Pages - Menu

Senin, 03 Desember 2012

PENGOLAHAN GARAM


Garam merupakan Pelengkap dari kebutuhan bahan pangan & non pangan. Pada saat kebutuhan akan garam meningkat. Sementara itu Kualitas garam tradisional belum memenuhi standar mutu garam industri.
Garam alami mengandung traces MgCl2, , MgSO4, MgBr2. Ada dua kelompok garam yang dikenal oleh masyarakat yaitu garam konsumsi & garam industri. Perbedaan antara garam industri dan garam konsumsi yaitu terdapat pada jumlah kandungan unsur yang ada di dalamnya. Secara terperinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Perbedaan kandungan senyawa antara garam konsumsi dan garam industri
Keterangan
Garam
konsumsi
Garam
industri
NaCl  
95 %
> 97,5 %
Sulfat  
2 %
< 0,5 %
Magnesium
2 %
< 0,3 %
Kalsium
2 %
< 0,2 %
Kotoran lain  
1 %
-
Kadar air  
7 %
3 – 5 %
Sumber : EKO SUSANTO – FPIK UNIVERSITAS DIPONEGORO, 2010

Dalam mengolah air laut menjadi garam, kita harus mengetahui dahulu komposisi atau kandungan unsur-unsur yang terdapat dalam air laut.

Tabel 2. Tingkat kepekatan & senyawa terendapkan dari air laut
Tingkat kepekatan (oBe)
Giliran
mengkristal/mengendap
3,00 – 16,00
17,00 – 27,00
26,25 – 35,00
27,00 – 35,00
28,50 – 35,00
Lumpur/pasir/Fe2O3/CaCO3
Gips (kalsium sulfat)
Natrium Klorida
Garam magnesium
Natrium Bromida
Sumber : EKO SUSANTO – FPIK UNIVERSITAS DIPONEGORO, 2010


Dalam pembuatan garam yang bermutu, kita harus mengetahui beberapa kriteria lokasi meliputi :
• Letak terhadap permukaan laut
• Topografi (tidak miring)
• Sifat fisis tanah

Peminihan                   tanah liat
Meja-meja                   campuran pasir & tanah liat
• Gangguan kehidupan (tanaman & binatang)
• Gangguan bencana alam
Setelah mengetahui kriteria wilayah, baru kita bisa melakukan proses penggaraman. Tahapan-tahapan dalam melakukan penggaraman dimulai dari :
• Pengeringan lahan
• Pengolahan air peminihan
• Pengolahan air tanah
• Proses kristalisasi
• Proses pungutan
• Proses pencucian

Gambar 1. diagram alur proses pembuatan garam.

Tahapan-tahapan dalam proses pencucian garam
• Proses pencucian awal
• Proses pencucian kedua
• Tahapan pemisahan
• Tahapan proses lanjutan
Gambar 2. Proses pencucian garam.

Keterangan gambar :
I II III                : bak sisrkulasi pencuci terbuat dari beton
1,2,3                : bak penampungan yg berisi garam yg bercampur air pencuci terbuat dari beton.
A                      : alat penghalus garam
B1, B2, B3       : talang pencucian (15-30o)
C                     : pipa pencucian garam terbuat dari pipa paralon
D                     : pompa sirkulasi air pencuci
E                      : Saluran pembuangan air pencuci

Yodisasi garam
Yang dimaksud dengan Yodisasi garam adalah memberikan & menambahkan larutan iodium (KIO3) ke dalam garam dg perbandingan tertentu.
Cara pemberian larutan iodium (KIO3) dapat dilakukan melalui 2 prosedur yaitu :

Ø  Drip feeding system (perendaman)

Persyaratan air: air laut / tawar yg bersih

ü  Persyaratan bahan KIO3:
ü  Food grade
ü  Kandungan 90%
ü  Ukuran 100 mesh
ü  Logam berat : Nihil (Pb, H, Zn, Cu, As)

Tabel 3. Perbandingan antara garam, iodium dan air laut

40 ppm
50 ppm
80 ppm

Garam
25 ton
20 ton
15 ton

KIO3
1 kg
1 kg
1 kg

Air laut
25 L
20 L
15 L

   Keterangan : perbandingan garam dan air laut adalah 1:1, sementara
    iodium yang digunakan sama yaitu 1 kg.


 Ø  Spray mixing system (penyemprotan)

 Gambar 3. Proses pemberian iodium dengan cara (penyemprotan)

Faktor yang mempengaruhi produksi garam
• Air laut (kadar garam, kontaminasi air)
• Keadaan cuaca (musim, kecepatan angin, suhu udara).
• Tanah (porositas tanah & kec. perembesan)
• Pengaruh air (pengaturan aliran, kepekatan air tua)
• Cara pengutan garam (sistem portugis & maduris)
• Air bittern (mengandung Mg)

 Tabel 4. Kualitas garam beserta kandungan NaCl dan air
Kualitas
Kandungan NaCl
Kandungan kadar
air
Kualitas I
NaCl > 98%
Kandungan air
maksimum 4 %
Kualitas II

94,4 % < NaCl< 98 %
Kandungan air
maksimum 5 %
Kualitas III
NaCl < 94 %
Kandungan air > 5 %

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 03 Desember 2012

PENGOLAHAN GARAM


Garam merupakan Pelengkap dari kebutuhan bahan pangan & non pangan. Pada saat kebutuhan akan garam meningkat. Sementara itu Kualitas garam tradisional belum memenuhi standar mutu garam industri.
Garam alami mengandung traces MgCl2, , MgSO4, MgBr2. Ada dua kelompok garam yang dikenal oleh masyarakat yaitu garam konsumsi & garam industri. Perbedaan antara garam industri dan garam konsumsi yaitu terdapat pada jumlah kandungan unsur yang ada di dalamnya. Secara terperinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Perbedaan kandungan senyawa antara garam konsumsi dan garam industri
Keterangan
Garam
konsumsi
Garam
industri
NaCl  
95 %
> 97,5 %
Sulfat  
2 %
< 0,5 %
Magnesium
2 %
< 0,3 %
Kalsium
2 %
< 0,2 %
Kotoran lain  
1 %
-
Kadar air  
7 %
3 – 5 %
Sumber : EKO SUSANTO – FPIK UNIVERSITAS DIPONEGORO, 2010

Dalam mengolah air laut menjadi garam, kita harus mengetahui dahulu komposisi atau kandungan unsur-unsur yang terdapat dalam air laut.

Tabel 2. Tingkat kepekatan & senyawa terendapkan dari air laut
Tingkat kepekatan (oBe)
Giliran
mengkristal/mengendap
3,00 – 16,00
17,00 – 27,00
26,25 – 35,00
27,00 – 35,00
28,50 – 35,00
Lumpur/pasir/Fe2O3/CaCO3
Gips (kalsium sulfat)
Natrium Klorida
Garam magnesium
Natrium Bromida
Sumber : EKO SUSANTO – FPIK UNIVERSITAS DIPONEGORO, 2010


Dalam pembuatan garam yang bermutu, kita harus mengetahui beberapa kriteria lokasi meliputi :
• Letak terhadap permukaan laut
• Topografi (tidak miring)
• Sifat fisis tanah

Peminihan                   tanah liat
Meja-meja                   campuran pasir & tanah liat
• Gangguan kehidupan (tanaman & binatang)
• Gangguan bencana alam
Setelah mengetahui kriteria wilayah, baru kita bisa melakukan proses penggaraman. Tahapan-tahapan dalam melakukan penggaraman dimulai dari :
• Pengeringan lahan
• Pengolahan air peminihan
• Pengolahan air tanah
• Proses kristalisasi
• Proses pungutan
• Proses pencucian

Gambar 1. diagram alur proses pembuatan garam.

Tahapan-tahapan dalam proses pencucian garam
• Proses pencucian awal
• Proses pencucian kedua
• Tahapan pemisahan
• Tahapan proses lanjutan
Gambar 2. Proses pencucian garam.

Keterangan gambar :
I II III                : bak sisrkulasi pencuci terbuat dari beton
1,2,3                : bak penampungan yg berisi garam yg bercampur air pencuci terbuat dari beton.
A                      : alat penghalus garam
B1, B2, B3       : talang pencucian (15-30o)
C                     : pipa pencucian garam terbuat dari pipa paralon
D                     : pompa sirkulasi air pencuci
E                      : Saluran pembuangan air pencuci

Yodisasi garam
Yang dimaksud dengan Yodisasi garam adalah memberikan & menambahkan larutan iodium (KIO3) ke dalam garam dg perbandingan tertentu.
Cara pemberian larutan iodium (KIO3) dapat dilakukan melalui 2 prosedur yaitu :

Ø  Drip feeding system (perendaman)

Persyaratan air: air laut / tawar yg bersih

ü  Persyaratan bahan KIO3:
ü  Food grade
ü  Kandungan 90%
ü  Ukuran 100 mesh
ü  Logam berat : Nihil (Pb, H, Zn, Cu, As)

Tabel 3. Perbandingan antara garam, iodium dan air laut

40 ppm
50 ppm
80 ppm

Garam
25 ton
20 ton
15 ton

KIO3
1 kg
1 kg
1 kg

Air laut
25 L
20 L
15 L

   Keterangan : perbandingan garam dan air laut adalah 1:1, sementara
    iodium yang digunakan sama yaitu 1 kg.


 Ø  Spray mixing system (penyemprotan)

 Gambar 3. Proses pemberian iodium dengan cara (penyemprotan)

Faktor yang mempengaruhi produksi garam
• Air laut (kadar garam, kontaminasi air)
• Keadaan cuaca (musim, kecepatan angin, suhu udara).
• Tanah (porositas tanah & kec. perembesan)
• Pengaruh air (pengaturan aliran, kepekatan air tua)
• Cara pengutan garam (sistem portugis & maduris)
• Air bittern (mengandung Mg)

 Tabel 4. Kualitas garam beserta kandungan NaCl dan air
Kualitas
Kandungan NaCl
Kandungan kadar
air
Kualitas I
NaCl > 98%
Kandungan air
maksimum 4 %
Kualitas II

94,4 % < NaCl< 98 %
Kandungan air
maksimum 5 %
Kualitas III
NaCl < 94 %
Kandungan air > 5 %

Tidak ada komentar:

Posting Komentar