Pages - Menu

Minggu, 29 Desember 2019

ANCAMAN SUMBERDAYA LAUT AKIBAT ULAH MANUSIA

Ekosistem laut yang terdiri dari ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu karang akhir-akhir ini mengalami ancaman kerusakan yang sebagian besar akibat ulah manusia.  Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan pesatnya kegiatan pembangunan di pesisir bagi berbagai kebutuhan seperti pemukiman, perikanan, dan pelabuhan, menyebabkan besarnya tekanan ekologis terhadap ekosistem dan sumber daya pesisir semakin meningkat pula.
Terdapat 3 ancaman utama terhadap sumber daya laut, yaitu:
1.            Sedimentasi dan pencemaran

Sedimentasi adalah proses penumpukan zat hara atau proses pelumpuran. Pencemaran adalah kondisi dimana suatu perairan atau tempat mendapatkan masukan zat yang berbahaya atau tidak dapat ditolerir oleh lingkungan tersebut dalam jumlah yang berlebih.
Sedimentasi dan pencemaran bisa terjadi  karena meningkatnya jumlah penduduk dan adanya kebutuhan akan lahan menyebabkan manusia mulai membuka lahan bahkan di daerah hulu dan hilir sungai.  Penebangan pohon-pohon di sepanjang aliran sungai membuat lumpur dan kotoran tidak dapat tersaring baik.  Pembukaan lahan untuk pertanian menyebabkan banyaknya zat hara atau limbah pertanian yang terbawa aliran sungai.  Selain lumpur dan zat hara berlebih yang mengandung nitrogen dan fosfor (eutrofikasi), banyak juga sampah organik dan anorganik dari kegiatan rumah tangga yang dibuang ke laut dan jumlah sulit dikontrol.
Sumber pencemaran lainnya adalah kegiatan pertambangan. Pertambangan emas yang menggunakan air raksa dalam proses pengikatan bijih emas dapat menyebabkan pencemaran air raksa di perairan.  Air raksa merupakan sumber pencemaran yang berbahaya, karena kandungannya terakumulasi dalam tubuh hewan yang mengkonsumsi atau memanfaatkan perairan yang tercemar air raksa.  Limbah hasil tambang berupa lumpur, tanah, batuan yang mengandung sianida juga mengandung timah, nikel, kadmium, dan khrom.  Jika limbah-limbah ini dibuang ke laut dalam jumlah besar, akanlah sangat berbahaya bagi ekosistem pesisir dan lautan.

2.            Degradasi Habitat
Degradasi adalah proses penurunan kualitas.  Jadi degradasi habitat adalah proses penurunan kualitas habitat/tempat tinggal mahluk hidup tertentu.  Erosi pantai merupakan kondisi dimana suatu habitat telah terdegradasi.  Erosi pantai dapat dilihat dari penurunan garis pantai.  Erosi pantai terjadi karena proses alami dan tidak alami.  Proses alami terjadi karena adanya arus, angin, hujan, gelombang.
Proses tidak alami terjadi karena kegiatan manusia untuk membuka lahan hutan mangrove, dan penambangan terumbu karang untuk kepentingan kontruksi jalan dan bangunan.  Kegiatan tersebut bisa menyebabkan degradasi habitat karena fungsi hutan mangrove dan terumbu karang sebagai pelindung pantai dari hantaman gelombang dan badai telah rusak.
Degradasi terumbu karang terjadi karena kebutuhan manusia untuk mengeksploitasi sumber pangan yaitu ikan-ikan karang, sumber bahan bangunan, produk perdagangan yaitu ikan-ikan hias, anemon, dan soft coral, dan sebagai obyek wisata.  Sumber protein hewani dapat diperoleh dari ikan.  Kebutuhan ini mendorong manusia untuk mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat, yaitu dengan menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan (bom, potas, sianida).  Masuknya zat kimia yang mengendap di permukaan terumbu karang bisa mengakibatkan pemutihan terumbu karang (Coral Bleaching).

3.       Degradasi sumberdaya dan keanekaragaman hayati
Degradasi sumberdaya alam seperti penebangan hutan mangrove, rusaknya terumbu karang, mengakibatkan hewan-hewan yang hidup di daerah tersebut berkurang jenisnya dan lama kelamaan punah.  Hilangnya jenis-jenis hewan atau tumbuhan dalam rantai makanan bisa menyebabkan adanya gangguan pada ekosistem.
Kegiatan reklamasi pantai yang sering dilakukan di wilayah pesisir diperkirakan dapat merubah struktur ekologi komunitas biota laut bahkan dapat menurunkan keanekaragaman hayati perairan.

Literatur :
https://www.rappler.com/indonesia/105872-festival-laut-ancaman-terbesar-terumbu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 29 Desember 2019

ANCAMAN SUMBERDAYA LAUT AKIBAT ULAH MANUSIA

Ekosistem laut yang terdiri dari ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu karang akhir-akhir ini mengalami ancaman kerusakan yang sebagian besar akibat ulah manusia.  Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan pesatnya kegiatan pembangunan di pesisir bagi berbagai kebutuhan seperti pemukiman, perikanan, dan pelabuhan, menyebabkan besarnya tekanan ekologis terhadap ekosistem dan sumber daya pesisir semakin meningkat pula.
Terdapat 3 ancaman utama terhadap sumber daya laut, yaitu:
1.            Sedimentasi dan pencemaran

Sedimentasi adalah proses penumpukan zat hara atau proses pelumpuran. Pencemaran adalah kondisi dimana suatu perairan atau tempat mendapatkan masukan zat yang berbahaya atau tidak dapat ditolerir oleh lingkungan tersebut dalam jumlah yang berlebih.
Sedimentasi dan pencemaran bisa terjadi  karena meningkatnya jumlah penduduk dan adanya kebutuhan akan lahan menyebabkan manusia mulai membuka lahan bahkan di daerah hulu dan hilir sungai.  Penebangan pohon-pohon di sepanjang aliran sungai membuat lumpur dan kotoran tidak dapat tersaring baik.  Pembukaan lahan untuk pertanian menyebabkan banyaknya zat hara atau limbah pertanian yang terbawa aliran sungai.  Selain lumpur dan zat hara berlebih yang mengandung nitrogen dan fosfor (eutrofikasi), banyak juga sampah organik dan anorganik dari kegiatan rumah tangga yang dibuang ke laut dan jumlah sulit dikontrol.
Sumber pencemaran lainnya adalah kegiatan pertambangan. Pertambangan emas yang menggunakan air raksa dalam proses pengikatan bijih emas dapat menyebabkan pencemaran air raksa di perairan.  Air raksa merupakan sumber pencemaran yang berbahaya, karena kandungannya terakumulasi dalam tubuh hewan yang mengkonsumsi atau memanfaatkan perairan yang tercemar air raksa.  Limbah hasil tambang berupa lumpur, tanah, batuan yang mengandung sianida juga mengandung timah, nikel, kadmium, dan khrom.  Jika limbah-limbah ini dibuang ke laut dalam jumlah besar, akanlah sangat berbahaya bagi ekosistem pesisir dan lautan.

2.            Degradasi Habitat
Degradasi adalah proses penurunan kualitas.  Jadi degradasi habitat adalah proses penurunan kualitas habitat/tempat tinggal mahluk hidup tertentu.  Erosi pantai merupakan kondisi dimana suatu habitat telah terdegradasi.  Erosi pantai dapat dilihat dari penurunan garis pantai.  Erosi pantai terjadi karena proses alami dan tidak alami.  Proses alami terjadi karena adanya arus, angin, hujan, gelombang.
Proses tidak alami terjadi karena kegiatan manusia untuk membuka lahan hutan mangrove, dan penambangan terumbu karang untuk kepentingan kontruksi jalan dan bangunan.  Kegiatan tersebut bisa menyebabkan degradasi habitat karena fungsi hutan mangrove dan terumbu karang sebagai pelindung pantai dari hantaman gelombang dan badai telah rusak.
Degradasi terumbu karang terjadi karena kebutuhan manusia untuk mengeksploitasi sumber pangan yaitu ikan-ikan karang, sumber bahan bangunan, produk perdagangan yaitu ikan-ikan hias, anemon, dan soft coral, dan sebagai obyek wisata.  Sumber protein hewani dapat diperoleh dari ikan.  Kebutuhan ini mendorong manusia untuk mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat, yaitu dengan menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan (bom, potas, sianida).  Masuknya zat kimia yang mengendap di permukaan terumbu karang bisa mengakibatkan pemutihan terumbu karang (Coral Bleaching).

3.       Degradasi sumberdaya dan keanekaragaman hayati
Degradasi sumberdaya alam seperti penebangan hutan mangrove, rusaknya terumbu karang, mengakibatkan hewan-hewan yang hidup di daerah tersebut berkurang jenisnya dan lama kelamaan punah.  Hilangnya jenis-jenis hewan atau tumbuhan dalam rantai makanan bisa menyebabkan adanya gangguan pada ekosistem.
Kegiatan reklamasi pantai yang sering dilakukan di wilayah pesisir diperkirakan dapat merubah struktur ekologi komunitas biota laut bahkan dapat menurunkan keanekaragaman hayati perairan.

Literatur :
https://www.rappler.com/indonesia/105872-festival-laut-ancaman-terbesar-terumbu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar