Pages - Menu

Kamis, 31 Desember 2020

HAMA PENYAKIT YANG SERING MENYERANG IKAN CUPANG part 1

Penyakit menjadi momok dalam kegiatan budidaya perikanan, kegagalan dalam budidaya salah satu faktor penyebab terbesar adalah penyakit. Untuk itu sebisa mungkin dilakukan pencegahan. Bebrapa penyakit pada ikan cupang secara singkat dapat dijabarkan sebagai berikut : 

1. Infeksi Jamur Kulit 

  • Penyebab: Jamur, kondisi air yang kotor 
  • Sifat Penyakit: Dapat menular 
  • Gejala: Muncul bercak-bercak putih seperti kapas di badan ikan (seperti panuan), ikan jadi kurang aktif bergerak, bisa juga jadi nggak nafsu makan, sirip menguncup, warna memucat. 
  • Pengobatan: - Isolasi/karantina ikan yang sakit - Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih - Methylene Blue (bisa merk Blitz Icht, Rid All, Tetra, dsb) - Garam Aquarium - Ganti air full 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi lagi pengobatan seperti di atas. 

2. Fin Rot (Busuk Sirip) 

  • Dari kiri ke kanan: Gigi ekor, Fin Rot tahap awal, Fin Rot tahap lanjut (supaya tidak tertukar antara Gigit Ekor dengan Fin Rot) 
  • Penyebab: Bakteri, kondisi air yang kotor 
  • Sifat Penyakit: Dapat menular 
  • Gejala: Muncul warna gelap atau kadang kemerahan seperti berdarah di pinggiran sirip, sirip yang terserang lama kelamaan jadi habis seperti rontok/sobek, ikan masih tetap aktif bergerak, nafsu makan tetap baik, sirip bisa menguncup, warna memucat. Bila sudah parah busuknya akan merembet sampai ke badan ikan. 
  • Pengobatan: - Isolasi/karantina ikan yang sakit - Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih - Antibiotik (Ampicillin, Super Tetra, dsb yang mana yang lebih mudah tersedia, dosisnya cukup 1 tetes per aquarium) - Atau: Gunakan General Tonic (bisa merk Rid All, Tetra, dsb) - Garam Aquarium - Ganti air full 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi lagi pengobatan seperti di atas. Note: Sirip yang rusak bisa tumbuh kembali seperti semula, tapi nggak akan seindah dulunya (original). 

3. White Spot atau Ick (Bintik putih) 

  • Penyebab: Parasit, kondisi air yg kotor, bisa berasal dr pakan hidup yg krg bersih Sifat Penyakit: Sangat menular 
  • Gejala: Muncul bintik2 putih di badan ikan, ikan krg aktif bergerak, krg nafsu makan, sirip bisa menguncup, warna memucat. Ikan sering bergerak cepat & menabrak dindingaquarium, seperti berusaha menggaruk bdnnya. Bila sdh parah bintik putihnya akan merembet sampai ke seluruh badan ikan. 
  • Pengobatan: - Isolasi/karantina ikan yg sakit - Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih - Methylene Blue (bisa merk Blitz Ich, Rid All, Tetra, dsb) - Garam Aquarium - Jemur ikan di bwh sinar Matahari pagi - Ganti air full 3 hari kemudian, bila msh blm ada tanda2 membaik, ulangi lg pengobatan seperti dr atas. 

4. Velvet (Bintik emas/karatan) 

  • Penyebab: Parasit, kondisi air yg kotor, bisa berasal dr pakan hidup yg krg bersih 
  • Sifat Penyakit: Sangat menular 
  • Gejala: Muncul bintik2 berwarna emas atau kdg seperti warna besi berkarat di badan ikan (dpt terlihat dgn bantuan sinar senter), ikan krg aktif bergerak, krg nafsu makan, sirip bisa menguncup, warna memucat. Ikan sering bergerak cepat & menabrak dindingaquarium, seperti berusaha menggaruk bdnnya. Bila sdh parah bintik2nya akan merembet sampai ke seluruh badan ikan. Pengobatan:

KULTUR PAKAN ALAMI IKAN CUPANG

1. Daphnia sp dan Moina sp.

Pakan alami jenis ini biasa ditemukan pada genangan air dengan bahan kandungan organik. Daphnia sp memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan cacing sutera dan jentik nyamuk sehingga lebih baik dalam pembentukan sel telur. Langkah-langkah dalam melakukan kultur Daphnia sp dan Moina sp yaitu : 

  • Wadah kultur didapkan dan dibersihkan. Wadah kultur dapat berupa akuarium, bak beton/terpal berukuran besar 
  • Jika menggunakan pupuk organik dari kotoran unggas, maka dosis yang digunakan cukup 0,2 gr/liter dan ditempatkan pada jaring agar padatan dari kotoran unggas tidak hancur dan terlarut pada media kultur 
  • Inokulasi/penebaran biang Daphnia sp dapat dilakukan setelah air menjadi bening setelah pemupukan. Kondisi keruh setelah pemupukan mengindikasikan proses dekomposisi pupuk masih berlangsung sehingga air media kultur masih reaktif dan bersifat panas untuk Daphnia sp. 
  • Setelah pemupukan dilakukan dan air terlihat jernih, maka inokulasi dapat dilakukan dan dibiarkan selama 2 minggu. Dalam waktu tersebut, Daphnia akan berkembang biak. Pemanenan dapat dilakukan dan disisakan sebagai biangan untuk dikembangkan kembali. Jika Daphnia sudah berkembang, maka dapat dilakukan pemupukan susulan. 
  • Jika metode pemupukan tersebut dirasa kurang efektif, maka sebagai media pemeliharaan/kultur dapat diganti dengan air media pemeliharaan ikan dimana kandungan bahan organik sudah sesuai sebagai media hidup dari Daphnia dan Moina. Sebaiknya digunakan air pemeliharaan yang masih baik atau tidak terlalu berbau. Jika air media kultur berubah menjadi jernih maka dapat ditambahkan air pemeliharaan ikan kembali sebagai pupuk. Panen dilakukan jika populasi sudah padat dan disisakan sebagai bian untuk dikultur tahap selanjutnya.
2. Infusoria 

Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva cupang juga kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan cupang. Untuk mengadakan pakan alami infusoria maka langkah-langkah berikut dapat dilakukan : 

  • Siapkan wadah berupa akuarium atau basket sebagai media kultur infusoria - Wadah kultur kemudian diisi dengan air media pemeliharaan ikan cupang dan dapat ditambahkan dengan air baru yang sudah ditandon. Sebagai catatan, air media pemeliharaan yang digunakan saat kultur harus air dari ikan yang sehat 
  • Sebagai substrat dan nutrisi infusoria, maka dapat digunakan sayuran seperti bayam, dan kol yang direbus terlebih dahulu untuk sterilisasi dan mempercepat munculnya infusoria 
  • Selain dengan menggunakan sayuran, dapat pula digunakan pellet halus dengan konsentrasi cukup 0,5 ppm. 
  • Sebagai kontrol bahan organik pada media kultur, dapat ditempatkan tumbuhan apu-apu. 
  • Perubahan air akan terjadi yaitu menjadi keruh. Pada okndisi ini maka infusoria belum muncul. Infusoria akan muncul setelah kondisi air media kultur menjadi jernih. 
  • Indikator munculnya infusoria adalah munculnya koloni berwarna putih pada permukaan media kultur. Juka diamati pada air media kultur dan di sinar dengan menggunakan lampu senter akan terlihat infusoria. 
  • Jika telah muncul infusoria maka untuk memberikannya pada postlarva ikan cupang dapat diberikan bersamaan dengan air media kultur secukupnya sesuai kebutuhan.
3. Artemia

Untuk pakan alami, artemia ini dapat disiapkan sebagai pakan lanjutan.Selain mengandung protein yang tinggi mencapai 50% juga kaya akan mineral yang dibutuhkan larva untuk pembentukan tulang dan sisik serta perkembangan jaringan tubuh lainnya. Adapun cara kultur artemia adalah sebagai berikut : 

  • Siapkan wadah kultur berupa botol atau galon air mineral atau wadah berbentuk kerucut lainnya. Wadah kultur tersebut kemudian di cat hitam pada sekeliling wadah kecuali pada bagian dasar. 
  • Wadah kultur diposisikan bagian kerucut ada dibawah dan bagian atas atau dasar botol/galon dibuka/dipotong. Pada bagian dasar kerucut ditutup sengan kuat agar tidak bocor saat diisi air. Untuk mempermudah panen artemia, dapat pula dipasang selang panen pada bagian dasar sehingga saat panen hanya membuka kran panen saja. Namun dengan pemasangan saluran tersebut maka siste artemia terkadang banyak yang masuk kedalam selang sehingga tidak menetas. Jika demikian maka saluran dapat ditiadakan dan menggunakan teknik sifon untuk memanen larva artemia 
  • Wadah diidi dengan air laut dengan salinitas 30 – 38 ppt, jika tidak tersedia air laut maka dapat diganti dengan garam. Penambahan garam dilakukan agar salinitas yang dihasilkan sama dengan salinitas air laut yaitu 30 – 38 gr/liter air 
  • Pasang aerasi pada bagian dasar kerucut wadah kultur agar nantinya siste artemia selalu dalam keadaan teraduk - Jika wadah kultur sudah siap, media kultur sudah siap dan sistem pengaerasian sudah berjalan maka langkah selanjutnya adalah memasukkan siste artemia kedalam media kultur - Dalam 24 jam maka siste artemia akan menetas dan siap untuk dipanen. 
  • Panen artemia dapat dilakukan dengan cara mengendapkan artemia yang telah menetas agar berada dibawah dimana pada bagian dasar wadah kultur tidak diberikan warna/cat sehingga akan lebih terang. Karena sifatnya yang fototaksis positif maka larva artemia akan mengumpur didasar. 
  • Untuk mengendapkan, angkat aerasi dan tutup pada bagian atas wadah kultur sehingga gelap. Pengendapan ini dapat berlangsung 5 – 10 menit. Kulit/cangkang siste yang telah menetas akan berada di permukaan media kultur. Artinya terpisah antara yang menetas dan cangkang. - Pengambilan larva artemia dapat dilakukan dengan membuka kran panen yang telah terpasang didasar wadah atau dengan menyifon larva artemia. - Pengambilan larva artemia dapat dilakukan bertahap disesuaikan dengan waktu pemberian pakan.

PAKAN UNTUK IKAN CUPANG

Ikan cupang (Betta sp.) pada umumnya menyukai jenis makanan yang bergerak, makanan harus tersedia sejak telur cupang menetas.Pemberian pakan pada ikan cupang biasa dilakukan dengan satiasi 100%. Yang artinya ikan kenyang 100%. Untuk masa pertumbuhan dapat dilakukan metode adlibitum dimana pemberian pakan dilakukan secara terus menerus, yang artinya ketersediaan pakan pada media pemeliharaan selalu tersedia. Ikan cupang biasanya ada pada fase larva sampai umur 3 – 4 hari dari menetas, dan akan mulai membutuhkan pakan alami pada umur 4 hari. Adapun beberapa jenis pakan alami yang sering diberikan diantaranya :

1. Infusoria 


Larva ikan cupang sangat kecil sehingga pada masa awal makan kira-kira usia 4 – 8 hari memerlukan pakan alami dengan ukuran yang sangat kecil pula sesuai dengan bukaan mulut ikan. Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva cupang juga kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan cupang.1. Infusoria Larva ikan cupang sangat kecil sehingga pada masa awal makan kira-kira usia 4 – 8 hari memerlukan pakan alami dengan ukuran yang sangat kecil pula sesuai dengan bukaan mulut ikan. Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva cupang juga kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan cupang.

2. Artemia 


Kandungan nutrisi dari artemia ini sangat cocok untuk larva ikan cupang. Selain mengandung protein yang tinggi mencapai 50% juga kaya akan mineral yang dibutuhkan larva untuk pembentukan tulang dan sisik serta perkembangan jaringan tubuh lainnya. Benih ikan cupang akan dapat mengkonsumsi larva artemia secara lancar memasuki usia 6 – 8 hari. Untuk itu pakan alami artemia ini dapat disiapkan sebagai pakan lanjutan.

3. Daphnia sp dan Moina sp.


Selain pakan alami Infusoria dan Artemia, pakan alami yang dapat diberikan adalah Daphnia sp dan Moina sp. Pakan alami jenis ini sangat populer digunakan baik untuk induk ikan cupang maupun benih ikan cupang. Pemberian pakan ini pada induk akan meningkatkan jumlah telur jika dibandingkan dengan pakan lain seperti cacing sutera dan jentik nyamuk. Daphnia sp memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan cacing sutera dan jentik nyamuk sehingga lebih baik dalam pembentukan sel telur. Pakan alami jenis ini biasa ditemukan pada genangan air dengan bahan kandungan organik.

4. Cacing Sutera dan Jentik Nyamuk

Selain pakan alami diatas, pakan alami lainnya yang dpat digunakan adalah cacing sutera dan jentik nyamuk. Pakan alami jenis ini biasa diperoleh kolekting dari alam karena jumlahnya melimpah. Pakan jentik nyamuk dan cacing sutera memiliki kandungan protein dan lemak yang tinggi sehingga akan sangat cocok untuk ikan cupang dalam masa pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan pemberian pakan dapat dilakukan 2 – 3 kali sehari dengan satiasi 100%. Sedangkan untuk induk pemberian pakan cukup diberikan 1 kali sehari satiasi 100 %. Pemberian pakan terlalu banyak akan berdampak ikan terlampau gemuk dan berlemak sehingga produksi telur menjadi berkurang.

PENGELOLAAN KUALITAS AIR SEBAGAI MEDIA PEMELIHARAAN IKAN CUPANG


Pengelolaan kualitas air untuk media pemeliharaan ikan cupang baik larva, benih maupun induk ikan cupang harus dijaga sesuai dengan syarat hidupnya. Ikan cupang dapat mudah terkena parasit karena termasuk ikan yang kurang aktif bergerak ketika dipelihara sehingga memudahkan parasit menempel dan tumbuh pada badan ikan. Untuk mencegah munculnya serangan penyakit dan menjaga keseimbangan kualitas air, maka ada beberapa perlakuan yang dapat diaplikasikan pada media pemeliharaan ikan cupang. Menjaga kestabilan kualitas air media pemeliharaan menjadi mutlak karena media pemeliharaan ikan cupang biasanya terbatas. Terdapat beberapa strategi untuk menjaga kualitas air agar tetap sesuai dengan kebutuhan ikan yaitu : 

1. Membuat tandon air 

Tandon air ini dibuat agar ketersediaan air pengganti atau air media baru pemeliharaan menggunakan air yang sudah stabil. Tandon dapat berupa bak plastik besar, atau drum air bertutup. Treatment yang diberikan pada air tandon hanya pemberian daun ketapang untuk menjaga ph dan menekan organisme merugikan. 

2. Pemberian daun ketapang pada media pemeliharaan 

Selain pemberian daun ketapang pada tandon air, daun ketapang juga diberikan pada air media pemeliharaan untuk menjaga kualitas air. Pemberian daun ketapang dilakukan setiap pergantian air. Jika pada media pemeliharaan tidak diberikan daun ketapang, maka parasit akan mudah menempel pada ikan dan pH air relatif akan kurang asam dimana habitat dialam cupang memiliki habitat yang cocok pada ph sedikit asam. 

3. Pergantian air secara rutin 

Pergantian air harus dilakukan secara rutin, tentunya dengan air yang telah dikondisikan/air tandon. Jika pergantian air dengan menggunakan air baru, segera tempatkan daun ketapang kering untuk menjaga kualitas air seimbang dan sesuai kebutuhan ikan cupang.

PEMIJAHAN IKAN CUPANG


Untuk menghasilkan anakan ikan cupang yang berkualitas, kita juga harus menggunakan induk ikan cupang yang berkualitas baik. Untuk itu seleksi induk sebaiknya dilakukan dengan teliti. Proses pemijahan dapat berlangsung jika kedua induk ikan cupang telah siap untuk melakukan pemijahan. 

Ikan cupang adalah ikan yang sangat agresif terutama jantan, sehingga ketika jantan sudah siap untuk melakukan pemijahan namun induk betina belum siap maka induk jantan dapat menyerang induk betina. Untuk induk ikan cupang yang sudah terbiasa dipijahkan relatif lebih terkontrol dan tidak agresif ketika dipijahkan. Dalam melakukan proses pemijahan ikan cupang,  ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebagai berikut : 

  1. Menempatkan induk jantan pada media/wadah pemijahan dan biarkan induk jantan membuat sarang dari busa yang dibuat oleh induk jantan 
  2. Induk betina ditempatkan pada wadah berupa toples yang telah diisi air. 
  3. Induk pada wadah toples tersebut kemudian ditempatkan pada wadah pemijahan dengan posisi induk betina masih dalam toples. Proses ini biasa disebut proses penjodohan. Untuk induk ikan yang sudah mapan atau sering dipijahkan biasanya relatif mudah untuk dipasangkan, apalagi jika kondisi gonad sudah matang 
  4. Jika induk jantan telah selesai membuat sarang dan induk jantan terlihat sudah tidak agresif dan induk betina telah menunjukkan penerimaan terhadapa induk jantan, maka induk betina dapat dilepaskan ke wadah pemijahan 
  5. Telur yang telah dibuahi akan ditempatkan kedalam sarang dan akan dibiarkan sambil terus dijaga oleh induk jantan 
  6. Pemijahan akan terjadi dengan cara jantan melilit pada betina. Pembuahan terjadi diluar, betina akan mengeluarkan sel telur sedangkan jantan akan melepaskan sperma. Proses perkawinan ini akan berlangsung hingga telur dalam perut induk betina telah habis 
  7. Induk betina segera diangkat setelah proses perkawinan selesai, karena dapat memakan telur hasil pemijahan 
  8. Induk cupang jantan akan menjaga telur-telur dari hasil pemijahan hingga telur menetas. Setelah menetas, larva ikan cupang akan dirawat oleh induk jantan sampai fase post larva dan sudah dapat makan.
  9. Ketika induk jantan sudah tidak merawat larva kembali, maka induk jantan dapat diangkat dari wadah pemijahan dan di tempatkan pada wadah recovery untuk dipelihara kembali sebelum dipijahkan kembali. 
Proses pemijahan dikatakan berhasil jika Survival Rate tinggi atau minimal 90%. Kualitas larva dan benih yang dihasilkan akan sangat dipengaruhi oleh tikngkat kematangan gonad induk ikan cupang. Semakin tinggi TKG dan semakin tua umur induk maka telur dan larva ikan cupang akan semakin baik.

Itulah sebagian langkah-langkah yang harus dilakukan ketika kita mau memijahkan ikan cupang. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan bisa membantu para pemula untuk melakukan pemijahan ikan cupang. Selamat mencoba dan semoga berhasil. Salam sukses.

Minggu, 27 Desember 2020

PERSIAPAN WADAH PEMIJAHAN IKAN CUPANG


Ikan cupang (Betta sp.) merupakan komoditas ikan hias yang eksotik dengan variasi warna yang cukup banyak. Warna-warna klasik seperti merah, hijau, biru, abu-abu, dan kombinasinya banyak dijumpai. Ikan cupang (Betta sp.) merupakan ikan yang memiliki banyak bentuk (Polymorphisme), seperti ekor bertipe mahkota/serit (crown tail), ekor setengah bulan/lingkaran (half moon), ekor pendek (plakat) dan ekor tipe lilin/selendang (slayer) dengan sirip panjang dan berwarna-warni. Warna tubuh ikan yang berwarna-warni inilah yang menjadi daya tarik para penggemar dan penghobi untuk mengoleksinya.

Untuk menghasilkan jenis ikan yang berkualitas bai, kita perlu mengetahui cara melakukan pembenihannya. Namun sebelum melangkah ke proses pembenihan, terlebih dahulu kita harus tahu bagaimana mempersiapkan wadah yang kita gunakan untuk membenihkannya.

prose pemijahan ikan cupang dialam, ikan cupang jantan akan membuat dan mengumpulkan busa (Bubblenester) dan akan merawat larva didalam mulutnya (Mouthbreeder). Ikan cupang melakukan pembuahan luar yaitu induk betina akan mengeluarkan sel telur dan jantan akan mengeluarkan sel sperma sehingga terjadi pembuahan. Induk jantan kemudian akan mengambil sel telur yang telah dibuahi dan menempatkannya pada sarang berup busa yang telah dibuat.

Oleh karena itu media atau wadah yang akan kita pakai untuk melakukan kegiatan pemijahan ikan cupang harus memenuhi kriteria pemijahan yang biasa dilakukan atau dibutuhkan oleh induk ikan cupang sehingga bisa menyerupai kehidupan di alam.

Ada beberapa tahapan yang dikerjakan dalam menyiapkan wadah dan air media pemijahan antara lain :

  1. Wadah pemijahan berupa akuarium berukuran 30 x 20 dan toples volume 1 liter disiapkan sesuai kebutuhan 
  2. Sterilisasi wadah pemijahan ( pencucian, pengeringan ) 
  3. Pengisian air media yang telah diendapkan pada wadah pemijahan 
  4. Pengisian air pada wadah pemijahan hingga ketinggian 20 – 30 cm.

Rabu, 30 September 2020

CARA MERAWAT INDUK IKAN CUPANG


Ikan cupang (Betta sp.) merupakan komoditas ikan hias yang eksotik dengan variasi warna yang cukup banyak. Warna tubuh ikan ini berwarna-warni, sehingga menjadi daya tarik para penggemar dan penghobi untuk mengoleksinya. Warna-warna klasik seperti merah, hijau, biru, abu-abu, dan kombinasinya banyak dijumpai.

Ikan cupang yang memiliki kualitas baik, berasal dari indukan yang baik pula. Agar menghasilkan indukan yang baik, kita perlu mengetahui bagaimana cara merawat induk ikan cupang yang baik dan benar. Hal paling utama dalam merawat induk ikan cupang yang perlu kita perhatikan adalah media yang kita pakai yang berupa air. Kita perlu menjaga dan memperhatikan kualitas air dalam pemeliharaan induk ikan cupang.

Media pemeliharaan induk ikan cupang memegang peranan penting pada produktivitas induk ikan cupang. Kualitas air media yang kurang sesuai akan berdampak pada kesehatan ikan sehingga produksi sel telur dan sperma akan menurun juga. Media pemeliharaan yang kurang baik akan memicu munculnya penyakit dan ketika induk terserang penyakit, maka secara otomatis produksi gonad akan terganggu.

Beberapa perlakuan dalam memelihara induk ikan cupang antara lain adalah pengelolaan kualitas air pemeliharaan, dan pemberian pakan alami. Pengelolaan kualitas air pemeliharaan induk ikan cupang antara lain meliputi : 

a. Pengukuran kualitas air 

b. Penambahan daun ketapang 

c. Pengendapan pada tandon air 

Pemberian pakan alami pada induk ikan cupang antara lain : 

a. Pemberian pakan menggunakan pakan alami berupa Daphnia sp., cacing sutera dan jentik nyamuk 

b. Pemberian pakan dengan satiasi 100% 

c. Pemberian pakan dua kali sehari

Kamis, 13 Agustus 2020

SELEKSI INDUK IKAN CUPANG

Dalam melakukan kegiatan pemijahan ikan cupang, hal utama yang perlu dilakukan adalah kegiatan seleksi induk. Kegiatan seleksi induk ini menentukan ikan cupang yang dihasilkan memiliki kualitas baik atau tidak. Induk ikan cupang yang siap pijah dan memiliki kualitas baik akan menghasilkan benih ikan cupang yang bagus pula.

Sebelum melakukan kegiatan seleksi induk, ada baiknya kita perlu ketahui juga tentang cara merawat induk cupang yang baik.

Pemeliharaan Induk Ikan Cupang

Media pemeliharaan induk ikan cupang memegang peranan penting pada produktivitas induk ikan cupang. Kualitas air media yang kurang sesuai akan berdampak pada kesehatan ikan sehingga produksi sel telur dan sperma juga akan menurun. Beberapa perlakuan dalam memelihara induk ikan cupang antara lain adalah :

1.    Pengelolaan kualitas air pemeliharaan induk ikan cupang antara lain meliputi :

a.    Pengukuran kualitas air

b.    Penambahan daun ketapang

c.     Pengendapan pada tandon air

2.    Pemberian pakan alami pada induk ikan cupang antara lain :

a.    Pemberian pakan menggunakan pakan alami berupa Daphnia sp., cacing sutera dan jentik nyamuk

b.    Pemberian pakan dengan satiasi 100%

c.     Pemberian pakan dua kali sehari

Setelah mengetahui cara memelihara induk ikan cupang yang baik, selanjutnya kita ke materi seleksi induk ikan cupang.

Seleksi Induk Ikan Cupang Siap Pijah

Keberhasilan kegiatan pembenihan ikan cupang diawali dengan pemeliharaan yang baik pada induk ikan dan seleksi yang tepat pada induk yang siap pijah. Adapun ciri- ciri induk siap pijah pada induk ikan cupang antara lain sebagai berikut :

Ciri-ciri jantan :

-       Usia minimal 3 bulan sampai 8 bulan

-       Warna akan lebih terang - Gerakan dan mental lebih agresif

-       Sudah mulai tampak membuat sarang untuk menempatkan telur

Ciri-ciri betina :

-       Usia minimal 3 bulan

-       Bentuk badan telah membulat dan bagian perut buncit setelah diberok

-      Gerakan relatif lebih lambat 

Rabu, 05 Agustus 2020

MENGENAL KEBIASAAN HIDUP IKAN CUPANG

Ikan cupang (Betta sp.) merupakan komoditas ikan hias yang eksotik dengan variasi warna yang cukup banyak. Warna tubuh ikan ini berwarna-warni, sehingga menjadi daya tarik para penggemar dan penghobi untuk mengoleksinya. Warna-warna klasik seperti merah, hijau, biru, abu-abu, dan kombinasinya banyak dijumpai. Selain memiliki keindahan warna dan gerakannya yang elegan, ikan cupang juga memiliki sifat yang agresif sehingga ada juga yang dipelihara untuk diadu.

Ikan cupang (Betta sp.) merupakan ikan yang memiliki banyak bentuk (Polymorphisme), seperti ekor bertipe mahkota/serit (crown tail), ekor setengah bulan/lingkaran (half moon), ekor pendek (plakat) dan ekor tipe lilin/selendang (slayer) dengan sirip panjang dan berwarna-warni. Keindahan bentuk sirip dan warna sangat menentukan nilai estetika dan nilai komersial ikan hias cupang.

Kebiasaan Hidup Ikan Cupang

Ikan cupang biasa hidup di perairan tenang seperti rawa-rawa atau genangan air lainnya. Pada usia muda biasa hidup berkoloni namun ketika memasuki masa dewasa akan soliter terutama untuk cupang jantan. Cupang memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut labirin (labyrinth). Alat pernapasan tambahan ini dipergunakan untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Karena itu, cupang mampu hidup walaupun dalam kondisi kekurangan oksigen terlarut di dalam air dan tanpa aerator.

Ikan cupang biasanya akan memakan zooplankton yang ada diperairan. Ikan cupang jantan merupakan ikan yang bersifat teritorial. Ikan jantan akan menguasai wilayah tertentu sehingga akan agresif jika ada ikan lain memasuki wilayahnya, kecuali ikan cupang betina yang akan kawin. Ikan cupang biasanya akan mulai dewasa secara seksual memasuki umur 3 bulan, namun pada usia tersebut masih dapat tumbuh secara fisik baik ukuran maupun bobot tubuh. habitat hidup di daerah tropis, terutama di benua Asia sampai Afrika. Habitat asalnya berupa perairan dangkal berair jernih dengan temperatur 24-27 0C dengan kisaran pH 6,2 – 7,5 serta tingkat kandungan mineral terlarut dalam air atau kesadahan (hardnees) berkisar 5 – 12 dH.

Reproduksi Ikan Cupang

Saat berkembangbiak, ikan cupang akan membuat dan mengumpulkan busa (Bubblenester) dan akan merawat larva didalam mulutnya (Mouthbreeder). Ikan cupang melakukan pembuahan luar yaitu induk betina akan mengeluarkan sel telur dan jantan akan mengeluarkan sel sperma sehingga terjadi pembuahan. Induk jantan kemudian akan mengambil sel telur yang telah dibuahi dan menempatkannya pada sarang berup busa yang telah dibuat.


Jumat, 19 Juni 2020

MENGENAL IKAN KING COBIA

Saat ini, king kobia merupakan komoditas ikan laut yang sedang naik daun dan terus disosialisasikan kepada para pembudidaya. Teknologi budidaya king kobia telah sukses dikembangkan oleh Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. BBPPL Lampung telah berhasil memproduksi ikan kobia secara massal. Namun sebelum berbicara mengenai kegiatan Budidaya King Kobia, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu ikan king kobia.

Morfologi 

Cobia menyerupai dan berkerabat erat dengan Remora dari famili Echeneidae. Perbedaanya Cobia tidak mempunyai penghisap seperti Remora, badan cobia jauh lebih kuat dan memiliki ekor berbentuk bulan sabit. Cobia memiliki ciri-ciri berwarna hitam, pada bagian dorsalnya berwarna abu-abu, pada bagian lateral dan ventral berwarna putih. Ketika masih muda memiliki ciri-ciri terdapat 2 garis disamping yang berwarna hitam, tetapi dapat menjadi lebih hitam ketika dewasa. Bentuk tubuh seperti silindris dan kepala berbentuk pipih melebar mulut lebar dengan rahang yang lebih sempit, gigi terdapat di dalam rahang di antara lidah dan mulut, ikan cobia mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat serta dapat mencapai ukuran berat 15 kg pada umur 20 bulan

Sebaran dan habitat

Cobia merupakan ikan pelagik yang terdapat di seluruh dunia pada laut dalam dengan suhu tropis (hangat), kecuali di Laut timur. Di laut Atlantik barat, cobia ditemukan dari Nova Scotia selatan sampai ke Argentina, di Laut Atlantik timur dari maroko sampai Afrika Selatan, dan di Pacific barat dari Jepang sampai Australia dan Austria. Cobia menyukai temperatur air antara 20°C- 30°C, berpindah tempat ke selatan yaitu daerah yang perairannya lebih hangat selama musim gugur dan musim dingin kemudian bermigrasi kembali ke daerah utara ketika musim semi.

Sumber Bacaan:

https://www.agrofarm.co.id/2019/11/19782/

http://digilib.unila.ac.id/20515/10/REVISI%20TINPUS.pdf

https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/57253/4/BAB%202%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf

Selasa, 09 Juni 2020

MENGETAHUI MANFAAT IKAN GABUS BAGI TUBUH

Ikan gabus adalah sejenis ikan predator yang hidup di air tawar. Ikan gabus dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 m. Berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular, sehingga dinamai snakehead, dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.

Berbanding terbalik dengan morfologi tubuhnya yang cukup menyeramkan, ternyata ikan gabus memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Protein dalam ikan gabus jumlahnya lebih dari 25% yang merupakan jumlah yang cukup tinggi dibandingkan jenis ikan lainnya. Ikan gabus juga memiliki kandungan albumin yang tinggi. Albumin merupakan protein utama dalam darah yang diproduksi oleh hati. 

Ikan gabus bisa dikonsumsi secara langsung atau pun setelah diekstrak dan dikemas dalam bentuk kapsul. Manfaat ekstrak ikan gabus juga tidak kalah dengan khasiat ikan gabus ketika dikonsumsi secara langsung. Berikut adalah manfaat ekstrak ikan gabus dan manfaat ikan gabus yang sudah banyak terbukti:

1.      Mempercepat penyembuhan luka

Daging ikan gabus banyak mengandung kadar albumin yang sangat tinggi. Perlu Anda ketahui, albumin adalah salah satu jenis protein yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka pada tubuh Anda.

2.      Memelihara otot

Manfaat ikan gabus selanjutnya adalah dapat memelihara otot. Anda tentunya sudah pernah mendengar bahwa protein adalah nutrisi yang sangat penting dalam pembentukan otot. Ikan merupakan salah satu sumber protein terbaik untuk tubuh.

Kandungan protein dalam ikan gabus mengalahkan ayam, daging sapi, dan ikan air tawar dan bahkan beberapa jenis ikan laut. Kandungan protein dalam ikan gabus memang masih di bawah ikan salmon, tapi ikan gabus bisa menjadi pilihan ikan air tawar terbaik untuk memenuhi kebutuhan protein Anda.

3.      Nutrisi untuk pertumbuhan

Manfaat ikan gabus ternyata bisa juga menjadi nutrisi pendukung pertumbuhan. Ikan gabus sangat baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak. Kondisi ini merupakan kondisi di mana tubuh membutuhkan nutrisi ekstrak bagi tubuh untuk membantu proses pertumbuhan. Selain untuk membantu pertumbuhan, ikan gabus juga baik untuk menmenuhi kebutuhan nutrisi untuk lansia.

4.      Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh

Zat albumin juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Jika kondisi cairan dalam tubuh Anda berkurang, maka protein yang masuk ke dalam tubuh akan pecah sehingga tidak dapat berfungsi secara normal. Kandungan normal albumin dalam tubuh mencapai 60%.

5.      Mengatasi hipoalbuminemia

Kekurangan albumin dalam tubuh tidak bisa dianggap sepele karena dapat memicu berbagai masalah lain bagi kesehatan. Gejala hipoalbuminemia antara lain adalah seperti edema, nafsu makan berkurang, diare, mual, hipotens, penyakit kuning, dan masih banyak lagi. Penyebab hipoalbuminemia juga ternyata bermacam-macam mulai dari hipertiroidisme, diabetes, sirosis hati, gagal jantung, hingga penyakit lupus.


Sumber Bacaan :

https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_gabus

https://doktersehat.com/manfaat-ikan-gabus/

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/manfaat-ikan-gabus/

Selasa, 26 Mei 2020

MENGENAL PANCING RAWAI


Pancing jenis Rawai ini merupakan salah satu jenis alat tangkap yang cukup popular dan alat ini sudah banyak Diaplikasikan di beberapa Daerah. Pancing rawai terdiri dari sejumlah mata kail yang dipasangkan pada panjangnya tali yang mendatar. Tali yang mendatar ini merupakan tali utama dari suatu rangkaian pancing rawai. Jenis pancing rawai terdiri dari pancing rawai kolom perairan, dan pancing rawai dasar. Pancing rawai kolam perairan dan pancing rawai dasar masing-masing terdiri dari pancing rawal vertikal dan pancing rawai horizontal.Pancing rawai terdiri dari sejumlah mata kail yang dipasangkan pada panjangnya tali yang mendatar. Tali yang mendatar ini merupakan tali utama dari suatu rangkaian pancing rawai. Jenis pancing rawai terdiri dari pancing rawai kolom perairan, dan pancing rawai dasar. Pancing rawai kolam perairan dan pancing rawai dasar masing-masing terdiri dari pancing rawal vertikal dan pancing rawai horizontal.

Konstruksi pancing


Seperangkat alat rawai mempunyai susunan bagian-bagian dan ukuran sebagai berikut; tali utama ukuran 3-4 mm, panjang 450-500 m, cabang dengan panjang 30 cm s/d 100 cm jarak antara tali cabang 3-4 m. Ukuran mata pancing nomor 7 atau 9 untuk di perairan pantai, dan nomor 4 s/d 1 untuk perairan lepas pantai. Tail pelampung dengan ukuran 20-80 cm, dengan panjang 8 cm. Pada setiap 50 mata pancing dipasang 1 pelampung.

Metode pengoperasian

Metode pengoperasian dari pancing rawai adalah dengan cara menset pancing di perairan, kemudian dibiarkan untuk beberapa lama. Untuk rawai yang dioperasikan siang hari, kapal bersama alat tangkap dibiarkan hanyut, sedangkan untuk yang dioperasikan malam hari, setelah pancing diset, kapal dijangkar.



Jumat, 22 Mei 2020

PRINSIP-PRINSIP PENANGANAN IKAN AGAR TETAP SEGAR


Ikan segar adalah: Ikan yang masih memiliki sifat yang sama dengan ikan hidup. Bau dan rasanya masih segar. Kualitas ikan yang baik artinya kesegaran ikan terjaga, bebas dari pembusukan dan bebas dari kuman/bakteri. Kurang hati-hati dalam proses penanganan ikan, dan kebersihan yang tidak dijaga akan memberikan pengaruh buruk terhadap kualitas ikan.   Ikan yang ditangkap harus diperlakukan sebagai makanan sejak di atas kapal, sehingga faktor kebersihan harus benar-benar diperhatikan. Kualitas ikan yang baik akan memiliki nilai ekonomi yang baik pula, oleh karena banyak industri yang mencari ikan yang segar, terjaga kebersihannya dan bebas dari kuman/bakteri. Ketika ikan mati, jika tidak segera didinginkan dengan es, maka suhu panas akan mempercepat pembusukan, dimana ada bakteri. Selain itu, jika ikan mati tidak langsung didinginkan, akan menyebabkan kadar histamin yang tinggi yang dapat menimbulkan racun dan berbahaya bagi orang yang memakannya.
Penanganan ikan yang baik merupakan keharusan agar mendapatkan jaminan kualitas dan keamanan produk. Untuk mendapatkan kualitas tinggi tersebut diperlukan kedisplinan di dalam penanganan ikan.
Ada 4 prinsip yang harus diperhatikan dalam memperlakukan ikan hasil tangkapan agar tetap sgar yaitu :
1.    CEPAT = Setelah ikan ditangkap segera secepat mungkin disimpan di palka atau  
                     coolbox
2.    HATI-HATI = Gunakan alas diatas permukaan gladak, jangan sampai ikan terbentur 
                           saat dibawa ke palka atau dimasukkan dalam coolbox
3.    DINGIN = Tidak terkena sinar matahari langsung, simpan ikan di palka atau coolbox 
                      dengan es yang cukup, Usahakan suhu pusat tubuh ikan 0-40C
4.    BERSIH = bahan dan alat yang digunakan harus senantiasa bersih dan higienis, 
                       pekerja dalam keadaan bersih dan higienis

Sumber Bacaan :

Sjarif, B., Suwardiyono dan S. D. Gautama. 2012. Penangkapan dan Penanganan Ikan Tuna Segar di Kapal Rawai Tuna. Semarang

DJPT-KKP. 2014. Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan di Kapal Perikanan. Jakarta

Rabu, 20 Mei 2020

MENGENAL ALAT TANGKAP BUBU


Bubu merupakan alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan. Variasi bentuk bubu banyak sekali hampir setiap daerah perikanan mempunyai model bentuk sendiri seperti bentuk sangkar, silinder, gendang, segi tiga memanjang (kubus), dll. Bahan bubu umumnya dari anyaman bambu, secara garis besar bubu terdiri dari bagian-bagian badan, mulut dan pintu.

Bubu termasuk alat perangkap (traps) artinya alat tangkap ini berupa jebakan dan alat tangkap ini sifatnya pasif. Badan bubu berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung, mulut bubu berbentuk seperti corong, merupakan pintu dimana ikan dapat masuk tapi tidak dapat keluar pintu bubu merupakan bagian yaitu tempat pengambilan hasil tangkapan.

Dilihat dari cara operasional penangkapannya bubu dapat dibedakan menjadi 3 golongan :

1.    Bubu dasar (ground fishpot)
Bubu yang daerah operasionalnya ada di dasar perairan. Untuk bubu dasar, ukuran bubu dasar beragam, menurut besar kecilnya yang di buat menurut keperluan. Untuk bubu kecil, biasanya memiliki ukuran panjang 1 m, lebar 50–75 cm, tinggi 25–30 cm. untuk bubu besar bisa meraih ukuran panjang 3, 5 m, lebar 2 m, tinggi 75–100 cm. Hasil tangkapan dengan bubu dasar biasanya terbagi dalam beberapa jenis ikan, udang mutu baik, seperti Kwe (Caranx spp), Baronang (Siganus spp), Kerapu (Epinephelus spp), Kakap (Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor kuning (Caeslo spp), Ikan Kaji (Diagramma spp), Lencam (Lethrinus spp), udang penaeld, udang barong, kepiting, rajungan, dan lain-lain.

2.    Bubu apung (floating fishpot)
Bubu yang dalam operasional penangkapannya diapungkan. Jenis bubu apung tidak sama dengan bubu dasar. Wujud bubu apung ini dapat silindris, dapat pula mirip kurung-kurung atau kantong yang dimaksud sero gantung. Bubu apung dilengkapi dengan pelampung dari bambu atau rakit bambu yang pemakaiannya ada yang ditempatkan pas dibagian atasnya. Hasil tangkapan bubu apung yaitu beberapa jenis ikan pelagik, seperti tembang, japuh, julung-julung, torani, kembung, selar, dan lain-lain. Pengoperasian Bubu apung dilengkapi pelampung dari bambu atau rakit bambu, dilabuh lewat tali panjang serta dikaitkan dengan jangkar. Panjang tali sesuai dengan kedalaman air, biasanya 1, 5 kali dari kedalaman air.

3.    Bubu hanyut (drifting fishpot)
Bubu yang dalam operasional penangkapannya dihanyutkan. Bubu hanyut atau “pakaja“ terhitung bubu ukuran kecil, berupa silindris, panjang 0, 75 m, diameter 0, 4-0, 5 m. Hasil tangkapan bubu tenggelam yaitu ikan torani, ikan terbang (flying fish). Pada saat penangkapan, bubu hanyut ditata dalam kelompok-kelompok yang selanjutnya dirangkaikan dengan kelompok-kelompok berikutnya hingga jumlahnya banyak, antara 20-30 buah, bergantung besar kecil perahu/kapal yang dipakai dalam penangkapan.

Sumber Bacaan :

Kamis, 14 Mei 2020

CARA PENANGANAN IKAN MENGGUNAKAN ES

Secara umum cara yang terbaik untuk mendinginkan ikan adalah dengan menggunakan es, karena es mendinginkan dengan cepat tanpa banyak mempengaruhi keadaan ikan dan dengan biaya yang tidak mahal. Es pada umumnya dibuat dari bahan air tawar tetapi dapat pula dibuat dengan air laut. Berdasarkan bentuknya es dapat dikelompokan menjadi 5 (lima) bentuk antara lain :
1. Es balok (block ice), berupa balok berukuran 12 – 60 kg per balok,
2. Es tabung (tube ice)
3. Es keping tebal (plate ice)
4. Es keping tipis (flake ice)
5. Es halus (slush ice)
Es balok adalah yang paling banyak di produksi dan banyak pula dibutuhkan oleh nelayan, karena murah dan mudah dalam pengangkutannya.
Es curah jika di campur dengan garam dapur mempunyai titik cair jauh di bawah 00C. Es yang bercampur dengan garam ini dapat mendinginkan ikan dengan cepat dan lebih efisien, tetapi menyebabkan ikan agak asin dan beratnya menjadi berkurang. Menilai mutu es yang baik dapat dilihat dari kemurnian dan kejernihan yaitu terlihat padat, bening dan kering (tidak meleleh). Es yang tidak kering menunjukan bahwa suhunya hanya 00C, sedangkan es yang kering suhunya  dapat mencapai -70C. Sedangkan es yang kurang baik adalah tidak padat, berwarna putih terdapat rongga-rongga yang berisi udara atau kotoran lain.
Cara-cara penanganan ikan dalam pendinginan ikan dengan es sangat beragam tergantung pada : ¾ Tempatnya seperti di kapal, tempat pendaratan ikan, tempat pelelangan, pasar ikan, pabrik pengolahan ikan, supermarket, dll. ¾ Jenis ikan ¾ Tujuan pendinginan ¾ Penataan dan perbandingan jumlah ikan dan es didalam peti atau palka Prosedur umum yang dianjurkan dalam penanganan ikan sebelum disimpan ialah ikan terlebih dahulu dibuang isi perut dan insangnya, tetapi bila ikannya berukuran kecil dan dalam jumlah yang banyak maka pada umumnya ikan disimpan dalam keadaan utuh. Pencucian juga dianjurkan untuk membuang kotoran, lendir dan darah. Jika keadaan memungkinkan, air dingin dan bersih yang boleh digunakan untuk mencuci ikan. Hindarkan pencucian ikan dengan air kolam pelabuhan, air sungai dan yang sejenisnya, karena dapat menyebabkan proses mempercepat pembusukan. Faktor yang lain seperti kecepatan penanganan ikan segera didinginkan dilakukan dengan cepat agar suhu ikan dapat segera diturunkan. 
Salah satu contoh untuk mencampur ikan dengan es dalam penyimpanan ialah pertama sekali dengan membuat lapisan es pada dasar wadah peti, kemudian diatasnya diletakan lapisan ikan, begitu seterusnya secara bergantian dan ditutup dengan lapisan es sebagai lapisan teratas. Dan ikan tidak boleh bersinggungan langsung dengan dinding wadah oleh sebab itu antara dinding wadah dengan ikan juga diberikan es.

Selasa, 12 Mei 2020

MENGENAL JARING INSANG (GILL NET)


Jaring insang (Gill net) adalah jaring ikan dengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya dengan perkataan lain. Jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring. Pada bagian atas lembaran jaring dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan pemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu daya apung dari pelampung yang bergerak keatas dan pemberat serta berat jaring yang bergerak kebawah, maka jaring akan terentang.
Jaring insang ada beberapa jenis yaitu jaring insang tetap, jaring insang dasar, jaring insang hanyut, dan jaring insang tiga lapis. sesuai namanya jaring insang permukaan dioperasikan di bagian atas permukaan laut, sedangkan jaring insang dasar dioperasikan pada bagian bawah permukaan laut. Untuk jaring insang tiga lapis jumlah jaring yang dibentangkan ada tiga lapis dimana ukuran mata jaring bagian dalam lebih besar daripada ukuran mata jaring bagian luar. Konstruksi jaring insang ada yang terdiri dari satu lembar jaring, dua lembar jaring, dan ada juga yang terdiri dari tiga lembar jaring. Untuk jaring insang yang konstruksinya hanya terdiri dari satu lembar disebut dengan “Jaring insang satu lembar (Gill net)”, yang konstruksinya terdiri dari dua lembar disebut dengan “Jaring insang dua lembar atau jaring insang lapis dua (Double gill net atau Semi trammel net)” dan untuk yang konstruksinya terdiri dari tiga lembar disebut dengan “ jaring insang tiga lembar (Trammel net) ”.
Pengoperasian jaring insang dilakukan dengan cara menghadang arah renang gerombolan ikan pelagis atau demersal yang menjadi sasaran tangkap sehingga terjerat pada jaring. Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan, pertengahan maupun pada dasar perairan, umumnya untuk menangkap ikan pelagis maupun ikan demersal tergantung jenis jaring insang. Jaring insang dioperasikan secara menetap, dihanyutkan, melingkar maupun terpancang pada permukaan, pertengahan maupun dasar perairan. Jaring insang ada yang satu lapis maupun berlapis. Jaring insang berlapis umumnya dioperasikan pada dasar perairan umumnya menangkap ikan demersal. Berdasarkan konstruksi dari cara pemasangan tali ris, jaring insang dapat dibagi lagi ke dalam empat jenis yaitu :
1.       Pemasangan tali ris atas dan tali ris bawah disambungkan langsung dengan badan jaring,
2.     Pemasangan tali ris atas disambungkan langsung dengan badan jaring, sedangkan tali ris bawah disambungkan dengan badan jaring melalui tali penggantung (hanging twine),
3.    Pemasangan tali ris atas disambungkan dengan badan jaring melalui tali penggantung (hanging twine), sedangkan tali ris bawah disambungkan langsung dengan badan jaring,
4.   Pemasangan tali ris atas dan tali ris bawah disambungkan dengan badan jaring melalui tali penggantung (hanging twine).


Literatur :

Kamis, 23 April 2020

MACAM-MACAM KAPAL PENANGKAP IKAN DI INDONESIA

Kapal Penangkap Ikan adalah kapal yang digunakan untuk mencari ikan termasuk di dalamnya menampung dan mengangkut, menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan. Macam-macam kapal penangkap ikan bisa diklasifikasikan berdasarkan pada jenis alat tangkap yang di gunakannnya.
1.    Kapal Purse seine
Kapal іnі dalam operasinya menggunakan Purse Seine (Pukat Cincin). Cirin dari kapal Purse Sein yaitu adanya alat bantu Power Block pada Kapal Modern dan adanya alat bantu garden pada kapal purse sein tradisional. Untuk Power Block Berfungsi Menarik Jaring Purse seine dan posisi nya berada di belakang atau buritan kapal. Untuk Fungsi Gardan adalah menarik Tali Ris Bawah pada alat tangkap Purse seine .Peralatan dаrі kapai іnі terdiri dаrі takal derek уаng dilengkapi dеngаn net drum untuk menarik dan mengangkat jaring kе аtаѕ geladak dan winch untuk operasi penebaran dan penarikan jaring.

2.    Kapal gillnet
Kapal іnі mengoperasikan alat tangkap jaring insang (gill net) termasuk trammel net. Kapal-kapal berukuran kecil mempunyai ruang kemudi dі bagian haluan atau buritan; ѕеdаngkаn kapal ukuran sedang, menggunakan alat tangkap jarring insang hanyut dalam jumlah besar dan dilengkapi net hauler, posisi anjungan bіаѕаnуа terletak dі buritan


3.    Kapal longline
Seperti namanya kapal ini di buat dengan fungsi untuk menangkap ikan dengan alat tangkap long line. Besarnya kapal longline berkisar dari 30 GT- ratusan GT. Kapal ini di desain untuk lautan besar dan menangkap ikan jenis tuna. Kapal Jenis long line biasanya di beri alat bantu penangkapan ikan berupa Branch maki, Line hauler dan line arranger. Dan jenis Kapal penangkap Ikan long line ini biasanya membutuhkan keseimbangan kapal dari pada kecepatan ataupun tenaga kapal.

4.    Kapal pole and line
Kapal Pole and Line adalah kapal yang menggunakan alat tangkap pole and line atau huhate. Jenis kapal penangkap ini cenderung lebar di lambung kapal. Karena di lambung kapal di gunakan untuk abk duduk memancing. Untuk Jenis Kapal Pole and line selain lambung yang melebar lambung juga cenderung bertipe V karena kapal ini membutuhkan kecepatan dalam hal untuk mengejar gerombolan ikan perenang cepat.

5.    Kapal Bubu
Termasuk dalam bentuk kapal іnі аdаlаh kapal уаng menggunakan pond net, fyke net, stow net dann berbagai jenis perangkap lain. Pada perahu terbuka, ruang kemudi ditempatkan dі bagian haluan. Pada kapal kecil уаng bergetadak, ruang kemudi berada dі buritan atau anjungan, ѕеdаngkаn palka ikan berada dі tengah.



6.    Kapal Pancing Ulur (Hand Line)
Pancing Ulur dioperasikan dеngаn perahu, atau kapal-kapal kecil lainnya. Alat tangkap іnі dараt ditebar dan ditarik secara manual atau secara mekanis. Jіkа digunakan rel mekanis komponen іnі diikatkan pada lambung kapal

Kamis, 31 Desember 2020

HAMA PENYAKIT YANG SERING MENYERANG IKAN CUPANG part 1

Penyakit menjadi momok dalam kegiatan budidaya perikanan, kegagalan dalam budidaya salah satu faktor penyebab terbesar adalah penyakit. Untuk itu sebisa mungkin dilakukan pencegahan. Bebrapa penyakit pada ikan cupang secara singkat dapat dijabarkan sebagai berikut : 

1. Infeksi Jamur Kulit 

  • Penyebab: Jamur, kondisi air yang kotor 
  • Sifat Penyakit: Dapat menular 
  • Gejala: Muncul bercak-bercak putih seperti kapas di badan ikan (seperti panuan), ikan jadi kurang aktif bergerak, bisa juga jadi nggak nafsu makan, sirip menguncup, warna memucat. 
  • Pengobatan: - Isolasi/karantina ikan yang sakit - Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih - Methylene Blue (bisa merk Blitz Icht, Rid All, Tetra, dsb) - Garam Aquarium - Ganti air full 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi lagi pengobatan seperti di atas. 

2. Fin Rot (Busuk Sirip) 

  • Dari kiri ke kanan: Gigi ekor, Fin Rot tahap awal, Fin Rot tahap lanjut (supaya tidak tertukar antara Gigit Ekor dengan Fin Rot) 
  • Penyebab: Bakteri, kondisi air yang kotor 
  • Sifat Penyakit: Dapat menular 
  • Gejala: Muncul warna gelap atau kadang kemerahan seperti berdarah di pinggiran sirip, sirip yang terserang lama kelamaan jadi habis seperti rontok/sobek, ikan masih tetap aktif bergerak, nafsu makan tetap baik, sirip bisa menguncup, warna memucat. Bila sudah parah busuknya akan merembet sampai ke badan ikan. 
  • Pengobatan: - Isolasi/karantina ikan yang sakit - Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih - Antibiotik (Ampicillin, Super Tetra, dsb yang mana yang lebih mudah tersedia, dosisnya cukup 1 tetes per aquarium) - Atau: Gunakan General Tonic (bisa merk Rid All, Tetra, dsb) - Garam Aquarium - Ganti air full 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi lagi pengobatan seperti di atas. Note: Sirip yang rusak bisa tumbuh kembali seperti semula, tapi nggak akan seindah dulunya (original). 

3. White Spot atau Ick (Bintik putih) 

  • Penyebab: Parasit, kondisi air yg kotor, bisa berasal dr pakan hidup yg krg bersih Sifat Penyakit: Sangat menular 
  • Gejala: Muncul bintik2 putih di badan ikan, ikan krg aktif bergerak, krg nafsu makan, sirip bisa menguncup, warna memucat. Ikan sering bergerak cepat & menabrak dindingaquarium, seperti berusaha menggaruk bdnnya. Bila sdh parah bintik putihnya akan merembet sampai ke seluruh badan ikan. 
  • Pengobatan: - Isolasi/karantina ikan yg sakit - Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih - Methylene Blue (bisa merk Blitz Ich, Rid All, Tetra, dsb) - Garam Aquarium - Jemur ikan di bwh sinar Matahari pagi - Ganti air full 3 hari kemudian, bila msh blm ada tanda2 membaik, ulangi lg pengobatan seperti dr atas. 

4. Velvet (Bintik emas/karatan) 

  • Penyebab: Parasit, kondisi air yg kotor, bisa berasal dr pakan hidup yg krg bersih 
  • Sifat Penyakit: Sangat menular 
  • Gejala: Muncul bintik2 berwarna emas atau kdg seperti warna besi berkarat di badan ikan (dpt terlihat dgn bantuan sinar senter), ikan krg aktif bergerak, krg nafsu makan, sirip bisa menguncup, warna memucat. Ikan sering bergerak cepat & menabrak dindingaquarium, seperti berusaha menggaruk bdnnya. Bila sdh parah bintik2nya akan merembet sampai ke seluruh badan ikan. Pengobatan:

KULTUR PAKAN ALAMI IKAN CUPANG

1. Daphnia sp dan Moina sp.

Pakan alami jenis ini biasa ditemukan pada genangan air dengan bahan kandungan organik. Daphnia sp memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan cacing sutera dan jentik nyamuk sehingga lebih baik dalam pembentukan sel telur. Langkah-langkah dalam melakukan kultur Daphnia sp dan Moina sp yaitu : 

  • Wadah kultur didapkan dan dibersihkan. Wadah kultur dapat berupa akuarium, bak beton/terpal berukuran besar 
  • Jika menggunakan pupuk organik dari kotoran unggas, maka dosis yang digunakan cukup 0,2 gr/liter dan ditempatkan pada jaring agar padatan dari kotoran unggas tidak hancur dan terlarut pada media kultur 
  • Inokulasi/penebaran biang Daphnia sp dapat dilakukan setelah air menjadi bening setelah pemupukan. Kondisi keruh setelah pemupukan mengindikasikan proses dekomposisi pupuk masih berlangsung sehingga air media kultur masih reaktif dan bersifat panas untuk Daphnia sp. 
  • Setelah pemupukan dilakukan dan air terlihat jernih, maka inokulasi dapat dilakukan dan dibiarkan selama 2 minggu. Dalam waktu tersebut, Daphnia akan berkembang biak. Pemanenan dapat dilakukan dan disisakan sebagai biangan untuk dikembangkan kembali. Jika Daphnia sudah berkembang, maka dapat dilakukan pemupukan susulan. 
  • Jika metode pemupukan tersebut dirasa kurang efektif, maka sebagai media pemeliharaan/kultur dapat diganti dengan air media pemeliharaan ikan dimana kandungan bahan organik sudah sesuai sebagai media hidup dari Daphnia dan Moina. Sebaiknya digunakan air pemeliharaan yang masih baik atau tidak terlalu berbau. Jika air media kultur berubah menjadi jernih maka dapat ditambahkan air pemeliharaan ikan kembali sebagai pupuk. Panen dilakukan jika populasi sudah padat dan disisakan sebagai bian untuk dikultur tahap selanjutnya.
2. Infusoria 

Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva cupang juga kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan cupang. Untuk mengadakan pakan alami infusoria maka langkah-langkah berikut dapat dilakukan : 

  • Siapkan wadah berupa akuarium atau basket sebagai media kultur infusoria - Wadah kultur kemudian diisi dengan air media pemeliharaan ikan cupang dan dapat ditambahkan dengan air baru yang sudah ditandon. Sebagai catatan, air media pemeliharaan yang digunakan saat kultur harus air dari ikan yang sehat 
  • Sebagai substrat dan nutrisi infusoria, maka dapat digunakan sayuran seperti bayam, dan kol yang direbus terlebih dahulu untuk sterilisasi dan mempercepat munculnya infusoria 
  • Selain dengan menggunakan sayuran, dapat pula digunakan pellet halus dengan konsentrasi cukup 0,5 ppm. 
  • Sebagai kontrol bahan organik pada media kultur, dapat ditempatkan tumbuhan apu-apu. 
  • Perubahan air akan terjadi yaitu menjadi keruh. Pada okndisi ini maka infusoria belum muncul. Infusoria akan muncul setelah kondisi air media kultur menjadi jernih. 
  • Indikator munculnya infusoria adalah munculnya koloni berwarna putih pada permukaan media kultur. Juka diamati pada air media kultur dan di sinar dengan menggunakan lampu senter akan terlihat infusoria. 
  • Jika telah muncul infusoria maka untuk memberikannya pada postlarva ikan cupang dapat diberikan bersamaan dengan air media kultur secukupnya sesuai kebutuhan.
3. Artemia

Untuk pakan alami, artemia ini dapat disiapkan sebagai pakan lanjutan.Selain mengandung protein yang tinggi mencapai 50% juga kaya akan mineral yang dibutuhkan larva untuk pembentukan tulang dan sisik serta perkembangan jaringan tubuh lainnya. Adapun cara kultur artemia adalah sebagai berikut : 

  • Siapkan wadah kultur berupa botol atau galon air mineral atau wadah berbentuk kerucut lainnya. Wadah kultur tersebut kemudian di cat hitam pada sekeliling wadah kecuali pada bagian dasar. 
  • Wadah kultur diposisikan bagian kerucut ada dibawah dan bagian atas atau dasar botol/galon dibuka/dipotong. Pada bagian dasar kerucut ditutup sengan kuat agar tidak bocor saat diisi air. Untuk mempermudah panen artemia, dapat pula dipasang selang panen pada bagian dasar sehingga saat panen hanya membuka kran panen saja. Namun dengan pemasangan saluran tersebut maka siste artemia terkadang banyak yang masuk kedalam selang sehingga tidak menetas. Jika demikian maka saluran dapat ditiadakan dan menggunakan teknik sifon untuk memanen larva artemia 
  • Wadah diidi dengan air laut dengan salinitas 30 – 38 ppt, jika tidak tersedia air laut maka dapat diganti dengan garam. Penambahan garam dilakukan agar salinitas yang dihasilkan sama dengan salinitas air laut yaitu 30 – 38 gr/liter air 
  • Pasang aerasi pada bagian dasar kerucut wadah kultur agar nantinya siste artemia selalu dalam keadaan teraduk - Jika wadah kultur sudah siap, media kultur sudah siap dan sistem pengaerasian sudah berjalan maka langkah selanjutnya adalah memasukkan siste artemia kedalam media kultur - Dalam 24 jam maka siste artemia akan menetas dan siap untuk dipanen. 
  • Panen artemia dapat dilakukan dengan cara mengendapkan artemia yang telah menetas agar berada dibawah dimana pada bagian dasar wadah kultur tidak diberikan warna/cat sehingga akan lebih terang. Karena sifatnya yang fototaksis positif maka larva artemia akan mengumpur didasar. 
  • Untuk mengendapkan, angkat aerasi dan tutup pada bagian atas wadah kultur sehingga gelap. Pengendapan ini dapat berlangsung 5 – 10 menit. Kulit/cangkang siste yang telah menetas akan berada di permukaan media kultur. Artinya terpisah antara yang menetas dan cangkang. - Pengambilan larva artemia dapat dilakukan dengan membuka kran panen yang telah terpasang didasar wadah atau dengan menyifon larva artemia. - Pengambilan larva artemia dapat dilakukan bertahap disesuaikan dengan waktu pemberian pakan.

PAKAN UNTUK IKAN CUPANG

Ikan cupang (Betta sp.) pada umumnya menyukai jenis makanan yang bergerak, makanan harus tersedia sejak telur cupang menetas.Pemberian pakan pada ikan cupang biasa dilakukan dengan satiasi 100%. Yang artinya ikan kenyang 100%. Untuk masa pertumbuhan dapat dilakukan metode adlibitum dimana pemberian pakan dilakukan secara terus menerus, yang artinya ketersediaan pakan pada media pemeliharaan selalu tersedia. Ikan cupang biasanya ada pada fase larva sampai umur 3 – 4 hari dari menetas, dan akan mulai membutuhkan pakan alami pada umur 4 hari. Adapun beberapa jenis pakan alami yang sering diberikan diantaranya :

1. Infusoria 


Larva ikan cupang sangat kecil sehingga pada masa awal makan kira-kira usia 4 – 8 hari memerlukan pakan alami dengan ukuran yang sangat kecil pula sesuai dengan bukaan mulut ikan. Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva cupang juga kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan cupang.1. Infusoria Larva ikan cupang sangat kecil sehingga pada masa awal makan kira-kira usia 4 – 8 hari memerlukan pakan alami dengan ukuran yang sangat kecil pula sesuai dengan bukaan mulut ikan. Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva cupang juga kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan cupang.

2. Artemia 


Kandungan nutrisi dari artemia ini sangat cocok untuk larva ikan cupang. Selain mengandung protein yang tinggi mencapai 50% juga kaya akan mineral yang dibutuhkan larva untuk pembentukan tulang dan sisik serta perkembangan jaringan tubuh lainnya. Benih ikan cupang akan dapat mengkonsumsi larva artemia secara lancar memasuki usia 6 – 8 hari. Untuk itu pakan alami artemia ini dapat disiapkan sebagai pakan lanjutan.

3. Daphnia sp dan Moina sp.


Selain pakan alami Infusoria dan Artemia, pakan alami yang dapat diberikan adalah Daphnia sp dan Moina sp. Pakan alami jenis ini sangat populer digunakan baik untuk induk ikan cupang maupun benih ikan cupang. Pemberian pakan ini pada induk akan meningkatkan jumlah telur jika dibandingkan dengan pakan lain seperti cacing sutera dan jentik nyamuk. Daphnia sp memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan cacing sutera dan jentik nyamuk sehingga lebih baik dalam pembentukan sel telur. Pakan alami jenis ini biasa ditemukan pada genangan air dengan bahan kandungan organik.

4. Cacing Sutera dan Jentik Nyamuk

Selain pakan alami diatas, pakan alami lainnya yang dpat digunakan adalah cacing sutera dan jentik nyamuk. Pakan alami jenis ini biasa diperoleh kolekting dari alam karena jumlahnya melimpah. Pakan jentik nyamuk dan cacing sutera memiliki kandungan protein dan lemak yang tinggi sehingga akan sangat cocok untuk ikan cupang dalam masa pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan pemberian pakan dapat dilakukan 2 – 3 kali sehari dengan satiasi 100%. Sedangkan untuk induk pemberian pakan cukup diberikan 1 kali sehari satiasi 100 %. Pemberian pakan terlalu banyak akan berdampak ikan terlampau gemuk dan berlemak sehingga produksi telur menjadi berkurang.

PENGELOLAAN KUALITAS AIR SEBAGAI MEDIA PEMELIHARAAN IKAN CUPANG


Pengelolaan kualitas air untuk media pemeliharaan ikan cupang baik larva, benih maupun induk ikan cupang harus dijaga sesuai dengan syarat hidupnya. Ikan cupang dapat mudah terkena parasit karena termasuk ikan yang kurang aktif bergerak ketika dipelihara sehingga memudahkan parasit menempel dan tumbuh pada badan ikan. Untuk mencegah munculnya serangan penyakit dan menjaga keseimbangan kualitas air, maka ada beberapa perlakuan yang dapat diaplikasikan pada media pemeliharaan ikan cupang. Menjaga kestabilan kualitas air media pemeliharaan menjadi mutlak karena media pemeliharaan ikan cupang biasanya terbatas. Terdapat beberapa strategi untuk menjaga kualitas air agar tetap sesuai dengan kebutuhan ikan yaitu : 

1. Membuat tandon air 

Tandon air ini dibuat agar ketersediaan air pengganti atau air media baru pemeliharaan menggunakan air yang sudah stabil. Tandon dapat berupa bak plastik besar, atau drum air bertutup. Treatment yang diberikan pada air tandon hanya pemberian daun ketapang untuk menjaga ph dan menekan organisme merugikan. 

2. Pemberian daun ketapang pada media pemeliharaan 

Selain pemberian daun ketapang pada tandon air, daun ketapang juga diberikan pada air media pemeliharaan untuk menjaga kualitas air. Pemberian daun ketapang dilakukan setiap pergantian air. Jika pada media pemeliharaan tidak diberikan daun ketapang, maka parasit akan mudah menempel pada ikan dan pH air relatif akan kurang asam dimana habitat dialam cupang memiliki habitat yang cocok pada ph sedikit asam. 

3. Pergantian air secara rutin 

Pergantian air harus dilakukan secara rutin, tentunya dengan air yang telah dikondisikan/air tandon. Jika pergantian air dengan menggunakan air baru, segera tempatkan daun ketapang kering untuk menjaga kualitas air seimbang dan sesuai kebutuhan ikan cupang.

PEMIJAHAN IKAN CUPANG


Untuk menghasilkan anakan ikan cupang yang berkualitas, kita juga harus menggunakan induk ikan cupang yang berkualitas baik. Untuk itu seleksi induk sebaiknya dilakukan dengan teliti. Proses pemijahan dapat berlangsung jika kedua induk ikan cupang telah siap untuk melakukan pemijahan. 

Ikan cupang adalah ikan yang sangat agresif terutama jantan, sehingga ketika jantan sudah siap untuk melakukan pemijahan namun induk betina belum siap maka induk jantan dapat menyerang induk betina. Untuk induk ikan cupang yang sudah terbiasa dipijahkan relatif lebih terkontrol dan tidak agresif ketika dipijahkan. Dalam melakukan proses pemijahan ikan cupang,  ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebagai berikut : 

  1. Menempatkan induk jantan pada media/wadah pemijahan dan biarkan induk jantan membuat sarang dari busa yang dibuat oleh induk jantan 
  2. Induk betina ditempatkan pada wadah berupa toples yang telah diisi air. 
  3. Induk pada wadah toples tersebut kemudian ditempatkan pada wadah pemijahan dengan posisi induk betina masih dalam toples. Proses ini biasa disebut proses penjodohan. Untuk induk ikan yang sudah mapan atau sering dipijahkan biasanya relatif mudah untuk dipasangkan, apalagi jika kondisi gonad sudah matang 
  4. Jika induk jantan telah selesai membuat sarang dan induk jantan terlihat sudah tidak agresif dan induk betina telah menunjukkan penerimaan terhadapa induk jantan, maka induk betina dapat dilepaskan ke wadah pemijahan 
  5. Telur yang telah dibuahi akan ditempatkan kedalam sarang dan akan dibiarkan sambil terus dijaga oleh induk jantan 
  6. Pemijahan akan terjadi dengan cara jantan melilit pada betina. Pembuahan terjadi diluar, betina akan mengeluarkan sel telur sedangkan jantan akan melepaskan sperma. Proses perkawinan ini akan berlangsung hingga telur dalam perut induk betina telah habis 
  7. Induk betina segera diangkat setelah proses perkawinan selesai, karena dapat memakan telur hasil pemijahan 
  8. Induk cupang jantan akan menjaga telur-telur dari hasil pemijahan hingga telur menetas. Setelah menetas, larva ikan cupang akan dirawat oleh induk jantan sampai fase post larva dan sudah dapat makan.
  9. Ketika induk jantan sudah tidak merawat larva kembali, maka induk jantan dapat diangkat dari wadah pemijahan dan di tempatkan pada wadah recovery untuk dipelihara kembali sebelum dipijahkan kembali. 
Proses pemijahan dikatakan berhasil jika Survival Rate tinggi atau minimal 90%. Kualitas larva dan benih yang dihasilkan akan sangat dipengaruhi oleh tikngkat kematangan gonad induk ikan cupang. Semakin tinggi TKG dan semakin tua umur induk maka telur dan larva ikan cupang akan semakin baik.

Itulah sebagian langkah-langkah yang harus dilakukan ketika kita mau memijahkan ikan cupang. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan bisa membantu para pemula untuk melakukan pemijahan ikan cupang. Selamat mencoba dan semoga berhasil. Salam sukses.

Minggu, 27 Desember 2020

PERSIAPAN WADAH PEMIJAHAN IKAN CUPANG


Ikan cupang (Betta sp.) merupakan komoditas ikan hias yang eksotik dengan variasi warna yang cukup banyak. Warna-warna klasik seperti merah, hijau, biru, abu-abu, dan kombinasinya banyak dijumpai. Ikan cupang (Betta sp.) merupakan ikan yang memiliki banyak bentuk (Polymorphisme), seperti ekor bertipe mahkota/serit (crown tail), ekor setengah bulan/lingkaran (half moon), ekor pendek (plakat) dan ekor tipe lilin/selendang (slayer) dengan sirip panjang dan berwarna-warni. Warna tubuh ikan yang berwarna-warni inilah yang menjadi daya tarik para penggemar dan penghobi untuk mengoleksinya.

Untuk menghasilkan jenis ikan yang berkualitas bai, kita perlu mengetahui cara melakukan pembenihannya. Namun sebelum melangkah ke proses pembenihan, terlebih dahulu kita harus tahu bagaimana mempersiapkan wadah yang kita gunakan untuk membenihkannya.

prose pemijahan ikan cupang dialam, ikan cupang jantan akan membuat dan mengumpulkan busa (Bubblenester) dan akan merawat larva didalam mulutnya (Mouthbreeder). Ikan cupang melakukan pembuahan luar yaitu induk betina akan mengeluarkan sel telur dan jantan akan mengeluarkan sel sperma sehingga terjadi pembuahan. Induk jantan kemudian akan mengambil sel telur yang telah dibuahi dan menempatkannya pada sarang berup busa yang telah dibuat.

Oleh karena itu media atau wadah yang akan kita pakai untuk melakukan kegiatan pemijahan ikan cupang harus memenuhi kriteria pemijahan yang biasa dilakukan atau dibutuhkan oleh induk ikan cupang sehingga bisa menyerupai kehidupan di alam.

Ada beberapa tahapan yang dikerjakan dalam menyiapkan wadah dan air media pemijahan antara lain :

  1. Wadah pemijahan berupa akuarium berukuran 30 x 20 dan toples volume 1 liter disiapkan sesuai kebutuhan 
  2. Sterilisasi wadah pemijahan ( pencucian, pengeringan ) 
  3. Pengisian air media yang telah diendapkan pada wadah pemijahan 
  4. Pengisian air pada wadah pemijahan hingga ketinggian 20 – 30 cm.

Rabu, 30 September 2020

CARA MERAWAT INDUK IKAN CUPANG


Ikan cupang (Betta sp.) merupakan komoditas ikan hias yang eksotik dengan variasi warna yang cukup banyak. Warna tubuh ikan ini berwarna-warni, sehingga menjadi daya tarik para penggemar dan penghobi untuk mengoleksinya. Warna-warna klasik seperti merah, hijau, biru, abu-abu, dan kombinasinya banyak dijumpai.

Ikan cupang yang memiliki kualitas baik, berasal dari indukan yang baik pula. Agar menghasilkan indukan yang baik, kita perlu mengetahui bagaimana cara merawat induk ikan cupang yang baik dan benar. Hal paling utama dalam merawat induk ikan cupang yang perlu kita perhatikan adalah media yang kita pakai yang berupa air. Kita perlu menjaga dan memperhatikan kualitas air dalam pemeliharaan induk ikan cupang.

Media pemeliharaan induk ikan cupang memegang peranan penting pada produktivitas induk ikan cupang. Kualitas air media yang kurang sesuai akan berdampak pada kesehatan ikan sehingga produksi sel telur dan sperma akan menurun juga. Media pemeliharaan yang kurang baik akan memicu munculnya penyakit dan ketika induk terserang penyakit, maka secara otomatis produksi gonad akan terganggu.

Beberapa perlakuan dalam memelihara induk ikan cupang antara lain adalah pengelolaan kualitas air pemeliharaan, dan pemberian pakan alami. Pengelolaan kualitas air pemeliharaan induk ikan cupang antara lain meliputi : 

a. Pengukuran kualitas air 

b. Penambahan daun ketapang 

c. Pengendapan pada tandon air 

Pemberian pakan alami pada induk ikan cupang antara lain : 

a. Pemberian pakan menggunakan pakan alami berupa Daphnia sp., cacing sutera dan jentik nyamuk 

b. Pemberian pakan dengan satiasi 100% 

c. Pemberian pakan dua kali sehari

Kamis, 13 Agustus 2020

SELEKSI INDUK IKAN CUPANG

Dalam melakukan kegiatan pemijahan ikan cupang, hal utama yang perlu dilakukan adalah kegiatan seleksi induk. Kegiatan seleksi induk ini menentukan ikan cupang yang dihasilkan memiliki kualitas baik atau tidak. Induk ikan cupang yang siap pijah dan memiliki kualitas baik akan menghasilkan benih ikan cupang yang bagus pula.

Sebelum melakukan kegiatan seleksi induk, ada baiknya kita perlu ketahui juga tentang cara merawat induk cupang yang baik.

Pemeliharaan Induk Ikan Cupang

Media pemeliharaan induk ikan cupang memegang peranan penting pada produktivitas induk ikan cupang. Kualitas air media yang kurang sesuai akan berdampak pada kesehatan ikan sehingga produksi sel telur dan sperma juga akan menurun. Beberapa perlakuan dalam memelihara induk ikan cupang antara lain adalah :

1.    Pengelolaan kualitas air pemeliharaan induk ikan cupang antara lain meliputi :

a.    Pengukuran kualitas air

b.    Penambahan daun ketapang

c.     Pengendapan pada tandon air

2.    Pemberian pakan alami pada induk ikan cupang antara lain :

a.    Pemberian pakan menggunakan pakan alami berupa Daphnia sp., cacing sutera dan jentik nyamuk

b.    Pemberian pakan dengan satiasi 100%

c.     Pemberian pakan dua kali sehari

Setelah mengetahui cara memelihara induk ikan cupang yang baik, selanjutnya kita ke materi seleksi induk ikan cupang.

Seleksi Induk Ikan Cupang Siap Pijah

Keberhasilan kegiatan pembenihan ikan cupang diawali dengan pemeliharaan yang baik pada induk ikan dan seleksi yang tepat pada induk yang siap pijah. Adapun ciri- ciri induk siap pijah pada induk ikan cupang antara lain sebagai berikut :

Ciri-ciri jantan :

-       Usia minimal 3 bulan sampai 8 bulan

-       Warna akan lebih terang - Gerakan dan mental lebih agresif

-       Sudah mulai tampak membuat sarang untuk menempatkan telur

Ciri-ciri betina :

-       Usia minimal 3 bulan

-       Bentuk badan telah membulat dan bagian perut buncit setelah diberok

-      Gerakan relatif lebih lambat 

Rabu, 05 Agustus 2020

MENGENAL KEBIASAAN HIDUP IKAN CUPANG

Ikan cupang (Betta sp.) merupakan komoditas ikan hias yang eksotik dengan variasi warna yang cukup banyak. Warna tubuh ikan ini berwarna-warni, sehingga menjadi daya tarik para penggemar dan penghobi untuk mengoleksinya. Warna-warna klasik seperti merah, hijau, biru, abu-abu, dan kombinasinya banyak dijumpai. Selain memiliki keindahan warna dan gerakannya yang elegan, ikan cupang juga memiliki sifat yang agresif sehingga ada juga yang dipelihara untuk diadu.

Ikan cupang (Betta sp.) merupakan ikan yang memiliki banyak bentuk (Polymorphisme), seperti ekor bertipe mahkota/serit (crown tail), ekor setengah bulan/lingkaran (half moon), ekor pendek (plakat) dan ekor tipe lilin/selendang (slayer) dengan sirip panjang dan berwarna-warni. Keindahan bentuk sirip dan warna sangat menentukan nilai estetika dan nilai komersial ikan hias cupang.

Kebiasaan Hidup Ikan Cupang

Ikan cupang biasa hidup di perairan tenang seperti rawa-rawa atau genangan air lainnya. Pada usia muda biasa hidup berkoloni namun ketika memasuki masa dewasa akan soliter terutama untuk cupang jantan. Cupang memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut labirin (labyrinth). Alat pernapasan tambahan ini dipergunakan untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Karena itu, cupang mampu hidup walaupun dalam kondisi kekurangan oksigen terlarut di dalam air dan tanpa aerator.

Ikan cupang biasanya akan memakan zooplankton yang ada diperairan. Ikan cupang jantan merupakan ikan yang bersifat teritorial. Ikan jantan akan menguasai wilayah tertentu sehingga akan agresif jika ada ikan lain memasuki wilayahnya, kecuali ikan cupang betina yang akan kawin. Ikan cupang biasanya akan mulai dewasa secara seksual memasuki umur 3 bulan, namun pada usia tersebut masih dapat tumbuh secara fisik baik ukuran maupun bobot tubuh. habitat hidup di daerah tropis, terutama di benua Asia sampai Afrika. Habitat asalnya berupa perairan dangkal berair jernih dengan temperatur 24-27 0C dengan kisaran pH 6,2 – 7,5 serta tingkat kandungan mineral terlarut dalam air atau kesadahan (hardnees) berkisar 5 – 12 dH.

Reproduksi Ikan Cupang

Saat berkembangbiak, ikan cupang akan membuat dan mengumpulkan busa (Bubblenester) dan akan merawat larva didalam mulutnya (Mouthbreeder). Ikan cupang melakukan pembuahan luar yaitu induk betina akan mengeluarkan sel telur dan jantan akan mengeluarkan sel sperma sehingga terjadi pembuahan. Induk jantan kemudian akan mengambil sel telur yang telah dibuahi dan menempatkannya pada sarang berup busa yang telah dibuat.


Jumat, 19 Juni 2020

MENGENAL IKAN KING COBIA

Saat ini, king kobia merupakan komoditas ikan laut yang sedang naik daun dan terus disosialisasikan kepada para pembudidaya. Teknologi budidaya king kobia telah sukses dikembangkan oleh Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. BBPPL Lampung telah berhasil memproduksi ikan kobia secara massal. Namun sebelum berbicara mengenai kegiatan Budidaya King Kobia, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu ikan king kobia.

Morfologi 

Cobia menyerupai dan berkerabat erat dengan Remora dari famili Echeneidae. Perbedaanya Cobia tidak mempunyai penghisap seperti Remora, badan cobia jauh lebih kuat dan memiliki ekor berbentuk bulan sabit. Cobia memiliki ciri-ciri berwarna hitam, pada bagian dorsalnya berwarna abu-abu, pada bagian lateral dan ventral berwarna putih. Ketika masih muda memiliki ciri-ciri terdapat 2 garis disamping yang berwarna hitam, tetapi dapat menjadi lebih hitam ketika dewasa. Bentuk tubuh seperti silindris dan kepala berbentuk pipih melebar mulut lebar dengan rahang yang lebih sempit, gigi terdapat di dalam rahang di antara lidah dan mulut, ikan cobia mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat serta dapat mencapai ukuran berat 15 kg pada umur 20 bulan

Sebaran dan habitat

Cobia merupakan ikan pelagik yang terdapat di seluruh dunia pada laut dalam dengan suhu tropis (hangat), kecuali di Laut timur. Di laut Atlantik barat, cobia ditemukan dari Nova Scotia selatan sampai ke Argentina, di Laut Atlantik timur dari maroko sampai Afrika Selatan, dan di Pacific barat dari Jepang sampai Australia dan Austria. Cobia menyukai temperatur air antara 20°C- 30°C, berpindah tempat ke selatan yaitu daerah yang perairannya lebih hangat selama musim gugur dan musim dingin kemudian bermigrasi kembali ke daerah utara ketika musim semi.

Sumber Bacaan:

https://www.agrofarm.co.id/2019/11/19782/

http://digilib.unila.ac.id/20515/10/REVISI%20TINPUS.pdf

https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/57253/4/BAB%202%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf

Selasa, 09 Juni 2020

MENGETAHUI MANFAAT IKAN GABUS BAGI TUBUH

Ikan gabus adalah sejenis ikan predator yang hidup di air tawar. Ikan gabus dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 m. Berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular, sehingga dinamai snakehead, dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.

Berbanding terbalik dengan morfologi tubuhnya yang cukup menyeramkan, ternyata ikan gabus memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Protein dalam ikan gabus jumlahnya lebih dari 25% yang merupakan jumlah yang cukup tinggi dibandingkan jenis ikan lainnya. Ikan gabus juga memiliki kandungan albumin yang tinggi. Albumin merupakan protein utama dalam darah yang diproduksi oleh hati. 

Ikan gabus bisa dikonsumsi secara langsung atau pun setelah diekstrak dan dikemas dalam bentuk kapsul. Manfaat ekstrak ikan gabus juga tidak kalah dengan khasiat ikan gabus ketika dikonsumsi secara langsung. Berikut adalah manfaat ekstrak ikan gabus dan manfaat ikan gabus yang sudah banyak terbukti:

1.      Mempercepat penyembuhan luka

Daging ikan gabus banyak mengandung kadar albumin yang sangat tinggi. Perlu Anda ketahui, albumin adalah salah satu jenis protein yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka pada tubuh Anda.

2.      Memelihara otot

Manfaat ikan gabus selanjutnya adalah dapat memelihara otot. Anda tentunya sudah pernah mendengar bahwa protein adalah nutrisi yang sangat penting dalam pembentukan otot. Ikan merupakan salah satu sumber protein terbaik untuk tubuh.

Kandungan protein dalam ikan gabus mengalahkan ayam, daging sapi, dan ikan air tawar dan bahkan beberapa jenis ikan laut. Kandungan protein dalam ikan gabus memang masih di bawah ikan salmon, tapi ikan gabus bisa menjadi pilihan ikan air tawar terbaik untuk memenuhi kebutuhan protein Anda.

3.      Nutrisi untuk pertumbuhan

Manfaat ikan gabus ternyata bisa juga menjadi nutrisi pendukung pertumbuhan. Ikan gabus sangat baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak. Kondisi ini merupakan kondisi di mana tubuh membutuhkan nutrisi ekstrak bagi tubuh untuk membantu proses pertumbuhan. Selain untuk membantu pertumbuhan, ikan gabus juga baik untuk menmenuhi kebutuhan nutrisi untuk lansia.

4.      Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh

Zat albumin juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Jika kondisi cairan dalam tubuh Anda berkurang, maka protein yang masuk ke dalam tubuh akan pecah sehingga tidak dapat berfungsi secara normal. Kandungan normal albumin dalam tubuh mencapai 60%.

5.      Mengatasi hipoalbuminemia

Kekurangan albumin dalam tubuh tidak bisa dianggap sepele karena dapat memicu berbagai masalah lain bagi kesehatan. Gejala hipoalbuminemia antara lain adalah seperti edema, nafsu makan berkurang, diare, mual, hipotens, penyakit kuning, dan masih banyak lagi. Penyebab hipoalbuminemia juga ternyata bermacam-macam mulai dari hipertiroidisme, diabetes, sirosis hati, gagal jantung, hingga penyakit lupus.


Sumber Bacaan :

https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_gabus

https://doktersehat.com/manfaat-ikan-gabus/

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/manfaat-ikan-gabus/

Selasa, 26 Mei 2020

MENGENAL PANCING RAWAI


Pancing jenis Rawai ini merupakan salah satu jenis alat tangkap yang cukup popular dan alat ini sudah banyak Diaplikasikan di beberapa Daerah. Pancing rawai terdiri dari sejumlah mata kail yang dipasangkan pada panjangnya tali yang mendatar. Tali yang mendatar ini merupakan tali utama dari suatu rangkaian pancing rawai. Jenis pancing rawai terdiri dari pancing rawai kolom perairan, dan pancing rawai dasar. Pancing rawai kolam perairan dan pancing rawai dasar masing-masing terdiri dari pancing rawal vertikal dan pancing rawai horizontal.Pancing rawai terdiri dari sejumlah mata kail yang dipasangkan pada panjangnya tali yang mendatar. Tali yang mendatar ini merupakan tali utama dari suatu rangkaian pancing rawai. Jenis pancing rawai terdiri dari pancing rawai kolom perairan, dan pancing rawai dasar. Pancing rawai kolam perairan dan pancing rawai dasar masing-masing terdiri dari pancing rawal vertikal dan pancing rawai horizontal.

Konstruksi pancing


Seperangkat alat rawai mempunyai susunan bagian-bagian dan ukuran sebagai berikut; tali utama ukuran 3-4 mm, panjang 450-500 m, cabang dengan panjang 30 cm s/d 100 cm jarak antara tali cabang 3-4 m. Ukuran mata pancing nomor 7 atau 9 untuk di perairan pantai, dan nomor 4 s/d 1 untuk perairan lepas pantai. Tail pelampung dengan ukuran 20-80 cm, dengan panjang 8 cm. Pada setiap 50 mata pancing dipasang 1 pelampung.

Metode pengoperasian

Metode pengoperasian dari pancing rawai adalah dengan cara menset pancing di perairan, kemudian dibiarkan untuk beberapa lama. Untuk rawai yang dioperasikan siang hari, kapal bersama alat tangkap dibiarkan hanyut, sedangkan untuk yang dioperasikan malam hari, setelah pancing diset, kapal dijangkar.



Jumat, 22 Mei 2020

PRINSIP-PRINSIP PENANGANAN IKAN AGAR TETAP SEGAR


Ikan segar adalah: Ikan yang masih memiliki sifat yang sama dengan ikan hidup. Bau dan rasanya masih segar. Kualitas ikan yang baik artinya kesegaran ikan terjaga, bebas dari pembusukan dan bebas dari kuman/bakteri. Kurang hati-hati dalam proses penanganan ikan, dan kebersihan yang tidak dijaga akan memberikan pengaruh buruk terhadap kualitas ikan.   Ikan yang ditangkap harus diperlakukan sebagai makanan sejak di atas kapal, sehingga faktor kebersihan harus benar-benar diperhatikan. Kualitas ikan yang baik akan memiliki nilai ekonomi yang baik pula, oleh karena banyak industri yang mencari ikan yang segar, terjaga kebersihannya dan bebas dari kuman/bakteri. Ketika ikan mati, jika tidak segera didinginkan dengan es, maka suhu panas akan mempercepat pembusukan, dimana ada bakteri. Selain itu, jika ikan mati tidak langsung didinginkan, akan menyebabkan kadar histamin yang tinggi yang dapat menimbulkan racun dan berbahaya bagi orang yang memakannya.
Penanganan ikan yang baik merupakan keharusan agar mendapatkan jaminan kualitas dan keamanan produk. Untuk mendapatkan kualitas tinggi tersebut diperlukan kedisplinan di dalam penanganan ikan.
Ada 4 prinsip yang harus diperhatikan dalam memperlakukan ikan hasil tangkapan agar tetap sgar yaitu :
1.    CEPAT = Setelah ikan ditangkap segera secepat mungkin disimpan di palka atau  
                     coolbox
2.    HATI-HATI = Gunakan alas diatas permukaan gladak, jangan sampai ikan terbentur 
                           saat dibawa ke palka atau dimasukkan dalam coolbox
3.    DINGIN = Tidak terkena sinar matahari langsung, simpan ikan di palka atau coolbox 
                      dengan es yang cukup, Usahakan suhu pusat tubuh ikan 0-40C
4.    BERSIH = bahan dan alat yang digunakan harus senantiasa bersih dan higienis, 
                       pekerja dalam keadaan bersih dan higienis

Sumber Bacaan :

Sjarif, B., Suwardiyono dan S. D. Gautama. 2012. Penangkapan dan Penanganan Ikan Tuna Segar di Kapal Rawai Tuna. Semarang

DJPT-KKP. 2014. Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan di Kapal Perikanan. Jakarta

Rabu, 20 Mei 2020

MENGENAL ALAT TANGKAP BUBU


Bubu merupakan alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan. Variasi bentuk bubu banyak sekali hampir setiap daerah perikanan mempunyai model bentuk sendiri seperti bentuk sangkar, silinder, gendang, segi tiga memanjang (kubus), dll. Bahan bubu umumnya dari anyaman bambu, secara garis besar bubu terdiri dari bagian-bagian badan, mulut dan pintu.

Bubu termasuk alat perangkap (traps) artinya alat tangkap ini berupa jebakan dan alat tangkap ini sifatnya pasif. Badan bubu berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung, mulut bubu berbentuk seperti corong, merupakan pintu dimana ikan dapat masuk tapi tidak dapat keluar pintu bubu merupakan bagian yaitu tempat pengambilan hasil tangkapan.

Dilihat dari cara operasional penangkapannya bubu dapat dibedakan menjadi 3 golongan :

1.    Bubu dasar (ground fishpot)
Bubu yang daerah operasionalnya ada di dasar perairan. Untuk bubu dasar, ukuran bubu dasar beragam, menurut besar kecilnya yang di buat menurut keperluan. Untuk bubu kecil, biasanya memiliki ukuran panjang 1 m, lebar 50–75 cm, tinggi 25–30 cm. untuk bubu besar bisa meraih ukuran panjang 3, 5 m, lebar 2 m, tinggi 75–100 cm. Hasil tangkapan dengan bubu dasar biasanya terbagi dalam beberapa jenis ikan, udang mutu baik, seperti Kwe (Caranx spp), Baronang (Siganus spp), Kerapu (Epinephelus spp), Kakap (Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor kuning (Caeslo spp), Ikan Kaji (Diagramma spp), Lencam (Lethrinus spp), udang penaeld, udang barong, kepiting, rajungan, dan lain-lain.

2.    Bubu apung (floating fishpot)
Bubu yang dalam operasional penangkapannya diapungkan. Jenis bubu apung tidak sama dengan bubu dasar. Wujud bubu apung ini dapat silindris, dapat pula mirip kurung-kurung atau kantong yang dimaksud sero gantung. Bubu apung dilengkapi dengan pelampung dari bambu atau rakit bambu yang pemakaiannya ada yang ditempatkan pas dibagian atasnya. Hasil tangkapan bubu apung yaitu beberapa jenis ikan pelagik, seperti tembang, japuh, julung-julung, torani, kembung, selar, dan lain-lain. Pengoperasian Bubu apung dilengkapi pelampung dari bambu atau rakit bambu, dilabuh lewat tali panjang serta dikaitkan dengan jangkar. Panjang tali sesuai dengan kedalaman air, biasanya 1, 5 kali dari kedalaman air.

3.    Bubu hanyut (drifting fishpot)
Bubu yang dalam operasional penangkapannya dihanyutkan. Bubu hanyut atau “pakaja“ terhitung bubu ukuran kecil, berupa silindris, panjang 0, 75 m, diameter 0, 4-0, 5 m. Hasil tangkapan bubu tenggelam yaitu ikan torani, ikan terbang (flying fish). Pada saat penangkapan, bubu hanyut ditata dalam kelompok-kelompok yang selanjutnya dirangkaikan dengan kelompok-kelompok berikutnya hingga jumlahnya banyak, antara 20-30 buah, bergantung besar kecil perahu/kapal yang dipakai dalam penangkapan.

Sumber Bacaan :

Kamis, 14 Mei 2020

CARA PENANGANAN IKAN MENGGUNAKAN ES

Secara umum cara yang terbaik untuk mendinginkan ikan adalah dengan menggunakan es, karena es mendinginkan dengan cepat tanpa banyak mempengaruhi keadaan ikan dan dengan biaya yang tidak mahal. Es pada umumnya dibuat dari bahan air tawar tetapi dapat pula dibuat dengan air laut. Berdasarkan bentuknya es dapat dikelompokan menjadi 5 (lima) bentuk antara lain :
1. Es balok (block ice), berupa balok berukuran 12 – 60 kg per balok,
2. Es tabung (tube ice)
3. Es keping tebal (plate ice)
4. Es keping tipis (flake ice)
5. Es halus (slush ice)
Es balok adalah yang paling banyak di produksi dan banyak pula dibutuhkan oleh nelayan, karena murah dan mudah dalam pengangkutannya.
Es curah jika di campur dengan garam dapur mempunyai titik cair jauh di bawah 00C. Es yang bercampur dengan garam ini dapat mendinginkan ikan dengan cepat dan lebih efisien, tetapi menyebabkan ikan agak asin dan beratnya menjadi berkurang. Menilai mutu es yang baik dapat dilihat dari kemurnian dan kejernihan yaitu terlihat padat, bening dan kering (tidak meleleh). Es yang tidak kering menunjukan bahwa suhunya hanya 00C, sedangkan es yang kering suhunya  dapat mencapai -70C. Sedangkan es yang kurang baik adalah tidak padat, berwarna putih terdapat rongga-rongga yang berisi udara atau kotoran lain.
Cara-cara penanganan ikan dalam pendinginan ikan dengan es sangat beragam tergantung pada : ¾ Tempatnya seperti di kapal, tempat pendaratan ikan, tempat pelelangan, pasar ikan, pabrik pengolahan ikan, supermarket, dll. ¾ Jenis ikan ¾ Tujuan pendinginan ¾ Penataan dan perbandingan jumlah ikan dan es didalam peti atau palka Prosedur umum yang dianjurkan dalam penanganan ikan sebelum disimpan ialah ikan terlebih dahulu dibuang isi perut dan insangnya, tetapi bila ikannya berukuran kecil dan dalam jumlah yang banyak maka pada umumnya ikan disimpan dalam keadaan utuh. Pencucian juga dianjurkan untuk membuang kotoran, lendir dan darah. Jika keadaan memungkinkan, air dingin dan bersih yang boleh digunakan untuk mencuci ikan. Hindarkan pencucian ikan dengan air kolam pelabuhan, air sungai dan yang sejenisnya, karena dapat menyebabkan proses mempercepat pembusukan. Faktor yang lain seperti kecepatan penanganan ikan segera didinginkan dilakukan dengan cepat agar suhu ikan dapat segera diturunkan. 
Salah satu contoh untuk mencampur ikan dengan es dalam penyimpanan ialah pertama sekali dengan membuat lapisan es pada dasar wadah peti, kemudian diatasnya diletakan lapisan ikan, begitu seterusnya secara bergantian dan ditutup dengan lapisan es sebagai lapisan teratas. Dan ikan tidak boleh bersinggungan langsung dengan dinding wadah oleh sebab itu antara dinding wadah dengan ikan juga diberikan es.

Selasa, 12 Mei 2020

MENGENAL JARING INSANG (GILL NET)


Jaring insang (Gill net) adalah jaring ikan dengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya dengan perkataan lain. Jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring. Pada bagian atas lembaran jaring dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan pemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu daya apung dari pelampung yang bergerak keatas dan pemberat serta berat jaring yang bergerak kebawah, maka jaring akan terentang.
Jaring insang ada beberapa jenis yaitu jaring insang tetap, jaring insang dasar, jaring insang hanyut, dan jaring insang tiga lapis. sesuai namanya jaring insang permukaan dioperasikan di bagian atas permukaan laut, sedangkan jaring insang dasar dioperasikan pada bagian bawah permukaan laut. Untuk jaring insang tiga lapis jumlah jaring yang dibentangkan ada tiga lapis dimana ukuran mata jaring bagian dalam lebih besar daripada ukuran mata jaring bagian luar. Konstruksi jaring insang ada yang terdiri dari satu lembar jaring, dua lembar jaring, dan ada juga yang terdiri dari tiga lembar jaring. Untuk jaring insang yang konstruksinya hanya terdiri dari satu lembar disebut dengan “Jaring insang satu lembar (Gill net)”, yang konstruksinya terdiri dari dua lembar disebut dengan “Jaring insang dua lembar atau jaring insang lapis dua (Double gill net atau Semi trammel net)” dan untuk yang konstruksinya terdiri dari tiga lembar disebut dengan “ jaring insang tiga lembar (Trammel net) ”.
Pengoperasian jaring insang dilakukan dengan cara menghadang arah renang gerombolan ikan pelagis atau demersal yang menjadi sasaran tangkap sehingga terjerat pada jaring. Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan, pertengahan maupun pada dasar perairan, umumnya untuk menangkap ikan pelagis maupun ikan demersal tergantung jenis jaring insang. Jaring insang dioperasikan secara menetap, dihanyutkan, melingkar maupun terpancang pada permukaan, pertengahan maupun dasar perairan. Jaring insang ada yang satu lapis maupun berlapis. Jaring insang berlapis umumnya dioperasikan pada dasar perairan umumnya menangkap ikan demersal. Berdasarkan konstruksi dari cara pemasangan tali ris, jaring insang dapat dibagi lagi ke dalam empat jenis yaitu :
1.       Pemasangan tali ris atas dan tali ris bawah disambungkan langsung dengan badan jaring,
2.     Pemasangan tali ris atas disambungkan langsung dengan badan jaring, sedangkan tali ris bawah disambungkan dengan badan jaring melalui tali penggantung (hanging twine),
3.    Pemasangan tali ris atas disambungkan dengan badan jaring melalui tali penggantung (hanging twine), sedangkan tali ris bawah disambungkan langsung dengan badan jaring,
4.   Pemasangan tali ris atas dan tali ris bawah disambungkan dengan badan jaring melalui tali penggantung (hanging twine).


Literatur :

Kamis, 23 April 2020

MACAM-MACAM KAPAL PENANGKAP IKAN DI INDONESIA

Kapal Penangkap Ikan adalah kapal yang digunakan untuk mencari ikan termasuk di dalamnya menampung dan mengangkut, menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan. Macam-macam kapal penangkap ikan bisa diklasifikasikan berdasarkan pada jenis alat tangkap yang di gunakannnya.
1.    Kapal Purse seine
Kapal іnі dalam operasinya menggunakan Purse Seine (Pukat Cincin). Cirin dari kapal Purse Sein yaitu adanya alat bantu Power Block pada Kapal Modern dan adanya alat bantu garden pada kapal purse sein tradisional. Untuk Power Block Berfungsi Menarik Jaring Purse seine dan posisi nya berada di belakang atau buritan kapal. Untuk Fungsi Gardan adalah menarik Tali Ris Bawah pada alat tangkap Purse seine .Peralatan dаrі kapai іnі terdiri dаrі takal derek уаng dilengkapi dеngаn net drum untuk menarik dan mengangkat jaring kе аtаѕ geladak dan winch untuk operasi penebaran dan penarikan jaring.

2.    Kapal gillnet
Kapal іnі mengoperasikan alat tangkap jaring insang (gill net) termasuk trammel net. Kapal-kapal berukuran kecil mempunyai ruang kemudi dі bagian haluan atau buritan; ѕеdаngkаn kapal ukuran sedang, menggunakan alat tangkap jarring insang hanyut dalam jumlah besar dan dilengkapi net hauler, posisi anjungan bіаѕаnуа terletak dі buritan


3.    Kapal longline
Seperti namanya kapal ini di buat dengan fungsi untuk menangkap ikan dengan alat tangkap long line. Besarnya kapal longline berkisar dari 30 GT- ratusan GT. Kapal ini di desain untuk lautan besar dan menangkap ikan jenis tuna. Kapal Jenis long line biasanya di beri alat bantu penangkapan ikan berupa Branch maki, Line hauler dan line arranger. Dan jenis Kapal penangkap Ikan long line ini biasanya membutuhkan keseimbangan kapal dari pada kecepatan ataupun tenaga kapal.

4.    Kapal pole and line
Kapal Pole and Line adalah kapal yang menggunakan alat tangkap pole and line atau huhate. Jenis kapal penangkap ini cenderung lebar di lambung kapal. Karena di lambung kapal di gunakan untuk abk duduk memancing. Untuk Jenis Kapal Pole and line selain lambung yang melebar lambung juga cenderung bertipe V karena kapal ini membutuhkan kecepatan dalam hal untuk mengejar gerombolan ikan perenang cepat.

5.    Kapal Bubu
Termasuk dalam bentuk kapal іnі аdаlаh kapal уаng menggunakan pond net, fyke net, stow net dann berbagai jenis perangkap lain. Pada perahu terbuka, ruang kemudi ditempatkan dі bagian haluan. Pada kapal kecil уаng bergetadak, ruang kemudi berada dі buritan atau anjungan, ѕеdаngkаn palka ikan berada dі tengah.



6.    Kapal Pancing Ulur (Hand Line)
Pancing Ulur dioperasikan dеngаn perahu, atau kapal-kapal kecil lainnya. Alat tangkap іnі dараt ditebar dan ditarik secara manual atau secara mekanis. Jіkа digunakan rel mekanis komponen іnі diikatkan pada lambung kapal