Pages - Menu

Kamis, 31 Desember 2020

HAMA PENYAKIT YANG SERING MENYERANG IKAN CUPANG part 1

Penyakit menjadi momok dalam kegiatan budidaya perikanan, kegagalan dalam budidaya salah satu faktor penyebab terbesar adalah penyakit. Untuk itu sebisa mungkin dilakukan pencegahan. Bebrapa penyakit pada ikan cupang secara singkat dapat dijabarkan sebagai berikut : 

1. Infeksi Jamur Kulit 

  • Penyebab: Jamur, kondisi air yang kotor 
  • Sifat Penyakit: Dapat menular 
  • Gejala: Muncul bercak-bercak putih seperti kapas di badan ikan (seperti panuan), ikan jadi kurang aktif bergerak, bisa juga jadi nggak nafsu makan, sirip menguncup, warna memucat. 
  • Pengobatan: - Isolasi/karantina ikan yang sakit - Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih - Methylene Blue (bisa merk Blitz Icht, Rid All, Tetra, dsb) - Garam Aquarium - Ganti air full 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi lagi pengobatan seperti di atas. 

2. Fin Rot (Busuk Sirip) 

  • Dari kiri ke kanan: Gigi ekor, Fin Rot tahap awal, Fin Rot tahap lanjut (supaya tidak tertukar antara Gigit Ekor dengan Fin Rot) 
  • Penyebab: Bakteri, kondisi air yang kotor 
  • Sifat Penyakit: Dapat menular 
  • Gejala: Muncul warna gelap atau kadang kemerahan seperti berdarah di pinggiran sirip, sirip yang terserang lama kelamaan jadi habis seperti rontok/sobek, ikan masih tetap aktif bergerak, nafsu makan tetap baik, sirip bisa menguncup, warna memucat. Bila sudah parah busuknya akan merembet sampai ke badan ikan. 
  • Pengobatan: - Isolasi/karantina ikan yang sakit - Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih - Antibiotik (Ampicillin, Super Tetra, dsb yang mana yang lebih mudah tersedia, dosisnya cukup 1 tetes per aquarium) - Atau: Gunakan General Tonic (bisa merk Rid All, Tetra, dsb) - Garam Aquarium - Ganti air full 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi lagi pengobatan seperti di atas. Note: Sirip yang rusak bisa tumbuh kembali seperti semula, tapi nggak akan seindah dulunya (original). 

3. White Spot atau Ick (Bintik putih) 

  • Penyebab: Parasit, kondisi air yg kotor, bisa berasal dr pakan hidup yg krg bersih Sifat Penyakit: Sangat menular 
  • Gejala: Muncul bintik2 putih di badan ikan, ikan krg aktif bergerak, krg nafsu makan, sirip bisa menguncup, warna memucat. Ikan sering bergerak cepat & menabrak dindingaquarium, seperti berusaha menggaruk bdnnya. Bila sdh parah bintik putihnya akan merembet sampai ke seluruh badan ikan. 
  • Pengobatan: - Isolasi/karantina ikan yg sakit - Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih - Methylene Blue (bisa merk Blitz Ich, Rid All, Tetra, dsb) - Garam Aquarium - Jemur ikan di bwh sinar Matahari pagi - Ganti air full 3 hari kemudian, bila msh blm ada tanda2 membaik, ulangi lg pengobatan seperti dr atas. 

4. Velvet (Bintik emas/karatan) 

  • Penyebab: Parasit, kondisi air yg kotor, bisa berasal dr pakan hidup yg krg bersih 
  • Sifat Penyakit: Sangat menular 
  • Gejala: Muncul bintik2 berwarna emas atau kdg seperti warna besi berkarat di badan ikan (dpt terlihat dgn bantuan sinar senter), ikan krg aktif bergerak, krg nafsu makan, sirip bisa menguncup, warna memucat. Ikan sering bergerak cepat & menabrak dindingaquarium, seperti berusaha menggaruk bdnnya. Bila sdh parah bintik2nya akan merembet sampai ke seluruh badan ikan. Pengobatan:

KULTUR PAKAN ALAMI IKAN CUPANG

1. Daphnia sp dan Moina sp.

Pakan alami jenis ini biasa ditemukan pada genangan air dengan bahan kandungan organik. Daphnia sp memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan cacing sutera dan jentik nyamuk sehingga lebih baik dalam pembentukan sel telur. Langkah-langkah dalam melakukan kultur Daphnia sp dan Moina sp yaitu : 

  • Wadah kultur didapkan dan dibersihkan. Wadah kultur dapat berupa akuarium, bak beton/terpal berukuran besar 
  • Jika menggunakan pupuk organik dari kotoran unggas, maka dosis yang digunakan cukup 0,2 gr/liter dan ditempatkan pada jaring agar padatan dari kotoran unggas tidak hancur dan terlarut pada media kultur 
  • Inokulasi/penebaran biang Daphnia sp dapat dilakukan setelah air menjadi bening setelah pemupukan. Kondisi keruh setelah pemupukan mengindikasikan proses dekomposisi pupuk masih berlangsung sehingga air media kultur masih reaktif dan bersifat panas untuk Daphnia sp. 
  • Setelah pemupukan dilakukan dan air terlihat jernih, maka inokulasi dapat dilakukan dan dibiarkan selama 2 minggu. Dalam waktu tersebut, Daphnia akan berkembang biak. Pemanenan dapat dilakukan dan disisakan sebagai biangan untuk dikembangkan kembali. Jika Daphnia sudah berkembang, maka dapat dilakukan pemupukan susulan. 
  • Jika metode pemupukan tersebut dirasa kurang efektif, maka sebagai media pemeliharaan/kultur dapat diganti dengan air media pemeliharaan ikan dimana kandungan bahan organik sudah sesuai sebagai media hidup dari Daphnia dan Moina. Sebaiknya digunakan air pemeliharaan yang masih baik atau tidak terlalu berbau. Jika air media kultur berubah menjadi jernih maka dapat ditambahkan air pemeliharaan ikan kembali sebagai pupuk. Panen dilakukan jika populasi sudah padat dan disisakan sebagai bian untuk dikultur tahap selanjutnya.
2. Infusoria 

Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva cupang juga kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan cupang. Untuk mengadakan pakan alami infusoria maka langkah-langkah berikut dapat dilakukan : 

  • Siapkan wadah berupa akuarium atau basket sebagai media kultur infusoria - Wadah kultur kemudian diisi dengan air media pemeliharaan ikan cupang dan dapat ditambahkan dengan air baru yang sudah ditandon. Sebagai catatan, air media pemeliharaan yang digunakan saat kultur harus air dari ikan yang sehat 
  • Sebagai substrat dan nutrisi infusoria, maka dapat digunakan sayuran seperti bayam, dan kol yang direbus terlebih dahulu untuk sterilisasi dan mempercepat munculnya infusoria 
  • Selain dengan menggunakan sayuran, dapat pula digunakan pellet halus dengan konsentrasi cukup 0,5 ppm. 
  • Sebagai kontrol bahan organik pada media kultur, dapat ditempatkan tumbuhan apu-apu. 
  • Perubahan air akan terjadi yaitu menjadi keruh. Pada okndisi ini maka infusoria belum muncul. Infusoria akan muncul setelah kondisi air media kultur menjadi jernih. 
  • Indikator munculnya infusoria adalah munculnya koloni berwarna putih pada permukaan media kultur. Juka diamati pada air media kultur dan di sinar dengan menggunakan lampu senter akan terlihat infusoria. 
  • Jika telah muncul infusoria maka untuk memberikannya pada postlarva ikan cupang dapat diberikan bersamaan dengan air media kultur secukupnya sesuai kebutuhan.
3. Artemia

Untuk pakan alami, artemia ini dapat disiapkan sebagai pakan lanjutan.Selain mengandung protein yang tinggi mencapai 50% juga kaya akan mineral yang dibutuhkan larva untuk pembentukan tulang dan sisik serta perkembangan jaringan tubuh lainnya. Adapun cara kultur artemia adalah sebagai berikut : 

  • Siapkan wadah kultur berupa botol atau galon air mineral atau wadah berbentuk kerucut lainnya. Wadah kultur tersebut kemudian di cat hitam pada sekeliling wadah kecuali pada bagian dasar. 
  • Wadah kultur diposisikan bagian kerucut ada dibawah dan bagian atas atau dasar botol/galon dibuka/dipotong. Pada bagian dasar kerucut ditutup sengan kuat agar tidak bocor saat diisi air. Untuk mempermudah panen artemia, dapat pula dipasang selang panen pada bagian dasar sehingga saat panen hanya membuka kran panen saja. Namun dengan pemasangan saluran tersebut maka siste artemia terkadang banyak yang masuk kedalam selang sehingga tidak menetas. Jika demikian maka saluran dapat ditiadakan dan menggunakan teknik sifon untuk memanen larva artemia 
  • Wadah diidi dengan air laut dengan salinitas 30 – 38 ppt, jika tidak tersedia air laut maka dapat diganti dengan garam. Penambahan garam dilakukan agar salinitas yang dihasilkan sama dengan salinitas air laut yaitu 30 – 38 gr/liter air 
  • Pasang aerasi pada bagian dasar kerucut wadah kultur agar nantinya siste artemia selalu dalam keadaan teraduk - Jika wadah kultur sudah siap, media kultur sudah siap dan sistem pengaerasian sudah berjalan maka langkah selanjutnya adalah memasukkan siste artemia kedalam media kultur - Dalam 24 jam maka siste artemia akan menetas dan siap untuk dipanen. 
  • Panen artemia dapat dilakukan dengan cara mengendapkan artemia yang telah menetas agar berada dibawah dimana pada bagian dasar wadah kultur tidak diberikan warna/cat sehingga akan lebih terang. Karena sifatnya yang fototaksis positif maka larva artemia akan mengumpur didasar. 
  • Untuk mengendapkan, angkat aerasi dan tutup pada bagian atas wadah kultur sehingga gelap. Pengendapan ini dapat berlangsung 5 – 10 menit. Kulit/cangkang siste yang telah menetas akan berada di permukaan media kultur. Artinya terpisah antara yang menetas dan cangkang. - Pengambilan larva artemia dapat dilakukan dengan membuka kran panen yang telah terpasang didasar wadah atau dengan menyifon larva artemia. - Pengambilan larva artemia dapat dilakukan bertahap disesuaikan dengan waktu pemberian pakan.

PAKAN UNTUK IKAN CUPANG

Ikan cupang (Betta sp.) pada umumnya menyukai jenis makanan yang bergerak, makanan harus tersedia sejak telur cupang menetas.Pemberian pakan pada ikan cupang biasa dilakukan dengan satiasi 100%. Yang artinya ikan kenyang 100%. Untuk masa pertumbuhan dapat dilakukan metode adlibitum dimana pemberian pakan dilakukan secara terus menerus, yang artinya ketersediaan pakan pada media pemeliharaan selalu tersedia. Ikan cupang biasanya ada pada fase larva sampai umur 3 – 4 hari dari menetas, dan akan mulai membutuhkan pakan alami pada umur 4 hari. Adapun beberapa jenis pakan alami yang sering diberikan diantaranya :

1. Infusoria 


Larva ikan cupang sangat kecil sehingga pada masa awal makan kira-kira usia 4 – 8 hari memerlukan pakan alami dengan ukuran yang sangat kecil pula sesuai dengan bukaan mulut ikan. Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva cupang juga kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan cupang.1. Infusoria Larva ikan cupang sangat kecil sehingga pada masa awal makan kira-kira usia 4 – 8 hari memerlukan pakan alami dengan ukuran yang sangat kecil pula sesuai dengan bukaan mulut ikan. Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva cupang juga kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan cupang.

2. Artemia 


Kandungan nutrisi dari artemia ini sangat cocok untuk larva ikan cupang. Selain mengandung protein yang tinggi mencapai 50% juga kaya akan mineral yang dibutuhkan larva untuk pembentukan tulang dan sisik serta perkembangan jaringan tubuh lainnya. Benih ikan cupang akan dapat mengkonsumsi larva artemia secara lancar memasuki usia 6 – 8 hari. Untuk itu pakan alami artemia ini dapat disiapkan sebagai pakan lanjutan.

3. Daphnia sp dan Moina sp.


Selain pakan alami Infusoria dan Artemia, pakan alami yang dapat diberikan adalah Daphnia sp dan Moina sp. Pakan alami jenis ini sangat populer digunakan baik untuk induk ikan cupang maupun benih ikan cupang. Pemberian pakan ini pada induk akan meningkatkan jumlah telur jika dibandingkan dengan pakan lain seperti cacing sutera dan jentik nyamuk. Daphnia sp memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan cacing sutera dan jentik nyamuk sehingga lebih baik dalam pembentukan sel telur. Pakan alami jenis ini biasa ditemukan pada genangan air dengan bahan kandungan organik.

4. Cacing Sutera dan Jentik Nyamuk

Selain pakan alami diatas, pakan alami lainnya yang dpat digunakan adalah cacing sutera dan jentik nyamuk. Pakan alami jenis ini biasa diperoleh kolekting dari alam karena jumlahnya melimpah. Pakan jentik nyamuk dan cacing sutera memiliki kandungan protein dan lemak yang tinggi sehingga akan sangat cocok untuk ikan cupang dalam masa pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan pemberian pakan dapat dilakukan 2 – 3 kali sehari dengan satiasi 100%. Sedangkan untuk induk pemberian pakan cukup diberikan 1 kali sehari satiasi 100 %. Pemberian pakan terlalu banyak akan berdampak ikan terlampau gemuk dan berlemak sehingga produksi telur menjadi berkurang.

PENGELOLAAN KUALITAS AIR SEBAGAI MEDIA PEMELIHARAAN IKAN CUPANG


Pengelolaan kualitas air untuk media pemeliharaan ikan cupang baik larva, benih maupun induk ikan cupang harus dijaga sesuai dengan syarat hidupnya. Ikan cupang dapat mudah terkena parasit karena termasuk ikan yang kurang aktif bergerak ketika dipelihara sehingga memudahkan parasit menempel dan tumbuh pada badan ikan. Untuk mencegah munculnya serangan penyakit dan menjaga keseimbangan kualitas air, maka ada beberapa perlakuan yang dapat diaplikasikan pada media pemeliharaan ikan cupang. Menjaga kestabilan kualitas air media pemeliharaan menjadi mutlak karena media pemeliharaan ikan cupang biasanya terbatas. Terdapat beberapa strategi untuk menjaga kualitas air agar tetap sesuai dengan kebutuhan ikan yaitu : 

1. Membuat tandon air 

Tandon air ini dibuat agar ketersediaan air pengganti atau air media baru pemeliharaan menggunakan air yang sudah stabil. Tandon dapat berupa bak plastik besar, atau drum air bertutup. Treatment yang diberikan pada air tandon hanya pemberian daun ketapang untuk menjaga ph dan menekan organisme merugikan. 

2. Pemberian daun ketapang pada media pemeliharaan 

Selain pemberian daun ketapang pada tandon air, daun ketapang juga diberikan pada air media pemeliharaan untuk menjaga kualitas air. Pemberian daun ketapang dilakukan setiap pergantian air. Jika pada media pemeliharaan tidak diberikan daun ketapang, maka parasit akan mudah menempel pada ikan dan pH air relatif akan kurang asam dimana habitat dialam cupang memiliki habitat yang cocok pada ph sedikit asam. 

3. Pergantian air secara rutin 

Pergantian air harus dilakukan secara rutin, tentunya dengan air yang telah dikondisikan/air tandon. Jika pergantian air dengan menggunakan air baru, segera tempatkan daun ketapang kering untuk menjaga kualitas air seimbang dan sesuai kebutuhan ikan cupang.

PEMIJAHAN IKAN CUPANG


Untuk menghasilkan anakan ikan cupang yang berkualitas, kita juga harus menggunakan induk ikan cupang yang berkualitas baik. Untuk itu seleksi induk sebaiknya dilakukan dengan teliti. Proses pemijahan dapat berlangsung jika kedua induk ikan cupang telah siap untuk melakukan pemijahan. 

Ikan cupang adalah ikan yang sangat agresif terutama jantan, sehingga ketika jantan sudah siap untuk melakukan pemijahan namun induk betina belum siap maka induk jantan dapat menyerang induk betina. Untuk induk ikan cupang yang sudah terbiasa dipijahkan relatif lebih terkontrol dan tidak agresif ketika dipijahkan. Dalam melakukan proses pemijahan ikan cupang,  ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebagai berikut : 

  1. Menempatkan induk jantan pada media/wadah pemijahan dan biarkan induk jantan membuat sarang dari busa yang dibuat oleh induk jantan 
  2. Induk betina ditempatkan pada wadah berupa toples yang telah diisi air. 
  3. Induk pada wadah toples tersebut kemudian ditempatkan pada wadah pemijahan dengan posisi induk betina masih dalam toples. Proses ini biasa disebut proses penjodohan. Untuk induk ikan yang sudah mapan atau sering dipijahkan biasanya relatif mudah untuk dipasangkan, apalagi jika kondisi gonad sudah matang 
  4. Jika induk jantan telah selesai membuat sarang dan induk jantan terlihat sudah tidak agresif dan induk betina telah menunjukkan penerimaan terhadapa induk jantan, maka induk betina dapat dilepaskan ke wadah pemijahan 
  5. Telur yang telah dibuahi akan ditempatkan kedalam sarang dan akan dibiarkan sambil terus dijaga oleh induk jantan 
  6. Pemijahan akan terjadi dengan cara jantan melilit pada betina. Pembuahan terjadi diluar, betina akan mengeluarkan sel telur sedangkan jantan akan melepaskan sperma. Proses perkawinan ini akan berlangsung hingga telur dalam perut induk betina telah habis 
  7. Induk betina segera diangkat setelah proses perkawinan selesai, karena dapat memakan telur hasil pemijahan 
  8. Induk cupang jantan akan menjaga telur-telur dari hasil pemijahan hingga telur menetas. Setelah menetas, larva ikan cupang akan dirawat oleh induk jantan sampai fase post larva dan sudah dapat makan.
  9. Ketika induk jantan sudah tidak merawat larva kembali, maka induk jantan dapat diangkat dari wadah pemijahan dan di tempatkan pada wadah recovery untuk dipelihara kembali sebelum dipijahkan kembali. 
Proses pemijahan dikatakan berhasil jika Survival Rate tinggi atau minimal 90%. Kualitas larva dan benih yang dihasilkan akan sangat dipengaruhi oleh tikngkat kematangan gonad induk ikan cupang. Semakin tinggi TKG dan semakin tua umur induk maka telur dan larva ikan cupang akan semakin baik.

Itulah sebagian langkah-langkah yang harus dilakukan ketika kita mau memijahkan ikan cupang. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan bisa membantu para pemula untuk melakukan pemijahan ikan cupang. Selamat mencoba dan semoga berhasil. Salam sukses.

Minggu, 27 Desember 2020

PERSIAPAN WADAH PEMIJAHAN IKAN CUPANG


Ikan cupang (Betta sp.) merupakan komoditas ikan hias yang eksotik dengan variasi warna yang cukup banyak. Warna-warna klasik seperti merah, hijau, biru, abu-abu, dan kombinasinya banyak dijumpai. Ikan cupang (Betta sp.) merupakan ikan yang memiliki banyak bentuk (Polymorphisme), seperti ekor bertipe mahkota/serit (crown tail), ekor setengah bulan/lingkaran (half moon), ekor pendek (plakat) dan ekor tipe lilin/selendang (slayer) dengan sirip panjang dan berwarna-warni. Warna tubuh ikan yang berwarna-warni inilah yang menjadi daya tarik para penggemar dan penghobi untuk mengoleksinya.

Untuk menghasilkan jenis ikan yang berkualitas bai, kita perlu mengetahui cara melakukan pembenihannya. Namun sebelum melangkah ke proses pembenihan, terlebih dahulu kita harus tahu bagaimana mempersiapkan wadah yang kita gunakan untuk membenihkannya.

prose pemijahan ikan cupang dialam, ikan cupang jantan akan membuat dan mengumpulkan busa (Bubblenester) dan akan merawat larva didalam mulutnya (Mouthbreeder). Ikan cupang melakukan pembuahan luar yaitu induk betina akan mengeluarkan sel telur dan jantan akan mengeluarkan sel sperma sehingga terjadi pembuahan. Induk jantan kemudian akan mengambil sel telur yang telah dibuahi dan menempatkannya pada sarang berup busa yang telah dibuat.

Oleh karena itu media atau wadah yang akan kita pakai untuk melakukan kegiatan pemijahan ikan cupang harus memenuhi kriteria pemijahan yang biasa dilakukan atau dibutuhkan oleh induk ikan cupang sehingga bisa menyerupai kehidupan di alam.

Ada beberapa tahapan yang dikerjakan dalam menyiapkan wadah dan air media pemijahan antara lain :

  1. Wadah pemijahan berupa akuarium berukuran 30 x 20 dan toples volume 1 liter disiapkan sesuai kebutuhan 
  2. Sterilisasi wadah pemijahan ( pencucian, pengeringan ) 
  3. Pengisian air media yang telah diendapkan pada wadah pemijahan 
  4. Pengisian air pada wadah pemijahan hingga ketinggian 20 – 30 cm.

Kamis, 31 Desember 2020

HAMA PENYAKIT YANG SERING MENYERANG IKAN CUPANG part 1

Penyakit menjadi momok dalam kegiatan budidaya perikanan, kegagalan dalam budidaya salah satu faktor penyebab terbesar adalah penyakit. Untuk itu sebisa mungkin dilakukan pencegahan. Bebrapa penyakit pada ikan cupang secara singkat dapat dijabarkan sebagai berikut : 

1. Infeksi Jamur Kulit 

  • Penyebab: Jamur, kondisi air yang kotor 
  • Sifat Penyakit: Dapat menular 
  • Gejala: Muncul bercak-bercak putih seperti kapas di badan ikan (seperti panuan), ikan jadi kurang aktif bergerak, bisa juga jadi nggak nafsu makan, sirip menguncup, warna memucat. 
  • Pengobatan: - Isolasi/karantina ikan yang sakit - Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih - Methylene Blue (bisa merk Blitz Icht, Rid All, Tetra, dsb) - Garam Aquarium - Ganti air full 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi lagi pengobatan seperti di atas. 

2. Fin Rot (Busuk Sirip) 

  • Dari kiri ke kanan: Gigi ekor, Fin Rot tahap awal, Fin Rot tahap lanjut (supaya tidak tertukar antara Gigit Ekor dengan Fin Rot) 
  • Penyebab: Bakteri, kondisi air yang kotor 
  • Sifat Penyakit: Dapat menular 
  • Gejala: Muncul warna gelap atau kadang kemerahan seperti berdarah di pinggiran sirip, sirip yang terserang lama kelamaan jadi habis seperti rontok/sobek, ikan masih tetap aktif bergerak, nafsu makan tetap baik, sirip bisa menguncup, warna memucat. Bila sudah parah busuknya akan merembet sampai ke badan ikan. 
  • Pengobatan: - Isolasi/karantina ikan yang sakit - Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih - Antibiotik (Ampicillin, Super Tetra, dsb yang mana yang lebih mudah tersedia, dosisnya cukup 1 tetes per aquarium) - Atau: Gunakan General Tonic (bisa merk Rid All, Tetra, dsb) - Garam Aquarium - Ganti air full 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi lagi pengobatan seperti di atas. Note: Sirip yang rusak bisa tumbuh kembali seperti semula, tapi nggak akan seindah dulunya (original). 

3. White Spot atau Ick (Bintik putih) 

  • Penyebab: Parasit, kondisi air yg kotor, bisa berasal dr pakan hidup yg krg bersih Sifat Penyakit: Sangat menular 
  • Gejala: Muncul bintik2 putih di badan ikan, ikan krg aktif bergerak, krg nafsu makan, sirip bisa menguncup, warna memucat. Ikan sering bergerak cepat & menabrak dindingaquarium, seperti berusaha menggaruk bdnnya. Bila sdh parah bintik putihnya akan merembet sampai ke seluruh badan ikan. 
  • Pengobatan: - Isolasi/karantina ikan yg sakit - Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih - Methylene Blue (bisa merk Blitz Ich, Rid All, Tetra, dsb) - Garam Aquarium - Jemur ikan di bwh sinar Matahari pagi - Ganti air full 3 hari kemudian, bila msh blm ada tanda2 membaik, ulangi lg pengobatan seperti dr atas. 

4. Velvet (Bintik emas/karatan) 

  • Penyebab: Parasit, kondisi air yg kotor, bisa berasal dr pakan hidup yg krg bersih 
  • Sifat Penyakit: Sangat menular 
  • Gejala: Muncul bintik2 berwarna emas atau kdg seperti warna besi berkarat di badan ikan (dpt terlihat dgn bantuan sinar senter), ikan krg aktif bergerak, krg nafsu makan, sirip bisa menguncup, warna memucat. Ikan sering bergerak cepat & menabrak dindingaquarium, seperti berusaha menggaruk bdnnya. Bila sdh parah bintik2nya akan merembet sampai ke seluruh badan ikan. Pengobatan:

KULTUR PAKAN ALAMI IKAN CUPANG

1. Daphnia sp dan Moina sp.

Pakan alami jenis ini biasa ditemukan pada genangan air dengan bahan kandungan organik. Daphnia sp memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan cacing sutera dan jentik nyamuk sehingga lebih baik dalam pembentukan sel telur. Langkah-langkah dalam melakukan kultur Daphnia sp dan Moina sp yaitu : 

  • Wadah kultur didapkan dan dibersihkan. Wadah kultur dapat berupa akuarium, bak beton/terpal berukuran besar 
  • Jika menggunakan pupuk organik dari kotoran unggas, maka dosis yang digunakan cukup 0,2 gr/liter dan ditempatkan pada jaring agar padatan dari kotoran unggas tidak hancur dan terlarut pada media kultur 
  • Inokulasi/penebaran biang Daphnia sp dapat dilakukan setelah air menjadi bening setelah pemupukan. Kondisi keruh setelah pemupukan mengindikasikan proses dekomposisi pupuk masih berlangsung sehingga air media kultur masih reaktif dan bersifat panas untuk Daphnia sp. 
  • Setelah pemupukan dilakukan dan air terlihat jernih, maka inokulasi dapat dilakukan dan dibiarkan selama 2 minggu. Dalam waktu tersebut, Daphnia akan berkembang biak. Pemanenan dapat dilakukan dan disisakan sebagai biangan untuk dikembangkan kembali. Jika Daphnia sudah berkembang, maka dapat dilakukan pemupukan susulan. 
  • Jika metode pemupukan tersebut dirasa kurang efektif, maka sebagai media pemeliharaan/kultur dapat diganti dengan air media pemeliharaan ikan dimana kandungan bahan organik sudah sesuai sebagai media hidup dari Daphnia dan Moina. Sebaiknya digunakan air pemeliharaan yang masih baik atau tidak terlalu berbau. Jika air media kultur berubah menjadi jernih maka dapat ditambahkan air pemeliharaan ikan kembali sebagai pupuk. Panen dilakukan jika populasi sudah padat dan disisakan sebagai bian untuk dikultur tahap selanjutnya.
2. Infusoria 

Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva cupang juga kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan cupang. Untuk mengadakan pakan alami infusoria maka langkah-langkah berikut dapat dilakukan : 

  • Siapkan wadah berupa akuarium atau basket sebagai media kultur infusoria - Wadah kultur kemudian diisi dengan air media pemeliharaan ikan cupang dan dapat ditambahkan dengan air baru yang sudah ditandon. Sebagai catatan, air media pemeliharaan yang digunakan saat kultur harus air dari ikan yang sehat 
  • Sebagai substrat dan nutrisi infusoria, maka dapat digunakan sayuran seperti bayam, dan kol yang direbus terlebih dahulu untuk sterilisasi dan mempercepat munculnya infusoria 
  • Selain dengan menggunakan sayuran, dapat pula digunakan pellet halus dengan konsentrasi cukup 0,5 ppm. 
  • Sebagai kontrol bahan organik pada media kultur, dapat ditempatkan tumbuhan apu-apu. 
  • Perubahan air akan terjadi yaitu menjadi keruh. Pada okndisi ini maka infusoria belum muncul. Infusoria akan muncul setelah kondisi air media kultur menjadi jernih. 
  • Indikator munculnya infusoria adalah munculnya koloni berwarna putih pada permukaan media kultur. Juka diamati pada air media kultur dan di sinar dengan menggunakan lampu senter akan terlihat infusoria. 
  • Jika telah muncul infusoria maka untuk memberikannya pada postlarva ikan cupang dapat diberikan bersamaan dengan air media kultur secukupnya sesuai kebutuhan.
3. Artemia

Untuk pakan alami, artemia ini dapat disiapkan sebagai pakan lanjutan.Selain mengandung protein yang tinggi mencapai 50% juga kaya akan mineral yang dibutuhkan larva untuk pembentukan tulang dan sisik serta perkembangan jaringan tubuh lainnya. Adapun cara kultur artemia adalah sebagai berikut : 

  • Siapkan wadah kultur berupa botol atau galon air mineral atau wadah berbentuk kerucut lainnya. Wadah kultur tersebut kemudian di cat hitam pada sekeliling wadah kecuali pada bagian dasar. 
  • Wadah kultur diposisikan bagian kerucut ada dibawah dan bagian atas atau dasar botol/galon dibuka/dipotong. Pada bagian dasar kerucut ditutup sengan kuat agar tidak bocor saat diisi air. Untuk mempermudah panen artemia, dapat pula dipasang selang panen pada bagian dasar sehingga saat panen hanya membuka kran panen saja. Namun dengan pemasangan saluran tersebut maka siste artemia terkadang banyak yang masuk kedalam selang sehingga tidak menetas. Jika demikian maka saluran dapat ditiadakan dan menggunakan teknik sifon untuk memanen larva artemia 
  • Wadah diidi dengan air laut dengan salinitas 30 – 38 ppt, jika tidak tersedia air laut maka dapat diganti dengan garam. Penambahan garam dilakukan agar salinitas yang dihasilkan sama dengan salinitas air laut yaitu 30 – 38 gr/liter air 
  • Pasang aerasi pada bagian dasar kerucut wadah kultur agar nantinya siste artemia selalu dalam keadaan teraduk - Jika wadah kultur sudah siap, media kultur sudah siap dan sistem pengaerasian sudah berjalan maka langkah selanjutnya adalah memasukkan siste artemia kedalam media kultur - Dalam 24 jam maka siste artemia akan menetas dan siap untuk dipanen. 
  • Panen artemia dapat dilakukan dengan cara mengendapkan artemia yang telah menetas agar berada dibawah dimana pada bagian dasar wadah kultur tidak diberikan warna/cat sehingga akan lebih terang. Karena sifatnya yang fototaksis positif maka larva artemia akan mengumpur didasar. 
  • Untuk mengendapkan, angkat aerasi dan tutup pada bagian atas wadah kultur sehingga gelap. Pengendapan ini dapat berlangsung 5 – 10 menit. Kulit/cangkang siste yang telah menetas akan berada di permukaan media kultur. Artinya terpisah antara yang menetas dan cangkang. - Pengambilan larva artemia dapat dilakukan dengan membuka kran panen yang telah terpasang didasar wadah atau dengan menyifon larva artemia. - Pengambilan larva artemia dapat dilakukan bertahap disesuaikan dengan waktu pemberian pakan.

PAKAN UNTUK IKAN CUPANG

Ikan cupang (Betta sp.) pada umumnya menyukai jenis makanan yang bergerak, makanan harus tersedia sejak telur cupang menetas.Pemberian pakan pada ikan cupang biasa dilakukan dengan satiasi 100%. Yang artinya ikan kenyang 100%. Untuk masa pertumbuhan dapat dilakukan metode adlibitum dimana pemberian pakan dilakukan secara terus menerus, yang artinya ketersediaan pakan pada media pemeliharaan selalu tersedia. Ikan cupang biasanya ada pada fase larva sampai umur 3 – 4 hari dari menetas, dan akan mulai membutuhkan pakan alami pada umur 4 hari. Adapun beberapa jenis pakan alami yang sering diberikan diantaranya :

1. Infusoria 


Larva ikan cupang sangat kecil sehingga pada masa awal makan kira-kira usia 4 – 8 hari memerlukan pakan alami dengan ukuran yang sangat kecil pula sesuai dengan bukaan mulut ikan. Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva cupang juga kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan cupang.1. Infusoria Larva ikan cupang sangat kecil sehingga pada masa awal makan kira-kira usia 4 – 8 hari memerlukan pakan alami dengan ukuran yang sangat kecil pula sesuai dengan bukaan mulut ikan. Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva cupang juga kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan cupang.

2. Artemia 


Kandungan nutrisi dari artemia ini sangat cocok untuk larva ikan cupang. Selain mengandung protein yang tinggi mencapai 50% juga kaya akan mineral yang dibutuhkan larva untuk pembentukan tulang dan sisik serta perkembangan jaringan tubuh lainnya. Benih ikan cupang akan dapat mengkonsumsi larva artemia secara lancar memasuki usia 6 – 8 hari. Untuk itu pakan alami artemia ini dapat disiapkan sebagai pakan lanjutan.

3. Daphnia sp dan Moina sp.


Selain pakan alami Infusoria dan Artemia, pakan alami yang dapat diberikan adalah Daphnia sp dan Moina sp. Pakan alami jenis ini sangat populer digunakan baik untuk induk ikan cupang maupun benih ikan cupang. Pemberian pakan ini pada induk akan meningkatkan jumlah telur jika dibandingkan dengan pakan lain seperti cacing sutera dan jentik nyamuk. Daphnia sp memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan cacing sutera dan jentik nyamuk sehingga lebih baik dalam pembentukan sel telur. Pakan alami jenis ini biasa ditemukan pada genangan air dengan bahan kandungan organik.

4. Cacing Sutera dan Jentik Nyamuk

Selain pakan alami diatas, pakan alami lainnya yang dpat digunakan adalah cacing sutera dan jentik nyamuk. Pakan alami jenis ini biasa diperoleh kolekting dari alam karena jumlahnya melimpah. Pakan jentik nyamuk dan cacing sutera memiliki kandungan protein dan lemak yang tinggi sehingga akan sangat cocok untuk ikan cupang dalam masa pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan pemberian pakan dapat dilakukan 2 – 3 kali sehari dengan satiasi 100%. Sedangkan untuk induk pemberian pakan cukup diberikan 1 kali sehari satiasi 100 %. Pemberian pakan terlalu banyak akan berdampak ikan terlampau gemuk dan berlemak sehingga produksi telur menjadi berkurang.

PENGELOLAAN KUALITAS AIR SEBAGAI MEDIA PEMELIHARAAN IKAN CUPANG


Pengelolaan kualitas air untuk media pemeliharaan ikan cupang baik larva, benih maupun induk ikan cupang harus dijaga sesuai dengan syarat hidupnya. Ikan cupang dapat mudah terkena parasit karena termasuk ikan yang kurang aktif bergerak ketika dipelihara sehingga memudahkan parasit menempel dan tumbuh pada badan ikan. Untuk mencegah munculnya serangan penyakit dan menjaga keseimbangan kualitas air, maka ada beberapa perlakuan yang dapat diaplikasikan pada media pemeliharaan ikan cupang. Menjaga kestabilan kualitas air media pemeliharaan menjadi mutlak karena media pemeliharaan ikan cupang biasanya terbatas. Terdapat beberapa strategi untuk menjaga kualitas air agar tetap sesuai dengan kebutuhan ikan yaitu : 

1. Membuat tandon air 

Tandon air ini dibuat agar ketersediaan air pengganti atau air media baru pemeliharaan menggunakan air yang sudah stabil. Tandon dapat berupa bak plastik besar, atau drum air bertutup. Treatment yang diberikan pada air tandon hanya pemberian daun ketapang untuk menjaga ph dan menekan organisme merugikan. 

2. Pemberian daun ketapang pada media pemeliharaan 

Selain pemberian daun ketapang pada tandon air, daun ketapang juga diberikan pada air media pemeliharaan untuk menjaga kualitas air. Pemberian daun ketapang dilakukan setiap pergantian air. Jika pada media pemeliharaan tidak diberikan daun ketapang, maka parasit akan mudah menempel pada ikan dan pH air relatif akan kurang asam dimana habitat dialam cupang memiliki habitat yang cocok pada ph sedikit asam. 

3. Pergantian air secara rutin 

Pergantian air harus dilakukan secara rutin, tentunya dengan air yang telah dikondisikan/air tandon. Jika pergantian air dengan menggunakan air baru, segera tempatkan daun ketapang kering untuk menjaga kualitas air seimbang dan sesuai kebutuhan ikan cupang.

PEMIJAHAN IKAN CUPANG


Untuk menghasilkan anakan ikan cupang yang berkualitas, kita juga harus menggunakan induk ikan cupang yang berkualitas baik. Untuk itu seleksi induk sebaiknya dilakukan dengan teliti. Proses pemijahan dapat berlangsung jika kedua induk ikan cupang telah siap untuk melakukan pemijahan. 

Ikan cupang adalah ikan yang sangat agresif terutama jantan, sehingga ketika jantan sudah siap untuk melakukan pemijahan namun induk betina belum siap maka induk jantan dapat menyerang induk betina. Untuk induk ikan cupang yang sudah terbiasa dipijahkan relatif lebih terkontrol dan tidak agresif ketika dipijahkan. Dalam melakukan proses pemijahan ikan cupang,  ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebagai berikut : 

  1. Menempatkan induk jantan pada media/wadah pemijahan dan biarkan induk jantan membuat sarang dari busa yang dibuat oleh induk jantan 
  2. Induk betina ditempatkan pada wadah berupa toples yang telah diisi air. 
  3. Induk pada wadah toples tersebut kemudian ditempatkan pada wadah pemijahan dengan posisi induk betina masih dalam toples. Proses ini biasa disebut proses penjodohan. Untuk induk ikan yang sudah mapan atau sering dipijahkan biasanya relatif mudah untuk dipasangkan, apalagi jika kondisi gonad sudah matang 
  4. Jika induk jantan telah selesai membuat sarang dan induk jantan terlihat sudah tidak agresif dan induk betina telah menunjukkan penerimaan terhadapa induk jantan, maka induk betina dapat dilepaskan ke wadah pemijahan 
  5. Telur yang telah dibuahi akan ditempatkan kedalam sarang dan akan dibiarkan sambil terus dijaga oleh induk jantan 
  6. Pemijahan akan terjadi dengan cara jantan melilit pada betina. Pembuahan terjadi diluar, betina akan mengeluarkan sel telur sedangkan jantan akan melepaskan sperma. Proses perkawinan ini akan berlangsung hingga telur dalam perut induk betina telah habis 
  7. Induk betina segera diangkat setelah proses perkawinan selesai, karena dapat memakan telur hasil pemijahan 
  8. Induk cupang jantan akan menjaga telur-telur dari hasil pemijahan hingga telur menetas. Setelah menetas, larva ikan cupang akan dirawat oleh induk jantan sampai fase post larva dan sudah dapat makan.
  9. Ketika induk jantan sudah tidak merawat larva kembali, maka induk jantan dapat diangkat dari wadah pemijahan dan di tempatkan pada wadah recovery untuk dipelihara kembali sebelum dipijahkan kembali. 
Proses pemijahan dikatakan berhasil jika Survival Rate tinggi atau minimal 90%. Kualitas larva dan benih yang dihasilkan akan sangat dipengaruhi oleh tikngkat kematangan gonad induk ikan cupang. Semakin tinggi TKG dan semakin tua umur induk maka telur dan larva ikan cupang akan semakin baik.

Itulah sebagian langkah-langkah yang harus dilakukan ketika kita mau memijahkan ikan cupang. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan bisa membantu para pemula untuk melakukan pemijahan ikan cupang. Selamat mencoba dan semoga berhasil. Salam sukses.

Minggu, 27 Desember 2020

PERSIAPAN WADAH PEMIJAHAN IKAN CUPANG


Ikan cupang (Betta sp.) merupakan komoditas ikan hias yang eksotik dengan variasi warna yang cukup banyak. Warna-warna klasik seperti merah, hijau, biru, abu-abu, dan kombinasinya banyak dijumpai. Ikan cupang (Betta sp.) merupakan ikan yang memiliki banyak bentuk (Polymorphisme), seperti ekor bertipe mahkota/serit (crown tail), ekor setengah bulan/lingkaran (half moon), ekor pendek (plakat) dan ekor tipe lilin/selendang (slayer) dengan sirip panjang dan berwarna-warni. Warna tubuh ikan yang berwarna-warni inilah yang menjadi daya tarik para penggemar dan penghobi untuk mengoleksinya.

Untuk menghasilkan jenis ikan yang berkualitas bai, kita perlu mengetahui cara melakukan pembenihannya. Namun sebelum melangkah ke proses pembenihan, terlebih dahulu kita harus tahu bagaimana mempersiapkan wadah yang kita gunakan untuk membenihkannya.

prose pemijahan ikan cupang dialam, ikan cupang jantan akan membuat dan mengumpulkan busa (Bubblenester) dan akan merawat larva didalam mulutnya (Mouthbreeder). Ikan cupang melakukan pembuahan luar yaitu induk betina akan mengeluarkan sel telur dan jantan akan mengeluarkan sel sperma sehingga terjadi pembuahan. Induk jantan kemudian akan mengambil sel telur yang telah dibuahi dan menempatkannya pada sarang berup busa yang telah dibuat.

Oleh karena itu media atau wadah yang akan kita pakai untuk melakukan kegiatan pemijahan ikan cupang harus memenuhi kriteria pemijahan yang biasa dilakukan atau dibutuhkan oleh induk ikan cupang sehingga bisa menyerupai kehidupan di alam.

Ada beberapa tahapan yang dikerjakan dalam menyiapkan wadah dan air media pemijahan antara lain :

  1. Wadah pemijahan berupa akuarium berukuran 30 x 20 dan toples volume 1 liter disiapkan sesuai kebutuhan 
  2. Sterilisasi wadah pemijahan ( pencucian, pengeringan ) 
  3. Pengisian air media yang telah diendapkan pada wadah pemijahan 
  4. Pengisian air pada wadah pemijahan hingga ketinggian 20 – 30 cm.