Pages - Menu

Senin, 17 April 2017

CARA MEMILIH BIBIT RUMPUT LAUT BERKUALITAS BAIK

Pemilian bibit merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam melakukan kegiatan budidaya. Kualitas bibit dapat menentukan apakah budidaya dapat berhasil atau tidak. Mengingat kualitas bibit merupakan hal yang sangat penting, maka dalam melakukan pemilihan bibit khususnya ruput laut, ada beberapa cara pemilihan bibit yang baik diantaranya sebagai berikut :
  1.    Bibit diperoleh dari hasil reproduksi rumput laut.
Di  alam, rumput  laut  jenis  Eucheuma spp  diambil  dari  daerah  pantai terumbu karang (reef). Rumput laut ini banyak melekat pada substrat yang selalu terendam air berupa karang mati, karang hidup, batu gumping dan cangkang moluska. Pada pengambilan rumput laut hasil budidaya, jenis Eucheuma spp dan Gracilaria spp telah dipelihara selama 6-8 minggu dengan berat 500 - 600 gr/individu.
  2.    Berasal dari satu jenis rumput laut (monospesies).
Perbedaan jenis tanaman rumput laut menyebabkan perbedaan kandungan
pada masing-masing jenis tanaman tersebut, seperti pada masing-masing
jenis
Eucheuma spp mempunyai kandungan klorofil dan karoten yang berbeda   yang   menyebabkan   kandungan   sulfur   E.   muricatum   (E. .symosum), E. cottonii dan E. serra berbeda yakni 6,1% : 9,5% : 9%.
  3.    Bibit tanaman tampak dari thallusnya yang masih muda, bersih dan segar.
Bibit tanaman rumput laut yang masih muda terdiri dari sel dan jaringan muda. Bibit yang bersih, bebas dari lumpur/tanah, organisme penempel dan kotoran lain. Bibit yang segar tampak dari thallusnya yang keras dengan wama yang cerah.
  4.    Tidak terdapat gejala serangan hama penyakit.
Serangan hama penyakit terhadap rumput laut dapat terlihat dari bercak
putih dan luka pada thallusnya. Serangan hama penyakit dapat disebabkan
oleh ikan herbivora, bulu babi (Echinotrix spp), landak laut (Diadema spp)
dan penyu.
Dalam pemilihan bibit jenis Eucheuma spp dan Gracilaria spp, ada beberapa ciri-ciri umum yang dapat membantu membedakannya dari jenis tanaman rumput laut lain.
Ciri - ciri umum jenis Eucheuma spp adalah :

a.      Thallus (kerangka tubuh tanaman) bulat silindris atau gepeng)
b.      Berwama merah, merah coklat dan hijau kuning,
c.      Bercabang berselang tidak teratur, dichotomous atau trikhotomous.
d.      Memiliki benjolan-benjolan (blunt nodule) dan duri-duri atau spines.
e.      Substansi thallus "gelatmus" dan/atau "kartilagenus" (lunak seperti tulang rawan).
f.       Termasuk dalam alga merah.
Ciri - ciri umum jenis Gracilaria spp adalah :










a. Thallus berbentuk silindris atau gepeng dengan percabangan, mulai dari yang sederhana sampai pada yang rumit dan rimbun.
b.     Diatas percabangan umummya bentuk thalli agak mengecil.
c.      Warna thallus beragam, mulai dari wama hijau coklat, merah, pirang dan merah coklat.
d.     Substansi thallus menyerupai gel atau lunak seperti tulang rawan.
e.  Termasuk dalam algae merah

Sumber bacaan :
Aslan M. 1998. Budidaya Rumput Laut. Yogyakarta: Kanisius.

Indriani, H., dan E. Sumiarsih. 1999. Budidaya, Pengolahan, dan Pemasaran Rumput Laut, Penebar Swadaya, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 17 April 2017

CARA MEMILIH BIBIT RUMPUT LAUT BERKUALITAS BAIK

Pemilian bibit merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam melakukan kegiatan budidaya. Kualitas bibit dapat menentukan apakah budidaya dapat berhasil atau tidak. Mengingat kualitas bibit merupakan hal yang sangat penting, maka dalam melakukan pemilihan bibit khususnya ruput laut, ada beberapa cara pemilihan bibit yang baik diantaranya sebagai berikut :
  1.    Bibit diperoleh dari hasil reproduksi rumput laut.
Di  alam, rumput  laut  jenis  Eucheuma spp  diambil  dari  daerah  pantai terumbu karang (reef). Rumput laut ini banyak melekat pada substrat yang selalu terendam air berupa karang mati, karang hidup, batu gumping dan cangkang moluska. Pada pengambilan rumput laut hasil budidaya, jenis Eucheuma spp dan Gracilaria spp telah dipelihara selama 6-8 minggu dengan berat 500 - 600 gr/individu.
  2.    Berasal dari satu jenis rumput laut (monospesies).
Perbedaan jenis tanaman rumput laut menyebabkan perbedaan kandungan
pada masing-masing jenis tanaman tersebut, seperti pada masing-masing
jenis
Eucheuma spp mempunyai kandungan klorofil dan karoten yang berbeda   yang   menyebabkan   kandungan   sulfur   E.   muricatum   (E. .symosum), E. cottonii dan E. serra berbeda yakni 6,1% : 9,5% : 9%.
  3.    Bibit tanaman tampak dari thallusnya yang masih muda, bersih dan segar.
Bibit tanaman rumput laut yang masih muda terdiri dari sel dan jaringan muda. Bibit yang bersih, bebas dari lumpur/tanah, organisme penempel dan kotoran lain. Bibit yang segar tampak dari thallusnya yang keras dengan wama yang cerah.
  4.    Tidak terdapat gejala serangan hama penyakit.
Serangan hama penyakit terhadap rumput laut dapat terlihat dari bercak
putih dan luka pada thallusnya. Serangan hama penyakit dapat disebabkan
oleh ikan herbivora, bulu babi (Echinotrix spp), landak laut (Diadema spp)
dan penyu.
Dalam pemilihan bibit jenis Eucheuma spp dan Gracilaria spp, ada beberapa ciri-ciri umum yang dapat membantu membedakannya dari jenis tanaman rumput laut lain.
Ciri - ciri umum jenis Eucheuma spp adalah :

a.      Thallus (kerangka tubuh tanaman) bulat silindris atau gepeng)
b.      Berwama merah, merah coklat dan hijau kuning,
c.      Bercabang berselang tidak teratur, dichotomous atau trikhotomous.
d.      Memiliki benjolan-benjolan (blunt nodule) dan duri-duri atau spines.
e.      Substansi thallus "gelatmus" dan/atau "kartilagenus" (lunak seperti tulang rawan).
f.       Termasuk dalam alga merah.
Ciri - ciri umum jenis Gracilaria spp adalah :










a. Thallus berbentuk silindris atau gepeng dengan percabangan, mulai dari yang sederhana sampai pada yang rumit dan rimbun.
b.     Diatas percabangan umummya bentuk thalli agak mengecil.
c.      Warna thallus beragam, mulai dari wama hijau coklat, merah, pirang dan merah coklat.
d.     Substansi thallus menyerupai gel atau lunak seperti tulang rawan.
e.  Termasuk dalam algae merah

Sumber bacaan :
Aslan M. 1998. Budidaya Rumput Laut. Yogyakarta: Kanisius.

Indriani, H., dan E. Sumiarsih. 1999. Budidaya, Pengolahan, dan Pemasaran Rumput Laut, Penebar Swadaya, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar