Pages - Menu

Kamis, 28 September 2017

MACAM-MACAM EKOSISTEM DALAM DUNIA PERIKANAN

Pada materi sebelumnya telah diuraikan mengenai kaitannya ekologi dengan ekosistem dimana ekosistem sendiri merupakan salah satu ilimu yang berada dalam lingkup ilmu ekologi, dengan mempelajari ilmu ekologi, secara tidak langsung kita akan mengerti tentang apa yang dimaksud dengan ekosistem. Secara bahasa ekosistem sendiri dapat diartikan dengan suatu hubungan antara beberapa macam organisme dengan lingkungan sekitar yang terdapat dalam suatu kawasan.  Secara rinci  Ekosistem dapat diartikan sebagai suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Jadi kita tahu bahwa ada komponen biotik (hidup) dan juga komponen abiotik(tidak hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua komponen ini tentunya saling mempengaruhi. Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsinya masing-masing, dan selama tidak ada fungsi yang terngganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut. Dalam dunia perikanan ada beberapa macam sistem diantaranya :

1.       Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.

2.       Ekosistem air laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang.

3.       Ekosistem Pantai
Pantai adalah wilayah yang menjadi batas antara daratan dan lautan. Bentuk-bentuk pantai berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan proses yang ada di wilayah tersebut seperti pengikisan, pengangkutan dan pengendapan yang disebabkan karena adanya gelombang, arus dan angin yang berlangsung secara terus menerus sehingga membentuk daerah pantai. Bagi kehidupan, terutama di daerah tropis pantai dapat dimanfaatkan sebagai :
1. Areal tambak garam
2. Daerah pertanian pasang surut
3. Wilayah perkebunan kelapa dan pisang
4. Objek pariwisata
5. Daerah pengembangan industri kerajinan rakyat bercorak khas daerah pantai, dan lain-lain.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh daur harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah pantai paling atas hanya terendam saat pasang naik tertinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi makanan bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah pantai bagian tengah terendam saat pasang tertinggi dan pasang terrendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam Invertebrata, ikan, dan rumput laut.

4.       Ekosistem Muara
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

5.       Ekosistem terumbu karang
Terumbu karang merupakan Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska, crustasea, echinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton. Fungsi dari terumbu karang sendiri adalah untuk berteduh, mencari makan, dan memijahnya ikan.
Hewan-hewan yang hidup di terumbu karang memakan organisme mikroskopis dan sisa bahan organik. Berbagai Invertebrata, mikroorganisme, dan ikan hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, dan ikan menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.

PENTINGNYA ILMU EKOLOGI DALAM BUDIDAYA PERAIRAN

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Ekologi berasal dari kata Yunani yaitu oikos : tempat, rumah dan logos : Ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Secara harafiah ekologi merupakan ilmu yang mempelajari organisme dalam tempat hidupnya atau dengan kata lain mempelajari hubungan timbal-balik antara organisme dengan lingkungannya. ekologi berkembang sebagai ilmu yang tidak hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam. Ekologi berkembang menjadi ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem (alam), sehingga dapat menganalisis dan memberi jawaban terhadap berbagai kejadian alam. Jadi bisa disimpulkan bahwa ekologi berkaitan erat dengan adanya suatu ekosistem.  Menurut bidang kajian, ilmu ekologi dibedakan dalam 2 hal yaitu :
1.  Autekologi                                                     
Yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya, biasanya ditekankan pada aspek siklus hidup, adaptasi, sifat parasitis, dan lain – lain. Mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan. Misalnya dalam dunia perikanan : Udang galah atau Induk ikan sidat (Angulla sp) bertelur dan menetaskan telur di laut. Tetapi udang galah dan ikan sidat banyak terdapat di danau atau sungai didataran tinggi. Udang galah dan ikan sidat akan beradaptasi terhadap perairan laut, payau dan tawar. Selain itu, udang galah dan ikan sidat berenang ke hulu sungai sehingga masuk kedalam waduk/rawa dimana selama perjalanan tersebut harus beradaptasi terhadap perairan, predator, makanan, kualitas air. Jadi dengan mempelajari ilmu autekologi kita bisa memanipulasi suatu wadah budidaya dalam hal kegiatan membudidayakan suatu jenis ikan. Khususnya untuk segmen pembenihan.

2. Synekologi
Yaitu Ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Misalnya ekologi jenis, ekologi populasi, ekologi komunitas, ekologi ekosistem. Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau (Mangrove).
Dua bidang kajian utama dalam sinekologi adalah :
• Bidang kajian tentang klasifikasi komunitas tumbuhan.
• Bidang kajian tentang analisis ekosistem.
synekologi akan mempelajari tumbuhan dan mahluk hidup apa saja yang terdapat pada hutan mangrove tersebut. Selanjutnya synekologi juga mempelajari bagaimana hubungan antar mahluk hidup atau kelompok mahluk hidup di hutan mangrove tersebut. Misalnya kita mempelajari dan mencaritahu bagaimana hubungan antara kawasan hutan mangrove dengan spesies udang, ikan bandeng, dan rajungan yang ada dalam lingkungan ekosistem hutan mangrove. Ilmu ini dapat diterapkan dalam hal melestarikan suatu kawasan.

Minggu, 10 September 2017

SYARAT TEKNIS DAN KONTRUKSI KOLAM PENDEDERAN

Kolam pendederan merupakan unit kolam yang menerima benih dari kolam penetasan. Kolam pendederan ini ada yang disebut pendederan I, II, dan III yang pada prinsipnya bentuk dan ukurannya sama, hanya ukuran dan jumlah ikan yang dipelihara di dalam setiap kolam berbeda.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan konstruksi kolam pendederan, antara lain adalah:
  1. Bentuk kolam disesuaikan dengan keadaan tempat, apabila memungkinkan sebaiknya berbentuk empat persegi panjang.
  2. Agar mudah dalam pengelolaan kolam dan pemanenan benih, sebaiknya kolam   pendederan pertama berukuran 100-500 m2, dan kolam pendederan lanjutan 500-2000 m2 per petak.
  3. Penampang melintang pematang berbentuk trapesium dengan kemiringan 1:1 (tanah lempung), lebar atas 75-100 cm dan ketinggian pematang 1,00-1,30 meter.
  4. Tempat pemasukan air berupa pipa yang dilengkapi dengan saringan dan pengatur debit air.
  5. Tempat pengeluaran air berbentuk monik atau bentuk lain yang memungkinkan kecepatan dan volume air yang dikeluarkan dapat diatur terutama pada saat pemanenan.
  6. Dasar kolam dilengkapi dengan kubangan untuk tempat berkumpul ikan ketika dilakukan pemanenan. Kubangan merupakan bagian dari saluran dasar  di  depan  tempat  pengurasan,  yang  bentuknya  melebar  dan berfungsi sebagai petak penangkapan benih. Dasar kolam dibuat miring ke arah saluran dasar dan tempat pengurasan.
  7. Kedalaman  kolam 1-1,5 meter  dan kedalaman air 40-60 cm.
  8. Permukaan kolam harus mendapat sinar matahari sepanjang hari.
  9. Dasar kolam harus berupa tanah gembur, berlumpur subur yang cukup tebal (5-20 cm), dan tidak porous.
  10. Selisih ketinggian tanah dasar kolam antara pintu pemasukan dan pintu pengeluaran berkisar antara 20-30 cm. 

Kamis, 28 September 2017

MACAM-MACAM EKOSISTEM DALAM DUNIA PERIKANAN

Pada materi sebelumnya telah diuraikan mengenai kaitannya ekologi dengan ekosistem dimana ekosistem sendiri merupakan salah satu ilimu yang berada dalam lingkup ilmu ekologi, dengan mempelajari ilmu ekologi, secara tidak langsung kita akan mengerti tentang apa yang dimaksud dengan ekosistem. Secara bahasa ekosistem sendiri dapat diartikan dengan suatu hubungan antara beberapa macam organisme dengan lingkungan sekitar yang terdapat dalam suatu kawasan.  Secara rinci  Ekosistem dapat diartikan sebagai suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Jadi kita tahu bahwa ada komponen biotik (hidup) dan juga komponen abiotik(tidak hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua komponen ini tentunya saling mempengaruhi. Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsinya masing-masing, dan selama tidak ada fungsi yang terngganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut. Dalam dunia perikanan ada beberapa macam sistem diantaranya :

1.       Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.

2.       Ekosistem air laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang.

3.       Ekosistem Pantai
Pantai adalah wilayah yang menjadi batas antara daratan dan lautan. Bentuk-bentuk pantai berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan proses yang ada di wilayah tersebut seperti pengikisan, pengangkutan dan pengendapan yang disebabkan karena adanya gelombang, arus dan angin yang berlangsung secara terus menerus sehingga membentuk daerah pantai. Bagi kehidupan, terutama di daerah tropis pantai dapat dimanfaatkan sebagai :
1. Areal tambak garam
2. Daerah pertanian pasang surut
3. Wilayah perkebunan kelapa dan pisang
4. Objek pariwisata
5. Daerah pengembangan industri kerajinan rakyat bercorak khas daerah pantai, dan lain-lain.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh daur harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah pantai paling atas hanya terendam saat pasang naik tertinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi makanan bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah pantai bagian tengah terendam saat pasang tertinggi dan pasang terrendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam Invertebrata, ikan, dan rumput laut.

4.       Ekosistem Muara
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

5.       Ekosistem terumbu karang
Terumbu karang merupakan Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska, crustasea, echinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton. Fungsi dari terumbu karang sendiri adalah untuk berteduh, mencari makan, dan memijahnya ikan.
Hewan-hewan yang hidup di terumbu karang memakan organisme mikroskopis dan sisa bahan organik. Berbagai Invertebrata, mikroorganisme, dan ikan hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, dan ikan menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.

PENTINGNYA ILMU EKOLOGI DALAM BUDIDAYA PERAIRAN

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Ekologi berasal dari kata Yunani yaitu oikos : tempat, rumah dan logos : Ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Secara harafiah ekologi merupakan ilmu yang mempelajari organisme dalam tempat hidupnya atau dengan kata lain mempelajari hubungan timbal-balik antara organisme dengan lingkungannya. ekologi berkembang sebagai ilmu yang tidak hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam. Ekologi berkembang menjadi ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem (alam), sehingga dapat menganalisis dan memberi jawaban terhadap berbagai kejadian alam. Jadi bisa disimpulkan bahwa ekologi berkaitan erat dengan adanya suatu ekosistem.  Menurut bidang kajian, ilmu ekologi dibedakan dalam 2 hal yaitu :
1.  Autekologi                                                     
Yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya, biasanya ditekankan pada aspek siklus hidup, adaptasi, sifat parasitis, dan lain – lain. Mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan. Misalnya dalam dunia perikanan : Udang galah atau Induk ikan sidat (Angulla sp) bertelur dan menetaskan telur di laut. Tetapi udang galah dan ikan sidat banyak terdapat di danau atau sungai didataran tinggi. Udang galah dan ikan sidat akan beradaptasi terhadap perairan laut, payau dan tawar. Selain itu, udang galah dan ikan sidat berenang ke hulu sungai sehingga masuk kedalam waduk/rawa dimana selama perjalanan tersebut harus beradaptasi terhadap perairan, predator, makanan, kualitas air. Jadi dengan mempelajari ilmu autekologi kita bisa memanipulasi suatu wadah budidaya dalam hal kegiatan membudidayakan suatu jenis ikan. Khususnya untuk segmen pembenihan.

2. Synekologi
Yaitu Ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Misalnya ekologi jenis, ekologi populasi, ekologi komunitas, ekologi ekosistem. Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau (Mangrove).
Dua bidang kajian utama dalam sinekologi adalah :
• Bidang kajian tentang klasifikasi komunitas tumbuhan.
• Bidang kajian tentang analisis ekosistem.
synekologi akan mempelajari tumbuhan dan mahluk hidup apa saja yang terdapat pada hutan mangrove tersebut. Selanjutnya synekologi juga mempelajari bagaimana hubungan antar mahluk hidup atau kelompok mahluk hidup di hutan mangrove tersebut. Misalnya kita mempelajari dan mencaritahu bagaimana hubungan antara kawasan hutan mangrove dengan spesies udang, ikan bandeng, dan rajungan yang ada dalam lingkungan ekosistem hutan mangrove. Ilmu ini dapat diterapkan dalam hal melestarikan suatu kawasan.

Minggu, 10 September 2017

SYARAT TEKNIS DAN KONTRUKSI KOLAM PENDEDERAN

Kolam pendederan merupakan unit kolam yang menerima benih dari kolam penetasan. Kolam pendederan ini ada yang disebut pendederan I, II, dan III yang pada prinsipnya bentuk dan ukurannya sama, hanya ukuran dan jumlah ikan yang dipelihara di dalam setiap kolam berbeda.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan konstruksi kolam pendederan, antara lain adalah:
  1. Bentuk kolam disesuaikan dengan keadaan tempat, apabila memungkinkan sebaiknya berbentuk empat persegi panjang.
  2. Agar mudah dalam pengelolaan kolam dan pemanenan benih, sebaiknya kolam   pendederan pertama berukuran 100-500 m2, dan kolam pendederan lanjutan 500-2000 m2 per petak.
  3. Penampang melintang pematang berbentuk trapesium dengan kemiringan 1:1 (tanah lempung), lebar atas 75-100 cm dan ketinggian pematang 1,00-1,30 meter.
  4. Tempat pemasukan air berupa pipa yang dilengkapi dengan saringan dan pengatur debit air.
  5. Tempat pengeluaran air berbentuk monik atau bentuk lain yang memungkinkan kecepatan dan volume air yang dikeluarkan dapat diatur terutama pada saat pemanenan.
  6. Dasar kolam dilengkapi dengan kubangan untuk tempat berkumpul ikan ketika dilakukan pemanenan. Kubangan merupakan bagian dari saluran dasar  di  depan  tempat  pengurasan,  yang  bentuknya  melebar  dan berfungsi sebagai petak penangkapan benih. Dasar kolam dibuat miring ke arah saluran dasar dan tempat pengurasan.
  7. Kedalaman  kolam 1-1,5 meter  dan kedalaman air 40-60 cm.
  8. Permukaan kolam harus mendapat sinar matahari sepanjang hari.
  9. Dasar kolam harus berupa tanah gembur, berlumpur subur yang cukup tebal (5-20 cm), dan tidak porous.
  10. Selisih ketinggian tanah dasar kolam antara pintu pemasukan dan pintu pengeluaran berkisar antara 20-30 cm.