Pages - Menu

Rabu, 19 Oktober 2016

PANCING TONDA




Pancing adalah alat penangkap ikan yang terdiri dari tali dan mata pancing. Umumnya pada mata pancing dipasang umpan, baik umpan buatan maupun umpan alami yang berguna untuk menarik perhatian ikan dan binatang air lainnya (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2009). 
Pancing tonda sendiri dapat diartikan sebagai Pancing yang umumnya tanpa pemberat dan dipasang disekitar permukaan air dan ditarik oleh kapal (Departemen Kelautan dan Perikanan , 2009). Menurut Sudirman dan Mallawa (2004), pancing tonda adalah pancing yang diberi tali panjang dan ditarik oleh perahu atau kapal. Pancing diberi umpan segar atau umpan palsu yang karena pengaruh tarikan, bergerak di dalam air sehingga merangsang ikan buas menyambarnya (Gambar 1). Konstruksi pancing tonda terdiri dari mata pancing (hook), tali pancing, rol penggulung, kili-kili (swivel) dan umpan buatan (Gambar 2) (Sukandar, 2007).

 
Gambar 1. Alat Tangkap Pancing Tonda

                                                    Gambar 2. Umpan Buatan 

a. Mata Pancing (Hook)
Mata Pancing (Hook) terbuat dari bahan baja (galvanis). Mata Pancing (Hook) terdapat tiga mata kail atau disebut mata pancing jangkar. Mata pancing ini merupakan tipe pancing berkait balik. Nama mata pancing ini disebut Treble Straight. Ukuran mata pancing yang digunakan adalah nomor 7 hingga 9
(penomoran menurut Norwegia/Amerika).
b. Tali Pancing
Tali pada pancing tonda terdiri dari tali utama (Main Line), tali cabang (Branch Line). Tali utama yang digunakan adalah ukuran nomor 500 dengan panjang 20 - 25 m. Sedangkan untuk branch line memiliki ukuran nomor 200 - 300 dengan panjang 8 - 10 m. Tali pancing terbuat dari benang senar (PA. Monofilamen).
c. Kili-kili (Swivel)
Kili-kili yang dipakai adalah jenis biasa (terbuat dari baja) dan ukurannya kurang lebih 4 cm. Tipe swivel adalah jenis Borrel swivel.
d. Rol Penggulung Tali Pancing
Rol penggulung yang digunakan dalam pancing tonda terbuat dari kayu. Fungsi rol penggulung adalah untuk menggulung benang senar yang digunakan untuk tali pancing. Dengan penggulung ini tali pancing menjadi rapi dan tidak mudah terpuntal, setelah melakukan setting maupun setelah hauling.
e. Umpan 
Umpan pada pancing tonda terbuat dari bahan kain sutra atau kain warna, pipa katembat dan benang jahit. Benang sutra atau kain warna yang paling banyak digunakan sebagai umpan berwarna merah (panjang 10 - 12 cm) dan perak (panjang 5 - 7 cm). Pipa katembat memiliki panjang kurang lebih 0,4 - 0,5 cm digunakan untuk menempelkan benang sutra dengan bantuan benang jahit. Selain untuk melekatkan benang-benang juga berfungsi untuk menempatkan umpan berada diatas mata pancing saat operasi, yaitu dengan cara memasukkan benang senar kedalam lubang pipa katembat sebelum benang senar terpasang pada mata pancing (Hook).

Sumber Bacaan :
Sudirman dan A. Mallawa. (2004). Teknik Penangkapan Ikan. PT. Rineka Cipta.

Sukandar. (2007).  Konstruksi  dan  Pengoperasian  Alat  Tangkap Pancing (Sekocian) Di Perairan Sendang Biru Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur. LPPTK (Laboratorium Pemetaan dan Perancangan Teknologi Kelautan) Gd.D Lt 2 Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 19 Oktober 2016

PANCING TONDA




Pancing adalah alat penangkap ikan yang terdiri dari tali dan mata pancing. Umumnya pada mata pancing dipasang umpan, baik umpan buatan maupun umpan alami yang berguna untuk menarik perhatian ikan dan binatang air lainnya (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2009). 
Pancing tonda sendiri dapat diartikan sebagai Pancing yang umumnya tanpa pemberat dan dipasang disekitar permukaan air dan ditarik oleh kapal (Departemen Kelautan dan Perikanan , 2009). Menurut Sudirman dan Mallawa (2004), pancing tonda adalah pancing yang diberi tali panjang dan ditarik oleh perahu atau kapal. Pancing diberi umpan segar atau umpan palsu yang karena pengaruh tarikan, bergerak di dalam air sehingga merangsang ikan buas menyambarnya (Gambar 1). Konstruksi pancing tonda terdiri dari mata pancing (hook), tali pancing, rol penggulung, kili-kili (swivel) dan umpan buatan (Gambar 2) (Sukandar, 2007).

 
Gambar 1. Alat Tangkap Pancing Tonda

                                                    Gambar 2. Umpan Buatan 

a. Mata Pancing (Hook)
Mata Pancing (Hook) terbuat dari bahan baja (galvanis). Mata Pancing (Hook) terdapat tiga mata kail atau disebut mata pancing jangkar. Mata pancing ini merupakan tipe pancing berkait balik. Nama mata pancing ini disebut Treble Straight. Ukuran mata pancing yang digunakan adalah nomor 7 hingga 9
(penomoran menurut Norwegia/Amerika).
b. Tali Pancing
Tali pada pancing tonda terdiri dari tali utama (Main Line), tali cabang (Branch Line). Tali utama yang digunakan adalah ukuran nomor 500 dengan panjang 20 - 25 m. Sedangkan untuk branch line memiliki ukuran nomor 200 - 300 dengan panjang 8 - 10 m. Tali pancing terbuat dari benang senar (PA. Monofilamen).
c. Kili-kili (Swivel)
Kili-kili yang dipakai adalah jenis biasa (terbuat dari baja) dan ukurannya kurang lebih 4 cm. Tipe swivel adalah jenis Borrel swivel.
d. Rol Penggulung Tali Pancing
Rol penggulung yang digunakan dalam pancing tonda terbuat dari kayu. Fungsi rol penggulung adalah untuk menggulung benang senar yang digunakan untuk tali pancing. Dengan penggulung ini tali pancing menjadi rapi dan tidak mudah terpuntal, setelah melakukan setting maupun setelah hauling.
e. Umpan 
Umpan pada pancing tonda terbuat dari bahan kain sutra atau kain warna, pipa katembat dan benang jahit. Benang sutra atau kain warna yang paling banyak digunakan sebagai umpan berwarna merah (panjang 10 - 12 cm) dan perak (panjang 5 - 7 cm). Pipa katembat memiliki panjang kurang lebih 0,4 - 0,5 cm digunakan untuk menempelkan benang sutra dengan bantuan benang jahit. Selain untuk melekatkan benang-benang juga berfungsi untuk menempatkan umpan berada diatas mata pancing saat operasi, yaitu dengan cara memasukkan benang senar kedalam lubang pipa katembat sebelum benang senar terpasang pada mata pancing (Hook).

Sumber Bacaan :
Sudirman dan A. Mallawa. (2004). Teknik Penangkapan Ikan. PT. Rineka Cipta.

Sukandar. (2007).  Konstruksi  dan  Pengoperasian  Alat  Tangkap Pancing (Sekocian) Di Perairan Sendang Biru Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur. LPPTK (Laboratorium Pemetaan dan Perancangan Teknologi Kelautan) Gd.D Lt 2 Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar