Pages - Menu

Rabu, 25 Mei 2016

PEMIJAHAN IKAN OSCAR



Ikan oscar adalah salah satu jenis ikan hias yang banyak digemari oleh kalangan hobiis, karena ikan ini memiliki komposisi warna yang menarik sehingga dalam pemeliharaannya, ikan ini memerlukan makanan dan perawatan khusus. Bercak warna indah yang menempel pada tubuhnya tidak akan muncul apabila ikan ini mengalami stres. Terjadinya stres dapat merupakan satu langkah awal terserangnya ikan ini oleh organisme penyabab penyakit, sehingga selain pengetahuan tentang cara perawatan yang baik, pengetahuan tentang penyakit yang sering menyerang ikan oscar dan cara-cara menanggulanginya, perlu dimiliki oleh para hobiis ataupun para pembudidaya ikan hias ini. 

Persiapan Sarana Pemijahan
Bak Pemijahan
Sarana pemijahan yang sering dipakai untuk memijahkan ikan oscar adalah berupa bak semen dengan ukuran 2 x 2 x 0,5 m. Sebelum digunakan, bak pemijahan dipersiapkan terlebih dahulu dengan melakukan kegiatan pembersihan bak dari kotoran dan sampah-sanpah. Apabila bak yang akan dipakai adalah bak yang baru dibuat, maka sebaiknya bak tersebut direndam dengan air sumur selama 4 minggu dengan perlakuan setiap 2 minggu sekali bak dikuras. Setelah itu lakukan penjemuran terhadap bak pemijahan, hal ini dilakukan selain untuk memberikan rangsangan terhadap oscar, juga untuk membunuh bibit penyakit yang diperkirakan bersarang dalam bak.
Setelah bak pemijahan disiapkan, selanjutnya air dimasukan ke dalam bak dengan ketinggian 25-30 cm. Sumber air yang dapat digunakan adalah air sumur ataupun air PAM, akan tetapi air tersebut perlu diendapkan selama 12-24 jam.
Substrat (Penempel Telur)
Telur ikan oscar bersifat adhesiv, artinya telur memerlukan tempat untuk menempel (substrat). Jenis substrat yang biasa digunakan dalam pemijahan ikan oscar adalah berupa batu yang memiliki permukaan datar ataupun bahan lain yang memiliki permukaan licin, seperti pecahan genting, porselin, kaca ataupun pipa paralon.
Sebelum dimasukan ke dalam bak pemijahan, substrat yang akan dipakai sebaiknya dicuci dahulu untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel agar tidak mengganggu telur. Jumlah substrat yang dimasukan disesuaikan dengan jumlah induk oscar yang akan dipijahkan. Untuk setiap pasangan induk oscar yang akan dipijahkan, cukup diberikan substrat 1 saja, dan substrat tersebut kita simpan di bagian sudut bak. Ukuran substrat yang ideal biasanya adalah 15 x 20 cm atau 20 x 20 cm.

Pemasukan Induk
Ikan oscar dapat dipijahkan dengan perbandingan induk jantan dan betina 1 : 1. Jumlah induk oscar yang akan dipijahkan, sebaiknya disesuaikan  dengan ukuran bak pemijahan 2 x 2 m dapat dimasukan induk sebanyak 4 pasang.

Proses Pemijahan
Proses pemijahan pada ikan oscar dimulai dengan gerakan-gerakan lincah dari induk jantan untuk memikat induk betina, kemudian kedua induk akan mencari tempat yang dianggap cocok dan membersihkannya. Setelah itu, induk betina akan mulai mengeluarkan telurnya di permukaan substrat, dan induk jantan akan langsung mengeluarkan spermanya untuk membuahi telur-telur tersebut.
Telur-telur hasil pemijahan tadi, akan dijaga oleh kedua induk, akan tetapi sering pula terjadi induk oscar memakan telur-telurnya kembali karena ia kekurangan makanan. Oleh karena itu untuk mencegah hal itu terjadi, maka sebaiknya telur-telur tadi kita pindahkan ke tempat lain untuk ditetaskan.

Penetasan Telur
Telur-telur hasil pemijahan sebaiknya di tetaskan di dalam wadah terpisah dengan bak pemijahan. Wadah yang biasa digunakan adalah akuarium yang diisi air setinggi 6-8 cm. Akuarium tersebut kita tempatkan pada tempat yang terlindung dari hujan dan panas yang berlebihan. Akuarium penetasan sebaiknya di aerasi untuk memenuhi kebutuhan oksigen terlarut bagi telur.
Gelembung udara yang dihasilkan oleh aerator jangan terlalu besar, hal ini bertujuan agar telur tidak terganggu.
Dalam waktu 3 hari, telur-telur yang kita tetaskan biasanya sudah mulai menetas. Larva ikan oscar tidak langsung kita beri makan, karena ia masih memiliki kantung kuning telur sebagai sumber makanannya. Pada umur 4 hari benih sudah mulai diberi makanan alami berupa kutu air. Benih yang dapat dihasilkan dari sepasang induk adalah 1000-3000 ekor.

Perawatan
Larva yang telah menetas selanjutnya kita pelihara di dalam akuarium penetasan sampai berumur 1 bulan. Selama pemeliharaan, ketinggian air dalam akuarium ditingkatkan secara bertahap setiap 7 hari sekali yaitu dari 6 cm menjadi 10 cm, 15 cm dan 20 cm.
Setelah berumur 1 bulan, benih-benih tersebut kita pelihara dalam bak berukuran 4 m2 dengan kepadatan 250 ekor per m2. Selama pemeliharaan, benih di beri makanan berupa kutu air ataupun cacing sutera. Makanan diberikan sebanyak 2-3 kali sehari secara adlibitum.

Referensi :
www.ikanhias-yuli.org/2014/.../cara-memelihara-ikan-hias-oscar

Selasa, 24 Mei 2016

HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN ARWANA



Ikan Arwana (Scleropages formosus), atau Siluk adalah salah satu spesies ikan air tawar dari Asia Tenggara. Ikan ini memiliki badan yang panjang; sirip dubur terletak jauh di belakang badan. Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Ikan Arwana juga disebut "Ikan Naga" karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari Mitologi Tionghoa.
Ikan Arwana Asia terdaftar dalam daftar spesies langka yang berstatus "terancam punah" oleh IUCN tahun 2004. Jumlah spesies ini yang menurun dikarenakan seringnya diperdagangkan karena nilainya yang tinggi sebagai ikan akuarium, terutama oleh masyarakat Asia. Pengikut Feng Shui dapat membayar harga yang mahal untuk seekor ikan ini.
Ikan Arwana adalah ikan air tawar dari keluarga Osteoglossidae, juga dikenal sebagai bonytongues. Arwana sebenarnya termasuk jenis ikan purba yang hingga kini belum punah. Banyak nama yang melekat padanya, diantaranya ikan siluk, ikan kayangan, ikan kalikasi, dan ikan kelasa.
Dalam pemeliharaan ikan arwana, ada beberapa kendala yang harus selalu diwaspadai yaitu penyakit yang biasa menyerang ikan arwana. Agar ikan kesayangan yang berharga selangit ini tidak mati, ada beberapa penyakit yang perlu diketahui  oleh para pecinta arwana diantaranya :
 
A. Penyakit bintik putih
·      Penyebab
Penyebab penyakit bintik putih adalah protozoa Ichthiopthirius multifiliis. Faktor pendukung penyebab pemyakit ini adalah kualitas air yang buruk, suhu yang terlalu rendah, pakan yang buruk, dan kontaminasi ikan lain yang sudah terkena penyakit bintik putih. Penularan penyakit ini dapat melalui air dan kontak langsung antar ikan.
·      Gejala
agian tubuh arwana yang diserang adalah sel lendir, sisik, dan lapisan insang. Arwana yang terserang penyakit ini tampak sulit bernafas, sering menggosok-gosokkan tubuhnya kedinding wadah, munculnya bintik putih pada insang dan sirip, lapisan lendir rusak, dan terjadi pendarahan pada sirip dan insang.
B. Penyakit penducle
·      Penyebab
Penyakit ini sering disebut dengan penyakit air dingin (cold water descareases) yang bisa terjadi pada suhu 160 C. penyebabnya adalah bakteri Flexbacter psychropahila  yang berukuran sekitar 6 mikron.
·      Gejala
Arwana yang terserang penyakit penducle tampak lemah, tidak mempunyai nafsu makan, muncul borok atau nekrosa pada kulit secara perlahan.
C. Penyakit Edward siella
·      Penyebab
Penyebabnya adalah bakteri Edward siella terda  yang berukuran sekitar 0,5-0,75 mikron.
·      Gejala
Jika sudah terinfeksi penyakit ini, akan muncul luka kecil pada kulit dan daging arwana, disertai dengan pendarahan. Luka tersebut akan menjadi bisul dan mengeluarkan nanah. Serangan lebih lanjut dapat menyebabkan luka pada hati dan ginjal.
D. Penyakit gatal
·      Penyebab
Penyakit yang sering menyerang benih arwana ini disebabkan olehTrichodina sp. bagian tubuh yang diserang adalah kulit, sirip, dan insang.
·      Gejala
Serangan penyakit gatal ditandai dengan gerakan arwana yang lemah dan sering menggosok-gosokkan tubuhnya kebenda keras dan dinding wadah pemeliharaan.
Cara Pengobatan
 Untuk mengetahui cara pengobatan arwana yang terserang penyakit dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Penyakit yang disebabkan oleh parasit
NAMA PENYAKIT
PENGOBATAN
KIMIA
ALAMI
Bintik putih
Methylene Blue (MB 1%) sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 100 cc air. Ambil 2-4 cc larutan tersebut dan encerkan kembali didalam 4 liter air. Arwana yang sakit selanjutnya direndam didalam larutan tersebut selama 24 jam. Perendaman dilakukan 3-5 kali dengan selang waktu 1 hari.
Arwana yang terserang penyakit yang disebabkan oleh parasit dapat diberikan ekstrak sambang darah. Dosis yang digunakan yaitu 0,5 ml ekstrak sambang darah untuk  5 liter air. Arwana yang terserang penyakit didipping setiap hari selama 30-60 menit, sampai arwana benar-benar sembuh.
Gatal
Arwana yang sakit diobati dengan cara merendamnya di dalam larutan formalin 150-200 ml/m3 air atau 150-200 ppm selama 15 menit.

Tabel 2. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri
NAMA PENYAKIT
PENGOBATAN
KIMIA
ALAMI
Penducle
Merendam arwana yang sakit di dalam oxytetracycline 10 ppm selama 30 menit (100 mg/l).
Arwana yang terserang penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat diberikan ekstrak kunyit. Dosis yang digunakan yaitu 0,5 ml ekstrak kunyit untuk  5 liter air. Arwana yang terserang penyakit didipping setiap hari selama 30-60 menit, sampai arwana benar-benar sembuh.
Edward siella
Pengobatan dengan bahan kimia dapat dilakukan dengan mencampur Sulfamerazine ke dalam pakan. Dosis yang digunakan adalah 100-200 mg untuk setiap 1 kg berat arwana. Sulfamerazine tersebut diencerkan di dalam 1 m3 air bersih dan disemprotkan kepakan. Pakan didinginkan hingga kering dan diberikan kepada arwana berturut-turut selama 3 hari.




Referensi :
Bachtiar, Yusuf, Tim Lentera. “Menyingkap Rahasia Penangkaran & Budidaya Arwana”. (Jakarta : Agromedia Pustaka, 2004).
Dalimartha ,S. “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”. (Jakarta: Puspa Swara,anggota IKAPI 2004).

Senin, 16 Mei 2016

PEMBENIHAN IKAN MANFISH



Kata maanvis berasal dari bahasa Belanda yang berarti “Ikan Bulan” karena bentuknya yang seperti bulan purnama. Didunia internasional, ikan ini dikenal dengan nama “Angel fish” atau “Ikan Bidadari” karena gerakannya yang lemah gemulai dengan sirip yang panjang, tipis, dan halus serta dapat bergetar seperti selendang bidadari. Ikan ini juga sering dijuluki “The Queen of Aquarium” karena bentuknya yang sangat indah seperti anak panah dan sifatnya yang tenang sehingga sangat digemari sebagai ikan hias akuarium.
Persiapan Sarana Pemijahan
Ada beberapa tempat yang dapat digunakan sebagai tempat pemijahan Ikan Maanvis, diantaranya kolam atau bak semen, dan akuarium. Jika menggunkan bak semen, ukurannya 100 x 100 x 80 cm. namun bila menggynkan akuarium bisa dipakai ukuran 100 x 75 x 50 cm atau 60 x 40 x 40 cm. Tempat pemijahan sebaiknya diletakkan pada lokasi yang terhindar dari kebisingan serta diusahakan suasananya agak gelap sesuai dengan sifat ikan ini yang menyukai suasana sepi dan damai.
Karena Maanvis mempunyai sifat menempelkan telurnya, maka di dalam tempat pemijahan harus disediakan benda atau alat sebagai media untuk menempelkan telur. Benda ini bisa berupa pecahan botol, pipa paralon, atau benda lain yang permukaannya licin. Bisa pula dari jenis tanaman air yang berdaun panjang dan kuat ( bisa pula diganti dengan potongan daun pisang yang agak lebar ). Sebelum digunakan, semua alat ini dicuci ersih terlebih dahulu.
Setelah dibersihkan, kemudian wadah pemijahan diisi air setinggi  30 cm  dengan  suhu  air 23  –  26 oC  dan  pH 6,8  – 7.  Air sebagai media pemijahan maupun pemeliharaan harus selalu bersih dan kualitasnya terjaga.

Pemilihan Induk
Pada pemilihan induk Ikan Maanvis, perbedaan antara jantan dan betina kurang terlihat jelas. Oleh karena itu, hal termudah yang dapat dilakukan adalah dengan cara memilih induk Maanvis yang sudah berpasangan dari sekumpulan induk yang dipelihara yang kemudian dipisahkan dan ditempatkan pada wadah pemijahan.
Pada umur yang sama, ukuran ikan jantan lebih besar dengan perutnya yang pipih serta bagian kepala yang juga besar mempunyai benjolan kecil (kadang tidak tampak jelas) yang terletak antara ujung mulut dan sirip punggung. Sedangkan Maanvis betian, sekalipun ukurannya lebih kecil tetapi perutnya agak menonjol dengan bentuk kepala yang relative kecil dan umumnya menbentuk garis lurus antara mulut dan sirip punggung.
Ikan Maanvis mulai dewasa dan siap kawin bila umurnya telah mencapai 7 – 12 bulan dengan ukuran tubuh anatar 6 – 8 cm. ikan yang mijah biasanya selalu bersama-sama kemanapun pergi (berkejar-kejaran).  
Proses Pemijahan
Untuk menciptakan suasana tentram pada saat pemijahan, sebaiknya pada dinding akuarium ditempel kertas berwarna gelap. Jika menggunakan bak semen, maka pada permukaan air bak tersebut bisa diberi tanaman air yang mengapung seperti eceng gondok (Echornia crassipes).  Hal ini dilakukan sesuai dengan sifat Ikan Maanvis yang gemar hidup ditempat gelap. Baru setelah itu induk yang telah berpasangan dapat dilepaskan ke dalam wadah pemijahan.
Proses pemijahan biasanya terjadi pada malam hari ketika suasana tenang dan sepi. Induk betina segera akan meletakkan telur pada media yang telah disediakan sehingga keesokan harinya tampak telur yang menempel pada media tersebut.

Penetasan Telur
Setelah menetas, biasanya induk Ikan Mannvis akan menjaga dan merawat telurnya dengan cermat secara bergantian. Kelompok telur yang melekat pada daun atau benda lain dibersihkan dengan mulut sambil mengkipas-kipaskan siripnya agar telur-telur tersebut memperoleh aliran air yang segar. Pada kondisi ini sebaiknya induk jangan dikagetkan, karena jika itu terjadi bisa jadi induk Maanvis akan memakan telurnya karena sayangnya induk kepada keturunannya.
Untuk menghindari terjadinya hal tersebut diatas, alangkah lebih baiknya telur-telur tersebut diangkat dan ditetaskan pada tempat tersendiri. Telur akan menetas dalam waktu 2 – 3 hari pada suhu 25 – 28 oC. Larvanya akan menggantung pada permukaan daun dengan perantaraan seutas benang halus yang dihasilkannya. Dua atau tuga hari kemudian anak Maanvis terlihat sudah mulai berenang sendiri.
Pendederan
Persediaan kuning telur pada umur 3 – 4 hari sudah habis dan anakan Maanvis sudah aktif berenang. Keadaan seperti ini merupakan saat-saat yang rawan dalam usaha budidaya Maanvis. Oleh karena itu harus segera mendapat perlakuan sebaik-baiknya yang biasanya dipindah ke wadah pendederan seperti bak semen yang berukuran 2 x 2 m dengan kepadatan 300 ekor.
Semenjak hari pertama hingga hari ke tujuh, benih diberi pakan berupa infusorea atau rotifera. Awal minggu kedua diberi naupli artemia atau kutu air halus hasil saringan, kemudian cacing sutera atau pakan buatan berbentuk tepung halus. Pemberian pakan ini dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terdapat sisa pakan di dasar wadah yang dapat menyebabkan perubahan kualitas air pada wadah budidaya. Pemeliharaan tahap pertama ini biasanya diakhiri dengan kegiatan seleksi.
Pembesaran
Pembesaran Maanvis dapat dilakukan di kolam atau bak semen ukuran 2 x 2 m dengan kepadatan tergantung pada ukuran ikan. Biasanya kepadatan setelah pendederan dikurangi menjadi 100 – 150 ekor. Benih untuk pembesaran ini biasanya sudah berumur 3 – 4 minggu. Tandanya ialah sirip-siripnya sudah lengkap. Pakan yang diberikan berupa kutu air besar, cacing sutera, ataupun cacing darah.
Biasanya pada usia 2 bulan dan dewasa, ikan ini sudah tahan  terhadap perubahan kualitas air. Namun demikian, pergantian air sebaiknya dilakukan secara rutin. Ini disebabkan sirip dadanya yang panjang seperti dasi sangat mudah rusak bila terserang penyakit. Jika sudah rusak maka nilai jualnya pun hilang (menurun). Pada ukuran 3,5 cm atau berumur sekitar 3 bulan, Maanvis sudah dapat dijual.

Referensi :
Daelami Deden A.S. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta : Penebar Swadaya, 2001.
 
Sukadi Fatuchri.  Ikan Hias Air Tawar dan Prospeknya. Dirjen Perikanan Budidaya, 2003.

Rabu, 25 Mei 2016

PEMIJAHAN IKAN OSCAR



Ikan oscar adalah salah satu jenis ikan hias yang banyak digemari oleh kalangan hobiis, karena ikan ini memiliki komposisi warna yang menarik sehingga dalam pemeliharaannya, ikan ini memerlukan makanan dan perawatan khusus. Bercak warna indah yang menempel pada tubuhnya tidak akan muncul apabila ikan ini mengalami stres. Terjadinya stres dapat merupakan satu langkah awal terserangnya ikan ini oleh organisme penyabab penyakit, sehingga selain pengetahuan tentang cara perawatan yang baik, pengetahuan tentang penyakit yang sering menyerang ikan oscar dan cara-cara menanggulanginya, perlu dimiliki oleh para hobiis ataupun para pembudidaya ikan hias ini. 

Persiapan Sarana Pemijahan
Bak Pemijahan
Sarana pemijahan yang sering dipakai untuk memijahkan ikan oscar adalah berupa bak semen dengan ukuran 2 x 2 x 0,5 m. Sebelum digunakan, bak pemijahan dipersiapkan terlebih dahulu dengan melakukan kegiatan pembersihan bak dari kotoran dan sampah-sanpah. Apabila bak yang akan dipakai adalah bak yang baru dibuat, maka sebaiknya bak tersebut direndam dengan air sumur selama 4 minggu dengan perlakuan setiap 2 minggu sekali bak dikuras. Setelah itu lakukan penjemuran terhadap bak pemijahan, hal ini dilakukan selain untuk memberikan rangsangan terhadap oscar, juga untuk membunuh bibit penyakit yang diperkirakan bersarang dalam bak.
Setelah bak pemijahan disiapkan, selanjutnya air dimasukan ke dalam bak dengan ketinggian 25-30 cm. Sumber air yang dapat digunakan adalah air sumur ataupun air PAM, akan tetapi air tersebut perlu diendapkan selama 12-24 jam.
Substrat (Penempel Telur)
Telur ikan oscar bersifat adhesiv, artinya telur memerlukan tempat untuk menempel (substrat). Jenis substrat yang biasa digunakan dalam pemijahan ikan oscar adalah berupa batu yang memiliki permukaan datar ataupun bahan lain yang memiliki permukaan licin, seperti pecahan genting, porselin, kaca ataupun pipa paralon.
Sebelum dimasukan ke dalam bak pemijahan, substrat yang akan dipakai sebaiknya dicuci dahulu untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel agar tidak mengganggu telur. Jumlah substrat yang dimasukan disesuaikan dengan jumlah induk oscar yang akan dipijahkan. Untuk setiap pasangan induk oscar yang akan dipijahkan, cukup diberikan substrat 1 saja, dan substrat tersebut kita simpan di bagian sudut bak. Ukuran substrat yang ideal biasanya adalah 15 x 20 cm atau 20 x 20 cm.

Pemasukan Induk
Ikan oscar dapat dipijahkan dengan perbandingan induk jantan dan betina 1 : 1. Jumlah induk oscar yang akan dipijahkan, sebaiknya disesuaikan  dengan ukuran bak pemijahan 2 x 2 m dapat dimasukan induk sebanyak 4 pasang.

Proses Pemijahan
Proses pemijahan pada ikan oscar dimulai dengan gerakan-gerakan lincah dari induk jantan untuk memikat induk betina, kemudian kedua induk akan mencari tempat yang dianggap cocok dan membersihkannya. Setelah itu, induk betina akan mulai mengeluarkan telurnya di permukaan substrat, dan induk jantan akan langsung mengeluarkan spermanya untuk membuahi telur-telur tersebut.
Telur-telur hasil pemijahan tadi, akan dijaga oleh kedua induk, akan tetapi sering pula terjadi induk oscar memakan telur-telurnya kembali karena ia kekurangan makanan. Oleh karena itu untuk mencegah hal itu terjadi, maka sebaiknya telur-telur tadi kita pindahkan ke tempat lain untuk ditetaskan.

Penetasan Telur
Telur-telur hasil pemijahan sebaiknya di tetaskan di dalam wadah terpisah dengan bak pemijahan. Wadah yang biasa digunakan adalah akuarium yang diisi air setinggi 6-8 cm. Akuarium tersebut kita tempatkan pada tempat yang terlindung dari hujan dan panas yang berlebihan. Akuarium penetasan sebaiknya di aerasi untuk memenuhi kebutuhan oksigen terlarut bagi telur.
Gelembung udara yang dihasilkan oleh aerator jangan terlalu besar, hal ini bertujuan agar telur tidak terganggu.
Dalam waktu 3 hari, telur-telur yang kita tetaskan biasanya sudah mulai menetas. Larva ikan oscar tidak langsung kita beri makan, karena ia masih memiliki kantung kuning telur sebagai sumber makanannya. Pada umur 4 hari benih sudah mulai diberi makanan alami berupa kutu air. Benih yang dapat dihasilkan dari sepasang induk adalah 1000-3000 ekor.

Perawatan
Larva yang telah menetas selanjutnya kita pelihara di dalam akuarium penetasan sampai berumur 1 bulan. Selama pemeliharaan, ketinggian air dalam akuarium ditingkatkan secara bertahap setiap 7 hari sekali yaitu dari 6 cm menjadi 10 cm, 15 cm dan 20 cm.
Setelah berumur 1 bulan, benih-benih tersebut kita pelihara dalam bak berukuran 4 m2 dengan kepadatan 250 ekor per m2. Selama pemeliharaan, benih di beri makanan berupa kutu air ataupun cacing sutera. Makanan diberikan sebanyak 2-3 kali sehari secara adlibitum.

Referensi :
www.ikanhias-yuli.org/2014/.../cara-memelihara-ikan-hias-oscar

Selasa, 24 Mei 2016

HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN ARWANA



Ikan Arwana (Scleropages formosus), atau Siluk adalah salah satu spesies ikan air tawar dari Asia Tenggara. Ikan ini memiliki badan yang panjang; sirip dubur terletak jauh di belakang badan. Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Ikan Arwana juga disebut "Ikan Naga" karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari Mitologi Tionghoa.
Ikan Arwana Asia terdaftar dalam daftar spesies langka yang berstatus "terancam punah" oleh IUCN tahun 2004. Jumlah spesies ini yang menurun dikarenakan seringnya diperdagangkan karena nilainya yang tinggi sebagai ikan akuarium, terutama oleh masyarakat Asia. Pengikut Feng Shui dapat membayar harga yang mahal untuk seekor ikan ini.
Ikan Arwana adalah ikan air tawar dari keluarga Osteoglossidae, juga dikenal sebagai bonytongues. Arwana sebenarnya termasuk jenis ikan purba yang hingga kini belum punah. Banyak nama yang melekat padanya, diantaranya ikan siluk, ikan kayangan, ikan kalikasi, dan ikan kelasa.
Dalam pemeliharaan ikan arwana, ada beberapa kendala yang harus selalu diwaspadai yaitu penyakit yang biasa menyerang ikan arwana. Agar ikan kesayangan yang berharga selangit ini tidak mati, ada beberapa penyakit yang perlu diketahui  oleh para pecinta arwana diantaranya :
 
A. Penyakit bintik putih
·      Penyebab
Penyebab penyakit bintik putih adalah protozoa Ichthiopthirius multifiliis. Faktor pendukung penyebab pemyakit ini adalah kualitas air yang buruk, suhu yang terlalu rendah, pakan yang buruk, dan kontaminasi ikan lain yang sudah terkena penyakit bintik putih. Penularan penyakit ini dapat melalui air dan kontak langsung antar ikan.
·      Gejala
agian tubuh arwana yang diserang adalah sel lendir, sisik, dan lapisan insang. Arwana yang terserang penyakit ini tampak sulit bernafas, sering menggosok-gosokkan tubuhnya kedinding wadah, munculnya bintik putih pada insang dan sirip, lapisan lendir rusak, dan terjadi pendarahan pada sirip dan insang.
B. Penyakit penducle
·      Penyebab
Penyakit ini sering disebut dengan penyakit air dingin (cold water descareases) yang bisa terjadi pada suhu 160 C. penyebabnya adalah bakteri Flexbacter psychropahila  yang berukuran sekitar 6 mikron.
·      Gejala
Arwana yang terserang penyakit penducle tampak lemah, tidak mempunyai nafsu makan, muncul borok atau nekrosa pada kulit secara perlahan.
C. Penyakit Edward siella
·      Penyebab
Penyebabnya adalah bakteri Edward siella terda  yang berukuran sekitar 0,5-0,75 mikron.
·      Gejala
Jika sudah terinfeksi penyakit ini, akan muncul luka kecil pada kulit dan daging arwana, disertai dengan pendarahan. Luka tersebut akan menjadi bisul dan mengeluarkan nanah. Serangan lebih lanjut dapat menyebabkan luka pada hati dan ginjal.
D. Penyakit gatal
·      Penyebab
Penyakit yang sering menyerang benih arwana ini disebabkan olehTrichodina sp. bagian tubuh yang diserang adalah kulit, sirip, dan insang.
·      Gejala
Serangan penyakit gatal ditandai dengan gerakan arwana yang lemah dan sering menggosok-gosokkan tubuhnya kebenda keras dan dinding wadah pemeliharaan.
Cara Pengobatan
 Untuk mengetahui cara pengobatan arwana yang terserang penyakit dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Penyakit yang disebabkan oleh parasit
NAMA PENYAKIT
PENGOBATAN
KIMIA
ALAMI
Bintik putih
Methylene Blue (MB 1%) sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 100 cc air. Ambil 2-4 cc larutan tersebut dan encerkan kembali didalam 4 liter air. Arwana yang sakit selanjutnya direndam didalam larutan tersebut selama 24 jam. Perendaman dilakukan 3-5 kali dengan selang waktu 1 hari.
Arwana yang terserang penyakit yang disebabkan oleh parasit dapat diberikan ekstrak sambang darah. Dosis yang digunakan yaitu 0,5 ml ekstrak sambang darah untuk  5 liter air. Arwana yang terserang penyakit didipping setiap hari selama 30-60 menit, sampai arwana benar-benar sembuh.
Gatal
Arwana yang sakit diobati dengan cara merendamnya di dalam larutan formalin 150-200 ml/m3 air atau 150-200 ppm selama 15 menit.

Tabel 2. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri
NAMA PENYAKIT
PENGOBATAN
KIMIA
ALAMI
Penducle
Merendam arwana yang sakit di dalam oxytetracycline 10 ppm selama 30 menit (100 mg/l).
Arwana yang terserang penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat diberikan ekstrak kunyit. Dosis yang digunakan yaitu 0,5 ml ekstrak kunyit untuk  5 liter air. Arwana yang terserang penyakit didipping setiap hari selama 30-60 menit, sampai arwana benar-benar sembuh.
Edward siella
Pengobatan dengan bahan kimia dapat dilakukan dengan mencampur Sulfamerazine ke dalam pakan. Dosis yang digunakan adalah 100-200 mg untuk setiap 1 kg berat arwana. Sulfamerazine tersebut diencerkan di dalam 1 m3 air bersih dan disemprotkan kepakan. Pakan didinginkan hingga kering dan diberikan kepada arwana berturut-turut selama 3 hari.




Referensi :
Bachtiar, Yusuf, Tim Lentera. “Menyingkap Rahasia Penangkaran & Budidaya Arwana”. (Jakarta : Agromedia Pustaka, 2004).
Dalimartha ,S. “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”. (Jakarta: Puspa Swara,anggota IKAPI 2004).

Senin, 16 Mei 2016

PEMBENIHAN IKAN MANFISH



Kata maanvis berasal dari bahasa Belanda yang berarti “Ikan Bulan” karena bentuknya yang seperti bulan purnama. Didunia internasional, ikan ini dikenal dengan nama “Angel fish” atau “Ikan Bidadari” karena gerakannya yang lemah gemulai dengan sirip yang panjang, tipis, dan halus serta dapat bergetar seperti selendang bidadari. Ikan ini juga sering dijuluki “The Queen of Aquarium” karena bentuknya yang sangat indah seperti anak panah dan sifatnya yang tenang sehingga sangat digemari sebagai ikan hias akuarium.
Persiapan Sarana Pemijahan
Ada beberapa tempat yang dapat digunakan sebagai tempat pemijahan Ikan Maanvis, diantaranya kolam atau bak semen, dan akuarium. Jika menggunkan bak semen, ukurannya 100 x 100 x 80 cm. namun bila menggynkan akuarium bisa dipakai ukuran 100 x 75 x 50 cm atau 60 x 40 x 40 cm. Tempat pemijahan sebaiknya diletakkan pada lokasi yang terhindar dari kebisingan serta diusahakan suasananya agak gelap sesuai dengan sifat ikan ini yang menyukai suasana sepi dan damai.
Karena Maanvis mempunyai sifat menempelkan telurnya, maka di dalam tempat pemijahan harus disediakan benda atau alat sebagai media untuk menempelkan telur. Benda ini bisa berupa pecahan botol, pipa paralon, atau benda lain yang permukaannya licin. Bisa pula dari jenis tanaman air yang berdaun panjang dan kuat ( bisa pula diganti dengan potongan daun pisang yang agak lebar ). Sebelum digunakan, semua alat ini dicuci ersih terlebih dahulu.
Setelah dibersihkan, kemudian wadah pemijahan diisi air setinggi  30 cm  dengan  suhu  air 23  –  26 oC  dan  pH 6,8  – 7.  Air sebagai media pemijahan maupun pemeliharaan harus selalu bersih dan kualitasnya terjaga.

Pemilihan Induk
Pada pemilihan induk Ikan Maanvis, perbedaan antara jantan dan betina kurang terlihat jelas. Oleh karena itu, hal termudah yang dapat dilakukan adalah dengan cara memilih induk Maanvis yang sudah berpasangan dari sekumpulan induk yang dipelihara yang kemudian dipisahkan dan ditempatkan pada wadah pemijahan.
Pada umur yang sama, ukuran ikan jantan lebih besar dengan perutnya yang pipih serta bagian kepala yang juga besar mempunyai benjolan kecil (kadang tidak tampak jelas) yang terletak antara ujung mulut dan sirip punggung. Sedangkan Maanvis betian, sekalipun ukurannya lebih kecil tetapi perutnya agak menonjol dengan bentuk kepala yang relative kecil dan umumnya menbentuk garis lurus antara mulut dan sirip punggung.
Ikan Maanvis mulai dewasa dan siap kawin bila umurnya telah mencapai 7 – 12 bulan dengan ukuran tubuh anatar 6 – 8 cm. ikan yang mijah biasanya selalu bersama-sama kemanapun pergi (berkejar-kejaran).  
Proses Pemijahan
Untuk menciptakan suasana tentram pada saat pemijahan, sebaiknya pada dinding akuarium ditempel kertas berwarna gelap. Jika menggunakan bak semen, maka pada permukaan air bak tersebut bisa diberi tanaman air yang mengapung seperti eceng gondok (Echornia crassipes).  Hal ini dilakukan sesuai dengan sifat Ikan Maanvis yang gemar hidup ditempat gelap. Baru setelah itu induk yang telah berpasangan dapat dilepaskan ke dalam wadah pemijahan.
Proses pemijahan biasanya terjadi pada malam hari ketika suasana tenang dan sepi. Induk betina segera akan meletakkan telur pada media yang telah disediakan sehingga keesokan harinya tampak telur yang menempel pada media tersebut.

Penetasan Telur
Setelah menetas, biasanya induk Ikan Mannvis akan menjaga dan merawat telurnya dengan cermat secara bergantian. Kelompok telur yang melekat pada daun atau benda lain dibersihkan dengan mulut sambil mengkipas-kipaskan siripnya agar telur-telur tersebut memperoleh aliran air yang segar. Pada kondisi ini sebaiknya induk jangan dikagetkan, karena jika itu terjadi bisa jadi induk Maanvis akan memakan telurnya karena sayangnya induk kepada keturunannya.
Untuk menghindari terjadinya hal tersebut diatas, alangkah lebih baiknya telur-telur tersebut diangkat dan ditetaskan pada tempat tersendiri. Telur akan menetas dalam waktu 2 – 3 hari pada suhu 25 – 28 oC. Larvanya akan menggantung pada permukaan daun dengan perantaraan seutas benang halus yang dihasilkannya. Dua atau tuga hari kemudian anak Maanvis terlihat sudah mulai berenang sendiri.
Pendederan
Persediaan kuning telur pada umur 3 – 4 hari sudah habis dan anakan Maanvis sudah aktif berenang. Keadaan seperti ini merupakan saat-saat yang rawan dalam usaha budidaya Maanvis. Oleh karena itu harus segera mendapat perlakuan sebaik-baiknya yang biasanya dipindah ke wadah pendederan seperti bak semen yang berukuran 2 x 2 m dengan kepadatan 300 ekor.
Semenjak hari pertama hingga hari ke tujuh, benih diberi pakan berupa infusorea atau rotifera. Awal minggu kedua diberi naupli artemia atau kutu air halus hasil saringan, kemudian cacing sutera atau pakan buatan berbentuk tepung halus. Pemberian pakan ini dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terdapat sisa pakan di dasar wadah yang dapat menyebabkan perubahan kualitas air pada wadah budidaya. Pemeliharaan tahap pertama ini biasanya diakhiri dengan kegiatan seleksi.
Pembesaran
Pembesaran Maanvis dapat dilakukan di kolam atau bak semen ukuran 2 x 2 m dengan kepadatan tergantung pada ukuran ikan. Biasanya kepadatan setelah pendederan dikurangi menjadi 100 – 150 ekor. Benih untuk pembesaran ini biasanya sudah berumur 3 – 4 minggu. Tandanya ialah sirip-siripnya sudah lengkap. Pakan yang diberikan berupa kutu air besar, cacing sutera, ataupun cacing darah.
Biasanya pada usia 2 bulan dan dewasa, ikan ini sudah tahan  terhadap perubahan kualitas air. Namun demikian, pergantian air sebaiknya dilakukan secara rutin. Ini disebabkan sirip dadanya yang panjang seperti dasi sangat mudah rusak bila terserang penyakit. Jika sudah rusak maka nilai jualnya pun hilang (menurun). Pada ukuran 3,5 cm atau berumur sekitar 3 bulan, Maanvis sudah dapat dijual.

Referensi :
Daelami Deden A.S. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta : Penebar Swadaya, 2001.
 
Sukadi Fatuchri.  Ikan Hias Air Tawar dan Prospeknya. Dirjen Perikanan Budidaya, 2003.