingu dengan pemberian pakan tambahan setelah 10 hari pertama berupa pelet yang dihancurkan dengan pemberian sebanyak 1kg/10.000 benih/hari.
Ukuran panjang ikan pada saat panen biasanya 3-5 cm. 

Senin, 28 Maret 2016

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN MOLA



Ikan mola (Hypophthalmichthys molitrix) berasal dari cina dan di datangkan ke Indonesia pada tahun 1960 an, didatangkan ke pulau jawa dengan tujuan untuk dibudidayakan. Ikan mola atau dikenal juga dengan nama silver carp termaksud jenis ikan plankton feeder atau pemakan plankton, sehingga ikan jenis ini dapat dipakai sebagai ikan pengendali kesuburan perairan umum terutama dari jenis plankton.
Ikan mola dapat mencapai ukuran maksimal panjang 120 cm dengan bobot 20 kg. ciri-ciri fisik ikan ini adalah bentuk badan pipih, sisik kecil dibawah garis horizontal badan. warna putih keperakan.
Habitat ikan ini di permukaan air, dimana terdapat banyak plankton. Hal ini sesuai dengan kebiasaan makan ikan ini yang memanfaatkan plankton sebagai makanan utamanya. Suhu optimal yang dikehendaki antara 25-300C  dan   pH optimal 7,5 – 8,5.
PEMBENIHAN
a.       Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara pada kolam dengan kedalaman + 1,5 m, kepadatan 0,5 - 1 kg/m2. Pemberian pakan diaplikasikan dengan cara pemupukan untuk menghasilkan plankton. Diberikan pula makanan tambahan berupa pelet 1 – 2 % dari bobot biomas dengan kandungan protein 25 %.
b.      Ciri-Ciri Induk Matang Gonad
Induk matang gonad atau siap dipijahkan, biasanya terjadi pada musim penghujan atau dari bulan September sampai bulan maret. Dengan cirri-ciri sebagai berikut:
Betina: Perut bagian bawah membesar, bila ditekan terasa lembek, lubang kelamin      kemerahan dan agak menyembul keluar.
Jantan: Jika dibandingkan dengan dengan betina sirip bagian atas lebih kasar dan bila bagian perut diurut kearah lubang kelamin akan keluar cairan berwarna putih.
c.       Pemijahan
Pemijahan ikan mola dapat dilakukan dengan cara induced breeding yaitu dengan menyuntikan hormon perangsang pada induk jantan dan betina. Selanjutnya dilakukan pembuahan buatan. Langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Ø  Induk betina disuntik dua kali dengan selang waktu 8 - 9 jam, hormone yang digunakan adalah HCG dengan dosis 1000 IU/kg induk betina. Penyuntikan pertama sebanyak 250 IU/kg induk betina dan penyuntikan kedua sebanyak 750 IU/kg induk ditambah 4 mg/kg hypofisa segar ikan mas. Sedangkan untuk jantan jumlah hormon yang diberikan adalah setengah dari dosis betina dengan penyuntikan sekali pada saat penyuntikan kedua induk betina.
Ø  Kedua induk setelah disuntik dimasukan kedalam bak pemijahan.
Ø  Pembuahan buatan dilakukan setelah ikan terlihan melakukan aktivitas pemijahan biasanya dicirikan dengan saling kejar. Setelah tanda tersebut terlihat, induk jantan dan betina diangkat untuk melakukan pengurutan telur dari induk betina ditampung dalam wadah/baskom, dan pada saat bersamaan induk jantan diurut spermanya ditampung pada wadah lain (gelas) kemudian diencerkan dengan larutan fisiologis (NaCI 0.9%) atau cairan infus sodium klorida. Sperma yang telah diencerkan dimasukan dalam wadah yang berisi telur kemudian dilakukan pengadukan secara perlahan dengan bulu ayam hinga merata. Kemudian tambahkan tambahkan air bersih dan aduk secara merata. Setelah itu telur diinkubisikan didalam air yang disimpan dalam baskom atau wadah lain hingga telur mengembang sempurna. Jumlah telur yang dihasilkan setiap kilogram induk betina antara 100.000 s/d 150.000 butir.
d.      Penetasan Telur
Penetasan dilakukan didalam fiber glass berbentuk bulat yang dilengkapi dengan aliran air dan system aerasi sehinga telur bergerak dan tidak menumpuk di dasar. Telur akan menetas setelah 16 - 24 jam. Setelah menetas larva dipelihara selama 3 hari sampai siap untuk ditebarkan kedalam pendederan.
e.      Pemeliharaan benih
Persiapan kolam untuk pemeliharaan benih di kolam adalah sebagai berikut :
Ø  Perbaikan dan pengeringan kolam
Ø  Pengapuran dengan dosis 50-100 gram/m
Ø  Pemukaan pupuk organic sebanyank 500 gr/m
Ø  Pengisian air setingi + 50 cm

Penebaran benih dilakukan sebagai berikut:
Ø  Penebaran larva kekolam dilakukan setelah kolam disi air dan di diamkan selama 5 hari, penebaran sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari.
Ø  Pemeliharaan larva selama 3-4 mingu dengan pemberian pakan tambahan setelah 10 hari pertama berupa pelet yang dihancurkan dengan pemberian sebanyak 1kg/10.000 benih/hari.
Ukuran panjang ikan pada saat panen biasanya 3-5 cm.