Garam merupakan Pelengkap dari
kebutuhan bahan pangan & non pangan. Pada saat kebutuhan akan garam
meningkat. Sementara itu Kualitas garam tradisional belum memenuhi standar mutu
garam industri.
Garam alami mengandung traces MgCl2, , MgSO4, MgBr2. Ada
dua kelompok garam yang dikenal oleh masyarakat yaitu garam konsumsi &
garam industri. Perbedaan antara garam industri dan garam konsumsi yaitu
terdapat pada jumlah kandungan unsur yang ada di dalamnya. Secara terperinci
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Perbedaan kandungan senyawa antara garam
konsumsi dan garam industri
Keterangan
|
Garam
konsumsi
|
Garam
industri
|
NaCl
|
95 %
|
> 97,5 %
|
Sulfat
|
2 %
|
< 0,5 %
|
Magnesium
|
2 %
|
< 0,3 %
|
Kalsium
|
2 %
|
< 0,2 %
|
Kotoran lain
|
1 %
|
-
|
Kadar air
|
7 %
|
3 – 5 %
|
Sumber :
EKO SUSANTO – FPIK UNIVERSITAS DIPONEGORO, 2010
Dalam mengolah air laut menjadi garam,
kita harus mengetahui dahulu komposisi atau kandungan unsur-unsur yang terdapat
dalam air laut.
Tabel 2. Tingkat kepekatan & senyawa terendapkan dari
air laut
Tingkat
kepekatan (oBe)
|
Giliran
mengkristal/mengendap
|
17,00 –
27,00
26,25 –
35,00
27,00 –
35,00
28,50 –
35,00
|
Lumpur/pasir/Fe2O3/CaCO3
Gips (kalsium sulfat)
Natrium Klorida
Garam magnesium
Natrium Bromida
|
Sumber :
EKO SUSANTO – FPIK UNIVERSITAS DIPONEGORO, 2010
Dalam pembuatan garam yang bermutu,
kita harus mengetahui beberapa kriteria lokasi meliputi :
• Letak terhadap permukaan laut
• Topografi (tidak miring)
• Sifat fisis tanah
Meja-meja campuran
pasir & tanah liat
• Gangguan kehidupan (tanaman & binatang)
• Gangguan bencana alam
Setelah mengetahui kriteria wilayah,
baru kita bisa melakukan proses penggaraman. Tahapan-tahapan dalam melakukan
penggaraman dimulai dari :
• Pengeringan lahan
• Pengolahan air peminihan
• Pengolahan air tanah
• Proses kristalisasi
• Proses pungutan
• Proses pencucian
Gambar 1.
diagram alur proses pembuatan garam.
Tahapan-tahapan dalam proses pencucian
garam
• Proses pencucian awal
• Proses pencucian kedua
• Tahapan pemisahan
• Tahapan proses lanjutan
Gambar 2.
Proses pencucian garam.
Keterangan gambar :
I II III : bak sisrkulasi pencuci terbuat dari beton
1,2,3 :
bak penampungan yg berisi garam yg bercampur air pencuci terbuat dari beton.
A :
alat penghalus garam
B1, B2, B3 : talang pencucian (15-30o)
C :
pipa pencucian garam terbuat dari pipa paralon
D :
pompa sirkulasi air pencuci
E :
Saluran pembuangan air pencuci
Yodisasi
garam
Yang dimaksud dengan Yodisasi garam
adalah memberikan & menambahkan larutan iodium (KIO3) ke dalam garam dg perbandingan
tertentu.
Cara pemberian larutan iodium (KIO3)
dapat dilakukan melalui 2 prosedur yaitu :
Ø
Drip
feeding system (perendaman)
Persyaratan
air: air laut / tawar yg bersih
ü
Persyaratan
bahan KIO3:
ü
Food
grade
ü
Kandungan
90%
ü
Ukuran
100 mesh
ü
Logam
berat : Nihil (Pb, H, Zn, Cu, As)
Tabel
3. Perbandingan antara garam, iodium dan air laut
40 ppm
|
50 ppm
|
80 ppm
|
|
Garam
|
25 ton
|
20 ton
|
15 ton
|
KIO3
|
1 kg
|
1 kg
|
1 kg
|
Air laut
|
25 L
|
20 L
|
15 L
|
Keterangan : perbandingan garam dan air laut
adalah 1:1, sementara
iodium
yang digunakan sama yaitu 1 kg.
Ø
Spray
mixing system (penyemprotan)
Gambar 3.
Proses pemberian iodium dengan cara (penyemprotan)
Faktor
yang mempengaruhi produksi garam
• Air
laut (kadar garam, kontaminasi air)
•
Keadaan cuaca (musim, kecepatan angin, suhu udara).
•
Tanah (porositas tanah & kec. perembesan)
•
Pengaruh air (pengaturan aliran, kepekatan air tua)
• Cara
pengutan garam (sistem portugis & maduris)
• Air
bittern (mengandung Mg)
Tabel 4. Kualitas
garam beserta kandungan NaCl dan air
Kualitas
|
Kandungan
NaCl
|
Kandungan
kadar
air
|
Kualitas I
|
NaCl >
98%
|
Kandungan air
maksimum 4 %
|
Kualitas II
|
94,4 %
< NaCl< 98 %
|
Kandungan air
maksimum 5 %
|
Kualitas III
|
NaCl <
94 %
|
Kandungan air > 5 %
|