Pages - Menu

Selasa, 25 Juli 2017

Teknik Mempersiapkan Kolam Pemijahan Ikan Gurame

Pemijahan ikan gurame adalah kegiatan menyatukan induk jantan yang sudah matang kelamin dan betina yang sudah matang gonad ke dalam satu kolam. Dengan disatukan keduanya, maka akan terjadi pemijahan. Pemijahan ikan gurame terjadi dengan sendirinya, atau dengan kata lain, ikan gurame akan memijah secara alami, bukan secara buatan.
Agar terjadi pemijahan, maka harus dilakukan persiapan kolam. Pada prinsipnya persiapan kolam pemijahan sama dengan kolam pemeliharaan induk, baik kontruksi, ukuran dan persyaratan lainnya. Hanya satu perbedaannya, yaitu pada kolam pemijahan diberi bahan pembuat sarang.
a. Mempersiapkan sarang
Telah diketahui bahwa ikan gurame dalam melakukan pemijahan selalu membangun sarang terlebih dahulu. Oleh karena itu, kita perlu menyediakan tempat dan bahan-bahan yang diperlukannya untuk membuat sarang. Biasanya para pembenih menyediakan sarana-sarana yang dibutuhkan induk gurame antara lain pembuatan kerangka sarang.
Kerangka sarang dipergunakan oleh induk ikan gurame sebagai tempat merajut sarangnya. Bahan yang biasanya digunakan untuk kerangka sarang adalah ranting-ranting pohon atau anyaman bambu berbentuk kerucut. di daerah Jawa Barat anyaman bambu tersebut dikenal dengan nama sosog atau pengki. Selain berupa kerangka bambu atau ranting pohon, para pembenih sering pula membuat lubang-lubang berbentuk bulat di sisi-sisi pematang. lingkaran mulut lubang atau sosog antara 30-40 cm dan dalamnya 35 cm.

b. Perawatan kolam
Perawatan kolam dilakukan dalam rangka penyehatan kondisi kolam serta mengembalikan fungsi kolam sebagai wahana untuk menampung dan mengatur bahan-bahan atau substansi yang dibutuhkan seperti air, ikan dan zat hara. Langkah-langkah untuk tujuan tersebut, antara lain:
  1. Pematang atau tanggul yang bocor/rusak harus diperbaiki dengan jalan pemadatan atau menambal pematang yang bocor dengan tanah liat. Tindakan ini sekaligus untuk memusnahkan sarang hama yang terdapat di sekitar pematang.
  2. Sarana pengairan seperti bak pengendapan, saringan atau pipa-pipa yang telah rusak diperbaiki atau diganti dengan yang baru agar air dan volume air dapat terkendali.
  3. Lumpur di dasar kolam yang terlalu tebal dibuang dan dikeringkan di terik matahari sampai retak-retak kecil agar dasar kolam menjadi hangat dan sehat.
  4. Dasar kolam yang tidak dapat dikeringkan karena sistem pembuangan yang buruk harus ditaburi kapur 100-200 gr/m2. Pemberian kapur selain untuk menaikkan pH tanah juga untuk membunuh bibit-bibit parasit yang terdapat di dasar kolam.
  5. Kedalaman kolam harus diperbaiki agar memenuhi persyaratan yakni bagian yang terendam air antara 60-100 cm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 25 Juli 2017

Teknik Mempersiapkan Kolam Pemijahan Ikan Gurame

Pemijahan ikan gurame adalah kegiatan menyatukan induk jantan yang sudah matang kelamin dan betina yang sudah matang gonad ke dalam satu kolam. Dengan disatukan keduanya, maka akan terjadi pemijahan. Pemijahan ikan gurame terjadi dengan sendirinya, atau dengan kata lain, ikan gurame akan memijah secara alami, bukan secara buatan.
Agar terjadi pemijahan, maka harus dilakukan persiapan kolam. Pada prinsipnya persiapan kolam pemijahan sama dengan kolam pemeliharaan induk, baik kontruksi, ukuran dan persyaratan lainnya. Hanya satu perbedaannya, yaitu pada kolam pemijahan diberi bahan pembuat sarang.
a. Mempersiapkan sarang
Telah diketahui bahwa ikan gurame dalam melakukan pemijahan selalu membangun sarang terlebih dahulu. Oleh karena itu, kita perlu menyediakan tempat dan bahan-bahan yang diperlukannya untuk membuat sarang. Biasanya para pembenih menyediakan sarana-sarana yang dibutuhkan induk gurame antara lain pembuatan kerangka sarang.
Kerangka sarang dipergunakan oleh induk ikan gurame sebagai tempat merajut sarangnya. Bahan yang biasanya digunakan untuk kerangka sarang adalah ranting-ranting pohon atau anyaman bambu berbentuk kerucut. di daerah Jawa Barat anyaman bambu tersebut dikenal dengan nama sosog atau pengki. Selain berupa kerangka bambu atau ranting pohon, para pembenih sering pula membuat lubang-lubang berbentuk bulat di sisi-sisi pematang. lingkaran mulut lubang atau sosog antara 30-40 cm dan dalamnya 35 cm.

b. Perawatan kolam
Perawatan kolam dilakukan dalam rangka penyehatan kondisi kolam serta mengembalikan fungsi kolam sebagai wahana untuk menampung dan mengatur bahan-bahan atau substansi yang dibutuhkan seperti air, ikan dan zat hara. Langkah-langkah untuk tujuan tersebut, antara lain:
  1. Pematang atau tanggul yang bocor/rusak harus diperbaiki dengan jalan pemadatan atau menambal pematang yang bocor dengan tanah liat. Tindakan ini sekaligus untuk memusnahkan sarang hama yang terdapat di sekitar pematang.
  2. Sarana pengairan seperti bak pengendapan, saringan atau pipa-pipa yang telah rusak diperbaiki atau diganti dengan yang baru agar air dan volume air dapat terkendali.
  3. Lumpur di dasar kolam yang terlalu tebal dibuang dan dikeringkan di terik matahari sampai retak-retak kecil agar dasar kolam menjadi hangat dan sehat.
  4. Dasar kolam yang tidak dapat dikeringkan karena sistem pembuangan yang buruk harus ditaburi kapur 100-200 gr/m2. Pemberian kapur selain untuk menaikkan pH tanah juga untuk membunuh bibit-bibit parasit yang terdapat di dasar kolam.
  5. Kedalaman kolam harus diperbaiki agar memenuhi persyaratan yakni bagian yang terendam air antara 60-100 cm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar