Pages - Menu

Selasa, 26 Mei 2020

MENGENAL PANCING RAWAI


Pancing jenis Rawai ini merupakan salah satu jenis alat tangkap yang cukup popular dan alat ini sudah banyak Diaplikasikan di beberapa Daerah. Pancing rawai terdiri dari sejumlah mata kail yang dipasangkan pada panjangnya tali yang mendatar. Tali yang mendatar ini merupakan tali utama dari suatu rangkaian pancing rawai. Jenis pancing rawai terdiri dari pancing rawai kolom perairan, dan pancing rawai dasar. Pancing rawai kolam perairan dan pancing rawai dasar masing-masing terdiri dari pancing rawal vertikal dan pancing rawai horizontal.Pancing rawai terdiri dari sejumlah mata kail yang dipasangkan pada panjangnya tali yang mendatar. Tali yang mendatar ini merupakan tali utama dari suatu rangkaian pancing rawai. Jenis pancing rawai terdiri dari pancing rawai kolom perairan, dan pancing rawai dasar. Pancing rawai kolam perairan dan pancing rawai dasar masing-masing terdiri dari pancing rawal vertikal dan pancing rawai horizontal.

Konstruksi pancing


Seperangkat alat rawai mempunyai susunan bagian-bagian dan ukuran sebagai berikut; tali utama ukuran 3-4 mm, panjang 450-500 m, cabang dengan panjang 30 cm s/d 100 cm jarak antara tali cabang 3-4 m. Ukuran mata pancing nomor 7 atau 9 untuk di perairan pantai, dan nomor 4 s/d 1 untuk perairan lepas pantai. Tail pelampung dengan ukuran 20-80 cm, dengan panjang 8 cm. Pada setiap 50 mata pancing dipasang 1 pelampung.

Metode pengoperasian

Metode pengoperasian dari pancing rawai adalah dengan cara menset pancing di perairan, kemudian dibiarkan untuk beberapa lama. Untuk rawai yang dioperasikan siang hari, kapal bersama alat tangkap dibiarkan hanyut, sedangkan untuk yang dioperasikan malam hari, setelah pancing diset, kapal dijangkar.



Jumat, 22 Mei 2020

PRINSIP-PRINSIP PENANGANAN IKAN AGAR TETAP SEGAR


Ikan segar adalah: Ikan yang masih memiliki sifat yang sama dengan ikan hidup. Bau dan rasanya masih segar. Kualitas ikan yang baik artinya kesegaran ikan terjaga, bebas dari pembusukan dan bebas dari kuman/bakteri. Kurang hati-hati dalam proses penanganan ikan, dan kebersihan yang tidak dijaga akan memberikan pengaruh buruk terhadap kualitas ikan.   Ikan yang ditangkap harus diperlakukan sebagai makanan sejak di atas kapal, sehingga faktor kebersihan harus benar-benar diperhatikan. Kualitas ikan yang baik akan memiliki nilai ekonomi yang baik pula, oleh karena banyak industri yang mencari ikan yang segar, terjaga kebersihannya dan bebas dari kuman/bakteri. Ketika ikan mati, jika tidak segera didinginkan dengan es, maka suhu panas akan mempercepat pembusukan, dimana ada bakteri. Selain itu, jika ikan mati tidak langsung didinginkan, akan menyebabkan kadar histamin yang tinggi yang dapat menimbulkan racun dan berbahaya bagi orang yang memakannya.
Penanganan ikan yang baik merupakan keharusan agar mendapatkan jaminan kualitas dan keamanan produk. Untuk mendapatkan kualitas tinggi tersebut diperlukan kedisplinan di dalam penanganan ikan.
Ada 4 prinsip yang harus diperhatikan dalam memperlakukan ikan hasil tangkapan agar tetap sgar yaitu :
1.    CEPAT = Setelah ikan ditangkap segera secepat mungkin disimpan di palka atau  
                     coolbox
2.    HATI-HATI = Gunakan alas diatas permukaan gladak, jangan sampai ikan terbentur 
                           saat dibawa ke palka atau dimasukkan dalam coolbox
3.    DINGIN = Tidak terkena sinar matahari langsung, simpan ikan di palka atau coolbox 
                      dengan es yang cukup, Usahakan suhu pusat tubuh ikan 0-40C
4.    BERSIH = bahan dan alat yang digunakan harus senantiasa bersih dan higienis, 
                       pekerja dalam keadaan bersih dan higienis

Sumber Bacaan :

Sjarif, B., Suwardiyono dan S. D. Gautama. 2012. Penangkapan dan Penanganan Ikan Tuna Segar di Kapal Rawai Tuna. Semarang

DJPT-KKP. 2014. Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan di Kapal Perikanan. Jakarta

Rabu, 20 Mei 2020

MENGENAL ALAT TANGKAP BUBU


Bubu merupakan alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan. Variasi bentuk bubu banyak sekali hampir setiap daerah perikanan mempunyai model bentuk sendiri seperti bentuk sangkar, silinder, gendang, segi tiga memanjang (kubus), dll. Bahan bubu umumnya dari anyaman bambu, secara garis besar bubu terdiri dari bagian-bagian badan, mulut dan pintu.

Bubu termasuk alat perangkap (traps) artinya alat tangkap ini berupa jebakan dan alat tangkap ini sifatnya pasif. Badan bubu berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung, mulut bubu berbentuk seperti corong, merupakan pintu dimana ikan dapat masuk tapi tidak dapat keluar pintu bubu merupakan bagian yaitu tempat pengambilan hasil tangkapan.

Dilihat dari cara operasional penangkapannya bubu dapat dibedakan menjadi 3 golongan :

1.    Bubu dasar (ground fishpot)
Bubu yang daerah operasionalnya ada di dasar perairan. Untuk bubu dasar, ukuran bubu dasar beragam, menurut besar kecilnya yang di buat menurut keperluan. Untuk bubu kecil, biasanya memiliki ukuran panjang 1 m, lebar 50–75 cm, tinggi 25–30 cm. untuk bubu besar bisa meraih ukuran panjang 3, 5 m, lebar 2 m, tinggi 75–100 cm. Hasil tangkapan dengan bubu dasar biasanya terbagi dalam beberapa jenis ikan, udang mutu baik, seperti Kwe (Caranx spp), Baronang (Siganus spp), Kerapu (Epinephelus spp), Kakap (Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor kuning (Caeslo spp), Ikan Kaji (Diagramma spp), Lencam (Lethrinus spp), udang penaeld, udang barong, kepiting, rajungan, dan lain-lain.

2.    Bubu apung (floating fishpot)
Bubu yang dalam operasional penangkapannya diapungkan. Jenis bubu apung tidak sama dengan bubu dasar. Wujud bubu apung ini dapat silindris, dapat pula mirip kurung-kurung atau kantong yang dimaksud sero gantung. Bubu apung dilengkapi dengan pelampung dari bambu atau rakit bambu yang pemakaiannya ada yang ditempatkan pas dibagian atasnya. Hasil tangkapan bubu apung yaitu beberapa jenis ikan pelagik, seperti tembang, japuh, julung-julung, torani, kembung, selar, dan lain-lain. Pengoperasian Bubu apung dilengkapi pelampung dari bambu atau rakit bambu, dilabuh lewat tali panjang serta dikaitkan dengan jangkar. Panjang tali sesuai dengan kedalaman air, biasanya 1, 5 kali dari kedalaman air.

3.    Bubu hanyut (drifting fishpot)
Bubu yang dalam operasional penangkapannya dihanyutkan. Bubu hanyut atau “pakaja“ terhitung bubu ukuran kecil, berupa silindris, panjang 0, 75 m, diameter 0, 4-0, 5 m. Hasil tangkapan bubu tenggelam yaitu ikan torani, ikan terbang (flying fish). Pada saat penangkapan, bubu hanyut ditata dalam kelompok-kelompok yang selanjutnya dirangkaikan dengan kelompok-kelompok berikutnya hingga jumlahnya banyak, antara 20-30 buah, bergantung besar kecil perahu/kapal yang dipakai dalam penangkapan.

Sumber Bacaan :

Kamis, 14 Mei 2020

CARA PENANGANAN IKAN MENGGUNAKAN ES

Secara umum cara yang terbaik untuk mendinginkan ikan adalah dengan menggunakan es, karena es mendinginkan dengan cepat tanpa banyak mempengaruhi keadaan ikan dan dengan biaya yang tidak mahal. Es pada umumnya dibuat dari bahan air tawar tetapi dapat pula dibuat dengan air laut. Berdasarkan bentuknya es dapat dikelompokan menjadi 5 (lima) bentuk antara lain :
1. Es balok (block ice), berupa balok berukuran 12 – 60 kg per balok,
2. Es tabung (tube ice)
3. Es keping tebal (plate ice)
4. Es keping tipis (flake ice)
5. Es halus (slush ice)
Es balok adalah yang paling banyak di produksi dan banyak pula dibutuhkan oleh nelayan, karena murah dan mudah dalam pengangkutannya.
Es curah jika di campur dengan garam dapur mempunyai titik cair jauh di bawah 00C. Es yang bercampur dengan garam ini dapat mendinginkan ikan dengan cepat dan lebih efisien, tetapi menyebabkan ikan agak asin dan beratnya menjadi berkurang. Menilai mutu es yang baik dapat dilihat dari kemurnian dan kejernihan yaitu terlihat padat, bening dan kering (tidak meleleh). Es yang tidak kering menunjukan bahwa suhunya hanya 00C, sedangkan es yang kering suhunya  dapat mencapai -70C. Sedangkan es yang kurang baik adalah tidak padat, berwarna putih terdapat rongga-rongga yang berisi udara atau kotoran lain.
Cara-cara penanganan ikan dalam pendinginan ikan dengan es sangat beragam tergantung pada : ¾ Tempatnya seperti di kapal, tempat pendaratan ikan, tempat pelelangan, pasar ikan, pabrik pengolahan ikan, supermarket, dll. ¾ Jenis ikan ¾ Tujuan pendinginan ¾ Penataan dan perbandingan jumlah ikan dan es didalam peti atau palka Prosedur umum yang dianjurkan dalam penanganan ikan sebelum disimpan ialah ikan terlebih dahulu dibuang isi perut dan insangnya, tetapi bila ikannya berukuran kecil dan dalam jumlah yang banyak maka pada umumnya ikan disimpan dalam keadaan utuh. Pencucian juga dianjurkan untuk membuang kotoran, lendir dan darah. Jika keadaan memungkinkan, air dingin dan bersih yang boleh digunakan untuk mencuci ikan. Hindarkan pencucian ikan dengan air kolam pelabuhan, air sungai dan yang sejenisnya, karena dapat menyebabkan proses mempercepat pembusukan. Faktor yang lain seperti kecepatan penanganan ikan segera didinginkan dilakukan dengan cepat agar suhu ikan dapat segera diturunkan. 
Salah satu contoh untuk mencampur ikan dengan es dalam penyimpanan ialah pertama sekali dengan membuat lapisan es pada dasar wadah peti, kemudian diatasnya diletakan lapisan ikan, begitu seterusnya secara bergantian dan ditutup dengan lapisan es sebagai lapisan teratas. Dan ikan tidak boleh bersinggungan langsung dengan dinding wadah oleh sebab itu antara dinding wadah dengan ikan juga diberikan es.

Selasa, 12 Mei 2020

MENGENAL JARING INSANG (GILL NET)


Jaring insang (Gill net) adalah jaring ikan dengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya dengan perkataan lain. Jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring. Pada bagian atas lembaran jaring dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan pemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu daya apung dari pelampung yang bergerak keatas dan pemberat serta berat jaring yang bergerak kebawah, maka jaring akan terentang.
Jaring insang ada beberapa jenis yaitu jaring insang tetap, jaring insang dasar, jaring insang hanyut, dan jaring insang tiga lapis. sesuai namanya jaring insang permukaan dioperasikan di bagian atas permukaan laut, sedangkan jaring insang dasar dioperasikan pada bagian bawah permukaan laut. Untuk jaring insang tiga lapis jumlah jaring yang dibentangkan ada tiga lapis dimana ukuran mata jaring bagian dalam lebih besar daripada ukuran mata jaring bagian luar. Konstruksi jaring insang ada yang terdiri dari satu lembar jaring, dua lembar jaring, dan ada juga yang terdiri dari tiga lembar jaring. Untuk jaring insang yang konstruksinya hanya terdiri dari satu lembar disebut dengan “Jaring insang satu lembar (Gill net)”, yang konstruksinya terdiri dari dua lembar disebut dengan “Jaring insang dua lembar atau jaring insang lapis dua (Double gill net atau Semi trammel net)” dan untuk yang konstruksinya terdiri dari tiga lembar disebut dengan “ jaring insang tiga lembar (Trammel net) ”.
Pengoperasian jaring insang dilakukan dengan cara menghadang arah renang gerombolan ikan pelagis atau demersal yang menjadi sasaran tangkap sehingga terjerat pada jaring. Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan, pertengahan maupun pada dasar perairan, umumnya untuk menangkap ikan pelagis maupun ikan demersal tergantung jenis jaring insang. Jaring insang dioperasikan secara menetap, dihanyutkan, melingkar maupun terpancang pada permukaan, pertengahan maupun dasar perairan. Jaring insang ada yang satu lapis maupun berlapis. Jaring insang berlapis umumnya dioperasikan pada dasar perairan umumnya menangkap ikan demersal. Berdasarkan konstruksi dari cara pemasangan tali ris, jaring insang dapat dibagi lagi ke dalam empat jenis yaitu :
1.       Pemasangan tali ris atas dan tali ris bawah disambungkan langsung dengan badan jaring,
2.     Pemasangan tali ris atas disambungkan langsung dengan badan jaring, sedangkan tali ris bawah disambungkan dengan badan jaring melalui tali penggantung (hanging twine),
3.    Pemasangan tali ris atas disambungkan dengan badan jaring melalui tali penggantung (hanging twine), sedangkan tali ris bawah disambungkan langsung dengan badan jaring,
4.   Pemasangan tali ris atas dan tali ris bawah disambungkan dengan badan jaring melalui tali penggantung (hanging twine).


Literatur :

Selasa, 26 Mei 2020

MENGENAL PANCING RAWAI


Pancing jenis Rawai ini merupakan salah satu jenis alat tangkap yang cukup popular dan alat ini sudah banyak Diaplikasikan di beberapa Daerah. Pancing rawai terdiri dari sejumlah mata kail yang dipasangkan pada panjangnya tali yang mendatar. Tali yang mendatar ini merupakan tali utama dari suatu rangkaian pancing rawai. Jenis pancing rawai terdiri dari pancing rawai kolom perairan, dan pancing rawai dasar. Pancing rawai kolam perairan dan pancing rawai dasar masing-masing terdiri dari pancing rawal vertikal dan pancing rawai horizontal.Pancing rawai terdiri dari sejumlah mata kail yang dipasangkan pada panjangnya tali yang mendatar. Tali yang mendatar ini merupakan tali utama dari suatu rangkaian pancing rawai. Jenis pancing rawai terdiri dari pancing rawai kolom perairan, dan pancing rawai dasar. Pancing rawai kolam perairan dan pancing rawai dasar masing-masing terdiri dari pancing rawal vertikal dan pancing rawai horizontal.

Konstruksi pancing


Seperangkat alat rawai mempunyai susunan bagian-bagian dan ukuran sebagai berikut; tali utama ukuran 3-4 mm, panjang 450-500 m, cabang dengan panjang 30 cm s/d 100 cm jarak antara tali cabang 3-4 m. Ukuran mata pancing nomor 7 atau 9 untuk di perairan pantai, dan nomor 4 s/d 1 untuk perairan lepas pantai. Tail pelampung dengan ukuran 20-80 cm, dengan panjang 8 cm. Pada setiap 50 mata pancing dipasang 1 pelampung.

Metode pengoperasian

Metode pengoperasian dari pancing rawai adalah dengan cara menset pancing di perairan, kemudian dibiarkan untuk beberapa lama. Untuk rawai yang dioperasikan siang hari, kapal bersama alat tangkap dibiarkan hanyut, sedangkan untuk yang dioperasikan malam hari, setelah pancing diset, kapal dijangkar.



Jumat, 22 Mei 2020

PRINSIP-PRINSIP PENANGANAN IKAN AGAR TETAP SEGAR


Ikan segar adalah: Ikan yang masih memiliki sifat yang sama dengan ikan hidup. Bau dan rasanya masih segar. Kualitas ikan yang baik artinya kesegaran ikan terjaga, bebas dari pembusukan dan bebas dari kuman/bakteri. Kurang hati-hati dalam proses penanganan ikan, dan kebersihan yang tidak dijaga akan memberikan pengaruh buruk terhadap kualitas ikan.   Ikan yang ditangkap harus diperlakukan sebagai makanan sejak di atas kapal, sehingga faktor kebersihan harus benar-benar diperhatikan. Kualitas ikan yang baik akan memiliki nilai ekonomi yang baik pula, oleh karena banyak industri yang mencari ikan yang segar, terjaga kebersihannya dan bebas dari kuman/bakteri. Ketika ikan mati, jika tidak segera didinginkan dengan es, maka suhu panas akan mempercepat pembusukan, dimana ada bakteri. Selain itu, jika ikan mati tidak langsung didinginkan, akan menyebabkan kadar histamin yang tinggi yang dapat menimbulkan racun dan berbahaya bagi orang yang memakannya.
Penanganan ikan yang baik merupakan keharusan agar mendapatkan jaminan kualitas dan keamanan produk. Untuk mendapatkan kualitas tinggi tersebut diperlukan kedisplinan di dalam penanganan ikan.
Ada 4 prinsip yang harus diperhatikan dalam memperlakukan ikan hasil tangkapan agar tetap sgar yaitu :
1.    CEPAT = Setelah ikan ditangkap segera secepat mungkin disimpan di palka atau  
                     coolbox
2.    HATI-HATI = Gunakan alas diatas permukaan gladak, jangan sampai ikan terbentur 
                           saat dibawa ke palka atau dimasukkan dalam coolbox
3.    DINGIN = Tidak terkena sinar matahari langsung, simpan ikan di palka atau coolbox 
                      dengan es yang cukup, Usahakan suhu pusat tubuh ikan 0-40C
4.    BERSIH = bahan dan alat yang digunakan harus senantiasa bersih dan higienis, 
                       pekerja dalam keadaan bersih dan higienis

Sumber Bacaan :

Sjarif, B., Suwardiyono dan S. D. Gautama. 2012. Penangkapan dan Penanganan Ikan Tuna Segar di Kapal Rawai Tuna. Semarang

DJPT-KKP. 2014. Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan di Kapal Perikanan. Jakarta

Rabu, 20 Mei 2020

MENGENAL ALAT TANGKAP BUBU


Bubu merupakan alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan. Variasi bentuk bubu banyak sekali hampir setiap daerah perikanan mempunyai model bentuk sendiri seperti bentuk sangkar, silinder, gendang, segi tiga memanjang (kubus), dll. Bahan bubu umumnya dari anyaman bambu, secara garis besar bubu terdiri dari bagian-bagian badan, mulut dan pintu.

Bubu termasuk alat perangkap (traps) artinya alat tangkap ini berupa jebakan dan alat tangkap ini sifatnya pasif. Badan bubu berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung, mulut bubu berbentuk seperti corong, merupakan pintu dimana ikan dapat masuk tapi tidak dapat keluar pintu bubu merupakan bagian yaitu tempat pengambilan hasil tangkapan.

Dilihat dari cara operasional penangkapannya bubu dapat dibedakan menjadi 3 golongan :

1.    Bubu dasar (ground fishpot)
Bubu yang daerah operasionalnya ada di dasar perairan. Untuk bubu dasar, ukuran bubu dasar beragam, menurut besar kecilnya yang di buat menurut keperluan. Untuk bubu kecil, biasanya memiliki ukuran panjang 1 m, lebar 50–75 cm, tinggi 25–30 cm. untuk bubu besar bisa meraih ukuran panjang 3, 5 m, lebar 2 m, tinggi 75–100 cm. Hasil tangkapan dengan bubu dasar biasanya terbagi dalam beberapa jenis ikan, udang mutu baik, seperti Kwe (Caranx spp), Baronang (Siganus spp), Kerapu (Epinephelus spp), Kakap (Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor kuning (Caeslo spp), Ikan Kaji (Diagramma spp), Lencam (Lethrinus spp), udang penaeld, udang barong, kepiting, rajungan, dan lain-lain.

2.    Bubu apung (floating fishpot)
Bubu yang dalam operasional penangkapannya diapungkan. Jenis bubu apung tidak sama dengan bubu dasar. Wujud bubu apung ini dapat silindris, dapat pula mirip kurung-kurung atau kantong yang dimaksud sero gantung. Bubu apung dilengkapi dengan pelampung dari bambu atau rakit bambu yang pemakaiannya ada yang ditempatkan pas dibagian atasnya. Hasil tangkapan bubu apung yaitu beberapa jenis ikan pelagik, seperti tembang, japuh, julung-julung, torani, kembung, selar, dan lain-lain. Pengoperasian Bubu apung dilengkapi pelampung dari bambu atau rakit bambu, dilabuh lewat tali panjang serta dikaitkan dengan jangkar. Panjang tali sesuai dengan kedalaman air, biasanya 1, 5 kali dari kedalaman air.

3.    Bubu hanyut (drifting fishpot)
Bubu yang dalam operasional penangkapannya dihanyutkan. Bubu hanyut atau “pakaja“ terhitung bubu ukuran kecil, berupa silindris, panjang 0, 75 m, diameter 0, 4-0, 5 m. Hasil tangkapan bubu tenggelam yaitu ikan torani, ikan terbang (flying fish). Pada saat penangkapan, bubu hanyut ditata dalam kelompok-kelompok yang selanjutnya dirangkaikan dengan kelompok-kelompok berikutnya hingga jumlahnya banyak, antara 20-30 buah, bergantung besar kecil perahu/kapal yang dipakai dalam penangkapan.

Sumber Bacaan :

Kamis, 14 Mei 2020

CARA PENANGANAN IKAN MENGGUNAKAN ES

Secara umum cara yang terbaik untuk mendinginkan ikan adalah dengan menggunakan es, karena es mendinginkan dengan cepat tanpa banyak mempengaruhi keadaan ikan dan dengan biaya yang tidak mahal. Es pada umumnya dibuat dari bahan air tawar tetapi dapat pula dibuat dengan air laut. Berdasarkan bentuknya es dapat dikelompokan menjadi 5 (lima) bentuk antara lain :
1. Es balok (block ice), berupa balok berukuran 12 – 60 kg per balok,
2. Es tabung (tube ice)
3. Es keping tebal (plate ice)
4. Es keping tipis (flake ice)
5. Es halus (slush ice)
Es balok adalah yang paling banyak di produksi dan banyak pula dibutuhkan oleh nelayan, karena murah dan mudah dalam pengangkutannya.
Es curah jika di campur dengan garam dapur mempunyai titik cair jauh di bawah 00C. Es yang bercampur dengan garam ini dapat mendinginkan ikan dengan cepat dan lebih efisien, tetapi menyebabkan ikan agak asin dan beratnya menjadi berkurang. Menilai mutu es yang baik dapat dilihat dari kemurnian dan kejernihan yaitu terlihat padat, bening dan kering (tidak meleleh). Es yang tidak kering menunjukan bahwa suhunya hanya 00C, sedangkan es yang kering suhunya  dapat mencapai -70C. Sedangkan es yang kurang baik adalah tidak padat, berwarna putih terdapat rongga-rongga yang berisi udara atau kotoran lain.
Cara-cara penanganan ikan dalam pendinginan ikan dengan es sangat beragam tergantung pada : ¾ Tempatnya seperti di kapal, tempat pendaratan ikan, tempat pelelangan, pasar ikan, pabrik pengolahan ikan, supermarket, dll. ¾ Jenis ikan ¾ Tujuan pendinginan ¾ Penataan dan perbandingan jumlah ikan dan es didalam peti atau palka Prosedur umum yang dianjurkan dalam penanganan ikan sebelum disimpan ialah ikan terlebih dahulu dibuang isi perut dan insangnya, tetapi bila ikannya berukuran kecil dan dalam jumlah yang banyak maka pada umumnya ikan disimpan dalam keadaan utuh. Pencucian juga dianjurkan untuk membuang kotoran, lendir dan darah. Jika keadaan memungkinkan, air dingin dan bersih yang boleh digunakan untuk mencuci ikan. Hindarkan pencucian ikan dengan air kolam pelabuhan, air sungai dan yang sejenisnya, karena dapat menyebabkan proses mempercepat pembusukan. Faktor yang lain seperti kecepatan penanganan ikan segera didinginkan dilakukan dengan cepat agar suhu ikan dapat segera diturunkan. 
Salah satu contoh untuk mencampur ikan dengan es dalam penyimpanan ialah pertama sekali dengan membuat lapisan es pada dasar wadah peti, kemudian diatasnya diletakan lapisan ikan, begitu seterusnya secara bergantian dan ditutup dengan lapisan es sebagai lapisan teratas. Dan ikan tidak boleh bersinggungan langsung dengan dinding wadah oleh sebab itu antara dinding wadah dengan ikan juga diberikan es.

Selasa, 12 Mei 2020

MENGENAL JARING INSANG (GILL NET)


Jaring insang (Gill net) adalah jaring ikan dengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya dengan perkataan lain. Jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring. Pada bagian atas lembaran jaring dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan pemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu daya apung dari pelampung yang bergerak keatas dan pemberat serta berat jaring yang bergerak kebawah, maka jaring akan terentang.
Jaring insang ada beberapa jenis yaitu jaring insang tetap, jaring insang dasar, jaring insang hanyut, dan jaring insang tiga lapis. sesuai namanya jaring insang permukaan dioperasikan di bagian atas permukaan laut, sedangkan jaring insang dasar dioperasikan pada bagian bawah permukaan laut. Untuk jaring insang tiga lapis jumlah jaring yang dibentangkan ada tiga lapis dimana ukuran mata jaring bagian dalam lebih besar daripada ukuran mata jaring bagian luar. Konstruksi jaring insang ada yang terdiri dari satu lembar jaring, dua lembar jaring, dan ada juga yang terdiri dari tiga lembar jaring. Untuk jaring insang yang konstruksinya hanya terdiri dari satu lembar disebut dengan “Jaring insang satu lembar (Gill net)”, yang konstruksinya terdiri dari dua lembar disebut dengan “Jaring insang dua lembar atau jaring insang lapis dua (Double gill net atau Semi trammel net)” dan untuk yang konstruksinya terdiri dari tiga lembar disebut dengan “ jaring insang tiga lembar (Trammel net) ”.
Pengoperasian jaring insang dilakukan dengan cara menghadang arah renang gerombolan ikan pelagis atau demersal yang menjadi sasaran tangkap sehingga terjerat pada jaring. Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan, pertengahan maupun pada dasar perairan, umumnya untuk menangkap ikan pelagis maupun ikan demersal tergantung jenis jaring insang. Jaring insang dioperasikan secara menetap, dihanyutkan, melingkar maupun terpancang pada permukaan, pertengahan maupun dasar perairan. Jaring insang ada yang satu lapis maupun berlapis. Jaring insang berlapis umumnya dioperasikan pada dasar perairan umumnya menangkap ikan demersal. Berdasarkan konstruksi dari cara pemasangan tali ris, jaring insang dapat dibagi lagi ke dalam empat jenis yaitu :
1.       Pemasangan tali ris atas dan tali ris bawah disambungkan langsung dengan badan jaring,
2.     Pemasangan tali ris atas disambungkan langsung dengan badan jaring, sedangkan tali ris bawah disambungkan dengan badan jaring melalui tali penggantung (hanging twine),
3.    Pemasangan tali ris atas disambungkan dengan badan jaring melalui tali penggantung (hanging twine), sedangkan tali ris bawah disambungkan langsung dengan badan jaring,
4.   Pemasangan tali ris atas dan tali ris bawah disambungkan dengan badan jaring melalui tali penggantung (hanging twine).


Literatur :